20. Nginep

983 89 1
                                    

"Dari Regan? Gila banget tuh anak bucinnya." cibir Dewi begitu Kania meletakkan kresek itu di atas kasur, di hadapan Dewi.

Dewi turut membuka isi kresek itu dan menatap Kania takjub. "Dia beliin ini semua buat lu?"

Kania terkekeh, "Bukan, ini buat Putri." Kania duduk di tempatnya tadi.

Dewi langsung menyemburkan tawanya. "Oh salah alamat dong ini, kan rumah Putri di sebelah."

Kania tersenyum kecil. "Dia nganterin gue ini biar bisa ngeliat Putri."

"Cemburu nih mbaknya." Dewi mencoel lengan Kania.

Kania memutar bola mata malas. "Mungkin," balasnya acuh.

"Makan tuh, ambil yang lu suka abis itu sambung yang tadi."

Dewi mengangguk, mengambil salah satu bungkus chiki dan membukanya.

"Gue suka Melvin, tapi kayaknya kok gue mau nyerah aja ya," ucapnya mulai bercerita.

"Kenapa nyerah?"

"Gue rasa kayak yang percuma, gue nunggu dia dari kelas 10 sampe sekarang dia gak suka gue juga. Ya walaupun dia kasih gue respon sih."

"Dia punya masa lalu kali."

"Iya itu yang mau buat gue nyerah aja," ujar Dewi seperti tidak ada beban.

Kadang Kania heran, Dewi itu sangking cueknya sama perasaannya sendiri pun dia cuek.

"Lu sesantai ini patah hati?" tanya Kania heran tapi takjub.

Dewi mengedikkan bahunya acuh dan lanjut mengunyah.

"Tukeran yuk Dew, gue juga pengen santai pas lagi patah hati."

Dewi terkekeh, "Lu santai kok Ka waktu patah hati kemarin, lu bisa kontrol emosi lu setidaknya lebih baik dari kita berlima."

Kania mengangguk menyetujui. "Jadi cuma itu?" tanya Kania di rasa Dewi tidak berujar lagi.

"Gimana sama Regan?" tanya Dewi mengacuhkan pertanyaan Kania.

"Seperti yang lu liat," jawab Kania acuh.

Dewi tersenyum kecil, menatap Kania remeh. "Gue tau hubungan apa yang lu jalanin."

Kania tersentak pelan, membuka minuman dan segera menegaknya sebelum menjawab pertanyaan Dewi.

"Mau gue spill?" tanya Dewi mengejek.

Seharusnya dari awal Kania tahu, Dewi itu punya banyak mata dan kuping. Di antaranya mereka berenam, Dewi itu cuek tapi dia yang paling tahu.

Kania menghela nafas panjang, menatap Dewi sendu.

"Lu tau dari kapan?" tanya Kania.

Dewi tersenyum kecil. "Jadi bener?"

Kania mengerjap, sial dia kejebak!

"Jadi sebenarnya lu gak tau?!" Kania melempar bantal ke arah Dewi yang segera Dewi tangkap.

"Gue sebenernya gak yakin, tapi ngeliat respon lu gue jadi tau," balas Dewi cuek.

Kania mendengus kesal lalu memilih mulai bercerita dari awal. Sedangkan Dewi mendengarkan dengan cuek.

-*-

Dengan baik hati Regan hari ini datang menjemput Kania dengan mobil, sekalian menampung Dewi.

Sebenernya saat subuh tadi Kania sempat menelpon Regan agar membarengi Dewi juga, kasian kalo harus memesan ojol. Selagi Regan bilang tidak masalah maka Kania merasa tenang.

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang