Di tempat yang berbeda ada Rafa dkk yang sedang duduk di kantin. Mereka membahas tentang murid baru yang pindah dari luar negeri dan sampai sekarang mereka belum menemui anak baru itu. Mungkin setelah dari sini Ari akan mengajak Rafa dan Al untuk melihat anak baru tersebut.
Suasana kantin begitu sepi karena kelas sepuluh dan sebelas di liburkan tapi tidak dengan kelas dua belas yang harus fokus dengan persiapan ujian Nasional yang akan di lakukan dua hari lagi. Bagi Rafa waktu berjalan dengan begitu cepat, dulu mereka bertiga masih kelas sepuluh dan sekarang mereka tinggal beberapa minggu lagi akan tamat dari sekolah ini yang memiliki seribu kenangan bagi Rafa.
Saat asik bercerita tiba-tiba tatapan Rafa tertuju pada seseorang yang sangat ia kenali postur tubuhnya dan Rafa yakin orang itu adalah Jordan. Dengan cepat Rafa memalingkan wajah Ari untuk melihat orang itu dan seketika mata Ari membulat begitupun dengan Al yang ikut melihat apa yang di lihat oleh kedua sahabatnya.
"Jordan? Itu Jordan 'kan sahabat kita?" Tanya Ari.
"Iya," jawab Rafa.
"Apa jangan-jangan anak baru yang dibahas itu adalah Jordan?" Tanya Al.
"Bisa jadi sih, mending sekarang kita susul Jordan," ucap Ari.
Ia menarik tangan Rafa dan Al lalu berlari mengejar orang itu. Jika itu benar Jordan, Ari sangat-sangat bersyukur karena telah dipertemukan kembali oleh sahabatnya setelah lima bulan berpisah dari mereka semua. Tanpa basa-basi, Ari langsung menghalangi jalan cowok itu.
"Halo Jojo," sapa Ari.
"Kalian?" Beo Jordan.
"Lo kemana aja bangsate? Kita berempat eh maksud gue berlapan nyari lo tapi kita kehilangan informasi yang sangat banyak,"
"Gue ke luar negeri buat hilangin semua kenangan gue sama Vale tapi apa? Semakin gue lupain, kenangan yang lainnya berdatangan,"
Rafa menepuk pundak Jordan dengan pelan. "Tapi bukan dengan cara seperti ini, Jo. Kita tahu Lo terpukul tapi yang lebih terpukul itu Manda, Becca sama Loli tapi apa? Mereka bertiga mencoba untuk mengikhlaskan kepergian Vale untuk selamanya. Mengikhlaskan bukan berarti kita melupakan Vale." Ucap Rafa.
"Gue pindah ke sini karena gue nggak tahan menetap di sana,"
"Kenapa?" Tanya Ari dan Al serempak.
"Di sebelah rumah gue ada cewek cantik yang mukanya persis dengan Vale, kelakuannya juga sama kayak Vale. Jadi itu yang buat gue susah untuk melupakan dia,"
Ari menjentikkan jarinya. "Jangan-jangan itu kembarannya Vale?"
"Bukan! Vale nggak punya kembaran," celetuk Al. Mana mungkin Vale mempunyai kembaran, Al ingat jelas bahwa Vale tidak mempunyai saudara kembar.
"Siapa tahu kayak di film-film, saudaranya yang satu di bawa ke luar negeri terus yang satunya sama keluarganya," ucap Ari.
"Lo kebanyakan nonton sinetron," ujar Al.
"Udah-udah mending kita kembali ke kelas masing-masing," larai Rafa yang di angguki oleh ketiga cowok itu.
****
Bel pelajaran pertama berbunyi membuat Rafa, Ari dan Al mendudukkan tubuh masing-masing di kursi. Hari ini mereka akan belajar tentang biologi membuat Ari ingin sekali keluar dari dalam kelasnya dan beristirahat di UKS namun ia tidak ingin nilainya merah atau kosong di pelajaran biologinya.
Seorang wanita cantik dengan pakaian cokelat-cokelat masuk sambil membawa beberapa map yang berwarna-warni. Di semester ini semua guru akan di tukar dan untungnya kelas Rafa mendapatkan Bu Sarah sebagai guru Biologi. Bu Sarah terkenal akan kepintarannya sebagai guru, semua mata pelajaran ia kuasai termasuk Biologi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Dla nastolatków[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...