11. Helm

1K 91 9
                                    


"Regan lu tau gak sih tindakan yang lu ambil itu berkonsekuensi tinggi?!" ujar Kania dengan kesal.

Langkahnya terbilang sedikit cepat untuk mengejar langkah Regan yang berjalan di depannya.

Mereka sedang berjalan di koridor yang sudah lumayan sepi, karna Kania terus mengulur waktu agar pulang sekolah sedikit telat. Dia malas menjadi bahan tontonan warga sekolah.

Regan hanya mengedikkan bahunya acuh, langkahnya terhenti dan segera menggenggam tangan Kania untuk di gandengnya. Yang membuat langkah Kania kini berada di sebelah Regan.

"Gue serius Gan!" Kania berusaha melepaskan genggaman tangan mereka. Tapi semakin Kania memberontak, semakin kuat juga tangan Regan menggenggam tangan Kania. Dan akhirnya Kania hanya pasrah dari pada tangannya memerah dan lecet.

"Cerewet," ucap Regan.

Mereka sudah tiba di samping motor Regan, Regan memberikan jaketnya untuk di pakai Kania.

Kania menggeleng. "Jaket lu yang kemaren masih di gue, masa ini mau lu kasih ke gue lagi."

"Lu bawa gak?" tanya Regan. Kania menggeleng.

Regan mendengus lalu memakaikan jaketnya pada tubuh Kania. "Gue gak ada helm, pake ini dulu," ucap Regan memasangkan kupluk jaket itu ke kepala Kania.

Kania mengangguk. Setelah itu mereka segera pergi meninggalkan sekolah.

Sebelum mengantar Kania pulang, Regan mampir ke toko helm.

"Ngapain ke sini," tanya Kania heran.

"Nyari kambing. Ya jelas-jelas ini toko helm ya beli helm lah," sewot Regan dan menyentil kening Kania.

Kania mengiris mengelus keningnya yang pasti sekarang sudah berwarna merah.

Regan tidak menghiraukan Kania dan memilih masuk ke dalam lebih dulu, lalu memilih helm yang kelihatannya cocok untuk Kania.

"Yang ini bang satu," ucap Regan memilih salah satu helm dengan warna kalem.

Kania yang baru berjalan akan menyusul Regan tersentak saat Regan sudah selesai dengan urusannya.

Regan mengusap sekilas kening Kania lalu memasangkan gadis itu helm yang baru di belinya.

"Gan apa ini gak berlebihan banget untuk hubungan kita yang fake?" tanya Kania sembari mencoba menjauhkan wajahnya yang dekat dengan jarak wajah Regan.

Regan tidak menjawab pertanyaan Kania dan sibuk mengaitkan helm untuk Kania hingga bunyi 'klik'. Setelah siap dia menepuk dua kali helm yang di pakai Kania. "Bulet banget muka lu pake helm gini," ucap Regan terbahak.

Kania memasang ekspresi datar dan langsung melayangkan satu tabokan keras pada lengan Regan.

"Bacot lu ayam."

Regan terkekeh pelan dan menghentikan tawanya lalu menatap Kania penuh. "Ututu sini bulet ku yuk kita pulang," ucap Regan dengan nada seperti menenangkan anak kecil yang menangis.

Kania mencubit lengan Regan gemas. "Bangcat u," ucap Kania kesal.

Regan menggeplak helm Kania pelan. "Masih kecil omongannya di jaga," ucap Regan galak.

"Cepet ih Regan ayok pulang! Panas!" rengek Kania.

Ingat mereka masih berada di pinggir jalan sejak tadi.

Regan mengangguk, naik ke atas motornya dan mulai memakai helmnya lalu menyuruh Kania agar lekas naik.

Setelah Kania sudah aman, Regan segera melajukan motornya menuju rumah Kania.

Sampai di rumah Kania, Kania segera melepaskan jaket dan helm yang di berikan Regan.

Dengan senang hati Regan terima, Regan memakai jaketnya lalu menempatkan helm yang di belinya tadi di tangki motornya.

"Bisa?" tanya Kania ke arah helm yang Regan letakkan, takutnya jatuh kan sayang baru beli masa nanti sudah rusak.

"Bisa," balas Regan.

"Gue balik, besok gue jemput aja," ucap Regan lagi.

"Gak usah, itu berlebihan banget kali." tolak Kania.

"Biar bener-bener kerasa real di mata orang-orang Ka," balas Regan.

"Lu nyari kesempatan kan?" todong Kania.

"Sekalian bikin masa SMA gue bucin dikit lah," balas Regan lalu mencolek dagu Kania.

Kania menabok helm yang masih Regan pakai. "Dih males banget di bucinin lu," sarkasnya.

"Gue ganteng Ka, tega banget lu nolak gue. 2 kali loh Ka!" tekan Regan menunjukan ke dua jarinya di depan muka Kania.

Dengan kasar Kania menepis tangan Regan dari hadapannya. "Balik sana lu."

"Nanti dulu, liat belakang lu ada si Putri. Cepet akting!" kata Regan.

Kania berdecak malas. "Biasa aja gak usah berlebihan," balas Kania cuek.

Regan dengan gemas mengacak rambut Kania dengan sedikit bertenaga.

"Hai," sapa Putri pada mereka berdua.

Kania langsung menepis tangan Regan,  lalu menatap Putri dan tersenyum membalas sapaannya.

"Mau kemana Put?" tanya Regan.

Regan menarik lengan Kania pelan agar mendekat ke arahnya yang masih anteng duduk di atas motor.

"Mau ke indojanuari," balas Putri dan tersenyum paksa melihat bagaimana Regan merapihkan rambut Kania.

Indojanuari kebetulan terdapat di depan jalan raya. Yang mana kalau berjalan dapat menghabiskan waktu sekitar 3 menit. Memang rumah Kania dan Putri dekat dengan jalan jadi enak untuk pergi ke depan hanya dengan berjalan kaki.

"Oh," balas Regan.

Lalu setelah selesai merapihkan rambut Kania dan mencolek pipi Kania yang berisi, Regan pamit untuk pulang.

Kania hanya mengangguk acuh, Kania lalu menatap Regan yang sekarang sudah mulai menyalakan mesin motornya.

Menunggu Regan akan berkata 'mau bareng ke depan Put'. Tapi sampai Regan membunyikan klakson motornya dan melaju dari sana Kania tidak mendengar kata itu.

Lalu Kania hanya mengedikkan bahu acuh. "Lu beneran pacaran sama Regan ya?" tanya Putri menahan Kania yang ingin masuk ke dalam rumahnya.

Kania tersenyum singkat membalas ucapan Putri lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya. Malas untuk menanggapi lebih. Biarkan saja Putri berpikir sendiri apa hubungannya dan Regan.

______
TBC!!

Gimana dengan part ini?

Btw kalian udah ulangan belum??

Semangat yaaa

See u di part selanjutnya!

Jangan lupa vote dan komennya!!

Thx
❤️

Laa

-021221-
-10.02-

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang