Sore ini seorang gadis cantik sedang joging di sekitaran kompleks rumahnya. Tadi siang Manda menandatangani surat perceraiannya dengan Rafa dan yang membawa surat itu adalah Roby. Gadis itu mendudukkan tubuhnya di sebelah Manda dan ia menjulurkan tangannya ke arah Manda.
Manda yang melihat sebuah tangan di hadapannya seketika ia menolehkan kepalanya dan ia terkejut melihat seorang cowok tampan duduk di sebelahnya dan wajahnya sangat cool tapi lebih cool Rafanya. Manda menaikkan alisnya sebelah sedangkan cowok itu terkekeh kecil melihat tingkah Manda seperti anak kecil.
Cowok itu menarik kembali uluran tangannya saat Manda tak menjabat tangannya tadi. Ia merasa tak asing dengan tampang Manda sepertinya ia pernah melihat Manda tapi ia lupa di mana. Sedangkan Manda memutar bola matanya malas pasti cowok itu salah satu dari ribuan buaya di luaran sana.
"Nama lo pasti Sumiati kan?" Tebak cowok itu
"Bukan lah!" Ketus Manda
"Kalau bukan Sumiati pasti Jumiati,"
"Bukan juga bangsat!"
"Ya terus nama lo siapa? Bangsat nama lo?"
"Lo mau apain nama gue? Mau buatin KTP? Nggak usah! Gue bisa sendiri,"
"Ya nggak sih, gue cuman penasaran aja soalnya dari tadi gue lihat lo lagi banyak masalah,"
"Cenayang lo?"
"Bukan sayang,"
"Sayang, sayang, sayang! Pala lo peang!"
Manda beranjak dari tempatnya dan saat hendak ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba cowok itu menahan tangan Manda membuat ia terkejut dengan perlakuan cowok itu. Dengan cepat Manda menepisnya sebelum menimbulkan fitnah apalagi ibu-ibu di sini suka ghibahin anak orang di tambah lagi Manda baru saja menjabat sebagai janda di bawah umur.
"Apa?" Tanya Manda
"Lo mau kemana?"
"Ke neraka,"
"Dasar cewek galak,"
"Biarin gue galak daripada lo, gila!"
"Ke supermarket yuk," ajaknya tiba-tiba
"Ngapain?" Tanya Manda
"Nemanin gue beli kebutuhan rumah,"
"Ogah! Makanya nikah biar punya istri yang bisa di ajak belanja,"
"Ya udah lo nikah sama gue aja terus kita belanja sama-sama,"
Manda tak menyahuti ucapan cowok itu yang ada nanti dirinya bisa gila jika lama-lama di sini. Ia pun melangkahkan kakinya menuju rumahnya namun saat berada di depan gerbang rumahnya, Manda teringat kalau Vanessa memintanya untuk ke supermarket membeli mie karena sebentar mereka akan membuat mie carbonara bersama-sama.
Perlahan Manda melihat di rumahnya apakah sang bunda ada atau tidak dan ternyata bundanya tak ada. Tanpa basa-basi Manda langsung melanjutkan perjalanannya menuju supermarket yang jaraknya tak terlalu jauh dari kompleksnya. Letak supermarket itu berhimpitan dengan kompleks rumah Rafa.
Sepanjang perjalanan menuju supermarket tak hentinya Manda mendengar musik sambil bersenandung kecil. Kalau sore-sore seperti ini jalanan di ibukota sangat macet mengingat banyak pegawai pulang kerja. Manda tak memperdulikan suara klakson kendaraan yang terpenting ia ke supermarket itu saja.
Setibanya di supermarket Manda menyeka keringatnya lumayan capek juga berjalan sejauh itu. Saat ia mendorong pintu supermarket seketika Manda merasa sejuk dan tak lama kemudian ia mengambil keranjang sambil menyusuri rak-rak cemilan dan mie. Mata gadis itu membulat saat melihat keripik singkong yang sedang diskon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...