Bel pulang berbunyi membuat semua murid berhamburan keluar kelas menuju parkiran begitupun dengan Manda dan yang lainnya. Saat berada di depan gerbang sekolah, Manda serta yang lainnya menatap ke samping yang nampak seorang cowok dengan wajah begitu tampan. Mungkin dia anak pindahan yang ingin bersekolah di sini pikir Manda.
Sekitar lima belas menit menunggu si olaf batu tak kunjung datang membuat Manda tak hentinya mengoceh tak jelas di sebelah Vale. Sedangkan Vale terlihat biasa saja malahan gadis itu memainkan game di ponselnya sambil menemani sang sahabat yang akan pulang ke rumah barunya.
Tak lama kemudian sekitar sepuluh menit, Al datang dengan membawa dua botol minum dingin yang pastinya akan ia berikan ke Vale dan Manda. Tadi Cica dan Loli pamit pulang duluan karena penjemput mereka sudah datang lebih awal dan tersisa hanyalah Manda dan Vale. Di belakang Al ada Rafa, Ari dan Jordan yang berjalan berdampingan.
"Al," panggil Manda
"Apa lo manggil nama gue?"
"Sini dulu,"
Al menghampiri Manda dan seketika gadis itu memeluknya dengan sangat erat sehingga Al terkekeh kecil. Sudah lama ia tak pernah merasakan lagi pelukan Manda. Terakhir mereka seperti ini di saat mereka duduk di bangku kelas dua SMP. Momen inilah yang sangat-sangat Al rindukan namun sayangnya mereka dua terlalu gengsi.
"Gue sayang sama lo," ucap Manda
"Gue juga sangat-sangat sayang sama lo," timpal Al
"Makasih udah mau jadi abang gue,"
"Duh mata gue kok kayak berair gini sih," Ujar Vale sambil mengusap kedua matanya itu
Manda melepaskan pelukannya lalu menoleh ke arah Vale. "Lo mau gue peluk juga?" Tanya Manda
"Jijik gue di peluk sama lo,"
"Dih, sok-sokan jijik malahan situ yang suka meluk gue,"
Vale tersenyum lebar dan memeluk Manda dengan begitu erat dan Manda membalas pelukan Vale. Rafa bersedekap dada dengan mata yang sedang memperhatikan kedua gadis di hadapannya ini.
"Sini peluk mas Ari juga," celetuk Ari, ia pun merentangkan kedua tangannya
"OGAH!" Teriak Manda dan Vale serempak
Ari memutar bola matanya malas lalu ia mendudukkan tubuhnya di kursi dekat pos Satpam. Tiba-tiba Rafa berdehem singkat sambil melirik ke arah arlojinya yang kini menunjukkan pukul setengah empat. Pikirannya tak tenang karena ia selalu memikirkan Sindy dan Arga di rumah hanya berduaan saja.
"Pulang?" Tanya Rafa singkat
"Ya udah ayo pulang,"
Manda menarik tangan Rafa menuju ke parkiran yang jaraknya terbilang begitu dekat dengan Gerbang sekolah.
"MANDA! JANGAN LUPA KIRIMIN GUE JAWABAN LO SEMUANYA!" Teriak Vale dan Manda hanya mengacungkan jari jempolnya
****
Di sepanjang perjalanan pulang Manda tak hentinya berbicara sendiri membuat telinga Rafa panas mendengarnya. Tadi gadis itu menyapa bapak-bapak penjual rujak cingur tak lupa tadi ia melambaikan tangannya mirip seperti anak kecil yang baru keluar dari sangkarnya.
"Rafa," panggil Manda
"Hm?"
"Pas di perempatan jalan lo belok kiri,"
"Ngapain ke pengadilan?" Tanya Rafa
Manda mengernyitkan keningnya heran mendengar ucapan Rafa. "Gue nggak mau ke pengadilan bapak Rafa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafda||Perjodohan
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kenapa lo mau menerima perjodohan ini?" -Amanda- "Sekalipun gue nolak mereka bakal tetap memaksa gue." "Tapi setidaknya mereka tahu kita menolaknya." "gue nggak mau di cap sebagai anak durhaka, kalaupun semuanya terjadi k...