5. Bangkit

1K 97 13
                                    

"Sumpah?!" respon Ria heboh dari sambungan telefon begitu mendengar cerita Kania tentang ucapan Rayhan tadi di sekolah.

Malam ini Kania menceritakan semua keluh kesahnya pada Ria. Menurutnya, walaupun kata-kata yang Ria ucapkan selalu tajam dan tegas tapi Kania tau kalo Ria sangat perhatian dengan caranya.

"Hmm gue mau nangis sumpah," ucap Kania.

"Nangis aja gue dengerin, cepet 6 menit!"

"Kenapa 6 menit?" tanya Kania heran.

"Cepet dari sekarang!"

Bukannya menangis Kania malah tertawa.

"Gila ni orang," ucap Ria yang mendengar Kania tertawa.

"Gak jadi nangis Ri, ngapain juga nangisin dia."

"Nah akhirnya sadar juga lu."

"He'em."

"Ri gue tutup ya, mau tidur hari ini sungguh menguras emosi."

"Iya gue juga, bye."

"Hm bye."

Tut..tut..tut..

Kania meletakkan ponselnya di atas nakas dan mengambil posisi tidur sesuai yang dia ucapkan tadi kalo akan tidur.

"Let's have good day tomorrow."

-*-


Minggu pagi adalah waktu paling enak untuk tetap terlelap walaupun matahari sudah muncul.

Sebenernya itu adalah rencana Kania, tapi sang ibunda tercintanya malah menyuruh Kania untuk membereskan rumah. Mau tak mau dia harus mau jika tidak ingin uang jajannya di potong.

Dengan berat hati Kania mulai menyapu dan mengepel lantai. Setelah selesai Kania berjalan dengan lesu ke arah dapur.

"Bun laper," ucapnya merengek.

"Makan lah."

Kania mencebik kesal. Lalu segera memakan sarapannya. Selesai sarapan Kania menonton TV hingga siang, tanpa mandi tentunya.

Saat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang baru Kania beranjak dari duduknya dan mandi. Saat itu hari mulai panas dan Kania tidak betah karna gerah.

Selesai mandi, Kania sekarang rebahan di kamarnya sembari membaca novel, kegiatan yang paling Kania suka.

Sedang asik membaca novel, sang ibunda mampir ke kamarnya. Yang membuat dia mau tak mau menutup novelnya.

"Kenapa bun?"

"Di panggilin Putri itu kamu, tadi bunda udah suruh langsung masuk ke kamar kamu tapi gak mau."

"Kamu lagi berantem sama dia? Kalo iya cepet di selesain," ucap bunda. Kania mengangguk.

"Bunda suruh ke kamar aku aja, aku males bangunnya," ucap Kania lalu menyengir lebar.

Untung bundanya langsung mengangguk mengiyakan. Kania bersiap dalam hati, semoga dia masih bisa mengontrol emosinya.

Tak lama seseorang masuk ke dalam kamarnya. "Hai Ka!" sapa orang itu yang tak lain adalah Putri.

Kania hanya mengangguk pelan membalas sapaan itu.

"Kenapa?" tanya Kania langsung ke intinya.

"Gue gak maksud buat bohong ke lu apalagi nusuk lu dari belakang. Kita gak tau kan perasaan suka bisa muncul kapan aja sama siapa aja." jelas Putri.

Kania terkekeh. "Dan lu bilang lu suka Regan terus kenapa malah Rayhan yang lu deketin?" tanya Kania sedikit sarkas.

"Gue gak maksud buat deketin Rayhan. Awalnya gue cuma pengen bikin kalian deket tapi maaf," ucap Putri lirih.

"Terserah Put! Apapun itu terserah! Gue mundur." Kania berujar lelah.

"Ka maaf," lirih Putri.

"Iya gue maafin, tapi kasih gue waktu."

"Makasih lu selalu baik sama gue." Putri tersenyum ke arah Kania.

Kania balas anggukan lalu Kania beralih mengambil novelnya dan membacanya dengan tenang.

Keduanya larut dalam keheningan, Kania sibuk dengan novelnya sedangkan Putri melamun entah memikirkan apa.

"Ka maaf sekali lagi. Gue pamit pulang dulu," ucap Putri. Setelah mendapat balasan dari Kania yaitu anggukan kepala, Putri segera keluar dari sana.

Kania menutup novelnya lalu menaruhnya di tempatnya. Setelah itu Kania dengan brutal memukul bantalnya untuk melampiaskan kekesalannya.

"Apa-apaan dia mau bantu buat gue deket sama dia?!"

"Di kata gue gak bisa sendiri apa?!"

"Anj!"

Kania terus bergerutu dengan kesal. Hei siapa yang tidak kesal coba.

Tapi bersyukurnya Kania masih dapat mengontrol ucapannya dan memendam emosinya. Setidaknya itu tidak akan membuat mereka terlalu canggung. Akan aneh jika mereka teman satu bangku lalu tetangga tapi malah canggung. Kania tentu tidak ingin itu terjadi.

Ini hanya tentang laki-laki, masih banyak laki-laki di luar sana. Kania akan segera move on sesuai perkataannya dan melupakan kejadian itu.

Sudah cukup sampai di sini, setelah ini Kania akan bertekad tidak akan mengalah lagi. Sudah cukup selama ini Kania terus mengalah. Mulai sekarang Kania akan berusaha untuk dirinya sendiri dan berkata 'tidak' jika dia tidak ingin seperti apa yang Ria pernah bilang. Dia harus dapat membawa dirinya sendiri di dunia yang keras ini.

"You can do it Ka!"

_______
TBC!!

Regan belum muncul-muncul nih...

Masih mau nunggu Regan munculkan???

Btw jangan lupa komen dan votenya^^


Thank you
And see u
❤️

Laa

-181121-
-18.18-

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang