21. Terjamin

968 85 3
                                    


"Pulang yuk!" ajak Dewi.

Pasalnya sejak tadi mereka belum juga pulang, padahal bel pulang sudah berbunyi sejak tadi.

"Nanti dulu nanggung," balas Ria.

Ria, Eva, Kania, dan Laras sedang asik menonton film dari ponsel Ria. Kebetulan Ria baru mengisi paket data, jadi dia mengajak yang lain nonton.

Dewi berdecak. "Gue duluan ya? Nyokap udah nyuruh gue balik soalnya."

"Yo ati-ati Dew," balas Eva tapi matanya tetap fokus menatap layar ponsel Ria.

"Gue duluan Put," ucap Dewi pada Putri yang sibuk dengan ponselnya.

"Yo ti-ati Dew," balas Putri.

Dewi mengangguk dan berjalan keluar kelas.

"Dewi hati-hati!" teriak Kania dan Laras dari dalam kelas.

"Iya!" balas Dewi di luar kelas tanpa menghentikan langkahnya.

"Berisik!" teriak Ria pada Kania dan Laras. Laras dan Kania hanya menyengir lebar karna di tatap tajam oleh Ria.

Dewi terkekeh pelan mendengar teriakan Ria. Dia melanjutkan jalannya dengan mata yang fokus pada ponselnya.

Sekolah sudah cukup sepi, tersisa anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti basket dan cheers yang ada di lapangan indoor.

Melewati lapangan indoor Dewi tersenyum miris begitu anak cheers sedang berlatih. Dia sangat ingin mengikuti ekstrakurikuler itu, namun karna dia takut tinggi membuatnya urung mengikuti kegiatan itu. Lagi pun Dewi sedikit tidak pede dengan penampilannya.

"Dew!" panggil seseorang dari arah lapangan dan berjalan menghampiri Dewi.

Dewi menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke arah orang itu.

"Kenapa?" tanya Dewi pada Melvin, seseorang yang memanggilnya.

"Baru mau pulang?" tanya Melvin.

"Iya," balas Dewi.

"Sama gue yuk?" ajak Melvin.

"Emang udah kelar basketnya?" tanya Dewi. "Gak usah deh gue bisa sendiri kok." tolak Dewi sebelum Melvin sempat berbicara.

"Gue ganti baju dulu. Tunggu sebentar," ucap Melvin dan berlari ke arah lapangan lagi untuk mengambil tasnya.

Dewi tetap berdiam diri di tempatnya mengamati pergerakan Melvin yang kini sedang pamit pada yang lain. Dewi menghela nafas pelan, tidak ada pilihan lain.

Melvin berlari kecil ke arah Dewi. "Tunggu di situ dulu, gue cuman sebentar," ucap Melvin seraya menunjuk bangku yang tersedia di koridor depan kelas.

Dewi mengangguk dan segera duduk. Setelah memastikan Dewi duduk, Melvin langsung berjalan ke ruang ganti untuk anak basket.

"Gue mau move on padahal. Kenapa malah dia begini sih?!" kesal Dewi. Siapa yang gak kesel coba kalo mau move on malah di giniin, kan jadinya baper again.

Sedang menunggu kedatangan Melvin dengan bermain ponsel, Regan berjalan dengan keringat yang bercucuran di wajahnya menghampiri Dewi.

"Kania udah balik?" tanya Regan setelah duduk di sebelah Dewi.

Dewi menggeleng. "Lagi pada nobar di kelas."

Regan menganggukkan kepalanya.

"Ini untuk kak Regan," ucap seseorang membuat Dewi mengalihkan pandangannya dari ponsel untuk menatap orang yang berbicara itu.

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang