Waktu berjalan dengan sangat cepat dan tak terasa bulan ini merupakan bulan persalinan bagi Manda. Rafa selama empat bulan ini sudah menjadi suami yang sigap dan selalu berada di samping Manda. Hari ini Rafa dan yang lainnya akan menghadiri hari kelulusan mereka semua.
Sebenarnya Rafa tidak ingin hadir namun Manda menyakinkan suaminya untuk datang lagian mereka sudah bertanya kepada dokter kandungan bahwa Manda bisa ikut acara kelulusan Rafa. Menurut prediksi Dokter, Manda akan melahirkan dua Minggu lagi namun bisa saja bumil itu melahirkan lebih cepat dari tanggal prediksi.
Pagi ini Manda sedang duduk di taman sambil menemani Arga yang sedang asik bercerita tentang pengalamannya tinggal bersama Vanessa. Yap, Arga selama empat bulan ini memutuskan untuk tinggal di rumah Vanessa sampai Manda lahiran dan semua ini permintaan bocah itu.
"Kak Unti, bang Afa mana?"
"Ke kantor emangnya Arga mau apa?"
"Nggak ada kok, kak Indy belum ada kabar ya?"
Manda menggelengkan kepalanya. "Belum, tapi katanya bunda sih Indy bakal pulang besok."
"Kakak Unti kangen nggak sama kak Vale?"
Setetes butiran bening turun membasahi pipi Manda. "Kangen pakai banget, Ga, di saat hari persalinan kakak tinggal hitungan hari tapi ternyata sahabat yang selalu ada buat kakak pergi duluan padahal dia udah janji bakal nemenin kakak."
"Kakak Unti jangan nangis dong nanti cantiknya hilang, Gaga juga rindu kakak Vale. Kakak Vale selalu sayang aku dan kak Vale juga sangat-sangat baik, kenapa orang yang kita sayangi pergi ninggalin kita duluan ya kak? Pertama mama, kedua kak Vale, dan yang ketiga adalah Papa,"
"Kakak nggak tau mau ngomong apa, Ga, kehilangan orang yang kita sayangi itu sangat-sangat sakit banget. Jujur, sampai sekarang kakak masih ngerasain keberadaan Vale dan semalam juga kakak sempat mimpiin Vale,"
"Oh ya di mimpi kakak, kak Vale bilang apa?" Tanya Arga penasaran.
"Dia bilang kalau kakak harus semangat terus dan dia sampai kapanpun bakal ada di tengah-tengah kita,"
Arga memeluk tubuh Manda dengan sangat erat dan menatap ke arah langit yang terlihat sangat biru. "Tuhan titipkan rindu aku sama kak Unti buat kak Vale." Ucap Rafa.
"Lihat Val, bocah yang sangat-sangat tangguh akhirnya bisa nangis hanya karena diri lo. Sampai kapanpun gue bakal tetap sayang lo meskipun kita udah nggak sealam lagi," ucap Manda.
Di lihatnya ada penjual Sayur, Manda meminta mbak Eni--ART di rumah Manda untuk membeli sayur dan di luar nampak banyak sekali ibu-ibu yang tiap paginya membeli sayur serta bergosip. Tak lama kemudian Manda beranjak dari tempatnya begitupun dengan Rafa dan mereka berjalan masuk ke dalam.
Suara deruman mobil membuat Arga bergegas berlari untuk melihat siapa yang datang dan ternyata yang datang adalah Rafa. Manda melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul setengah sembilan dan suaminya tumben pulang jam segini? Padahal Rafa baru berangkat satu setengah jam yang lalu.
"Kok pulang?" Tanya Manda sambil menyalimi punggung tangan Rafa.
"Aku nggak bisa ninggalin kamu sama Arga,"
"Ada Mbak Eni,"
"I know tapi nggak tahu perasaan aku nggak enak kayak gitu,"
"Perasaan kamu aja,"
Rafa menundukkan kepalanya dan mengelus pelan perut Manda. "Aduh-aduh anak-anak papa ngapain ya di dalam sana?" Tanya Rafa.
"Anak papa lagi makan," jawab Manda membuat Rafa terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...