Rafa dan yang lainnya masih berfoto-foto bersama guru SMA Kartika. Sekitar lima belas menit kemudian mereka pun berjalan ke arah Manda cs yang masih berdiri di dekat tribun. Senyuman manis tercetak jelas di bibir Manda kala melihat piala yang di bawah oleh Jordan dan Ari.
Sedangkan Becca tersenyum lebar menatap Al yang kini berada di hadapannya berbeda dengan Vale yang menyodorkan air mineralnya ke arah Jordan. Begitupun dengan Tasya yang sama halnya dengan Vale. Loli? Ia berpamitan ke mereka semua untuk menghampiri Andre sang kekasih.
Manda menyeka keringat Rafa dan tiba-tiba saja cowok itu mengangkat tubuh Manda dengan sangat tinggi. Manda tak hentinya memberontak namun Rafa tak kunjung menurunkannya malahan ia berputar-putar dan semuanya tak luput dari pandangan bu Sri, Sarah dan yang lainnya.
"RAFA TURUNIN!"
"Nggak mau,"
"RAFA BURUAN! NANTI MEREKA LIHAT!"
"Nggak papa kok mereka lihat kita lagian aku senang banget,"
Manda menggelengkan kepalanya dan ia merasakan sangat pusing saking kencangya Rafa berputar-putar. Bu Sri merasa iri melihat Manda di angkat seperti itu oleh Rafa. Manda lagi dan lagi mencoba untuk turun namun Rafa tak mau menurunkannya sama sekali. Ia merasa malu di tatap seperti itu oleh murid-murid Kartika
Tak lama kemudian Rafa menurunkan Manda dan gadis itu menghela nafasnya lega. Namun mata Manda tertuju pada segerombolan para cewek hits di sekolah ini dan ada yang membuat Manda merasa risih yaitu tatapan salah satu gadis di sana yang sepertinya sangat tak suka melihat Rafa memperlakukannya tadi namun Manda tak memperdulikannya.
"selamat ya, Rafa," ucap Bu Sri
"makasih, Bu,"
Bu Sri mengacungkan kedua jari jempolnya. "ibu bangga sama kalian semua."
Mereka pun bertepuk tangan dan bu Sarah meminta para tim basket untuk berganti baju sedangkan Manda dkk memutuskan untuk menunggu di parkiran saja. Saat menyusuri koridor langkah mereka terhenti kala melihat pisau tergeletak di atas lamtai dengan darah yang masih lengket di pisau itu.
Saat Tasya hendak mengambilnya tiba-tiba saja Manda menepis tangan gadis itu membuat Tasya menaikkan alisnya sebelah. Ia tak mengerti ada apa dengan Manda yang langsung menepis tangannya. Berbeda dengan Vale yang sedari tadi memperhatikan benda tajam itu namun ia tak berani menyentuhnya.
"kenapa Manda?" tanya Tasya
"jangan di sentuh kalau itu pisau bekas bunuh orang gimana?"
"ya nggak gimana-gimana,"
"goblok! Kalau nanti pas di selidiki cap jarinya yang ada lo bakal terseret, untung-untung kalau itu bekas potong daging kalau manusia bisa-bisa lo di tangkap,"
"kalau gue di tangkap tinggal lari aja,"
"semerdeka lo aja deh, Sya," ucap Manda yang sudah tak tahan dengan Tasya.
Mereka pun melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Sekirar setengah jam menunggu akhirnya Rafa cs datang dengan membawa piala hasil kerja keras mereka semua dan tiba-tiba seorang gadis datang dan langsung memeluk lengan Rafa membuat cowok itu terkejut.
Vale yang melihatnya langsung menolehkan kepala Manda ke arah Rafa. Manda mengepal tangannya erat dan matanya memanas kala melihat gadis itu merapikan rambut Rafa yang sangat berantakan padahal Rafa sudah melarangnya. Merasa tak tahan lagi, Manda berjalan ke arah Rafa dengan tangan yang masih di kepal.
"Raga kita udah lama ya nggak ketemu," ucap gadis itu namun Rafa tak menanggapinya
"Raga kok kau diam sih?" tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...