Besok harinya, Kania sudah duduk di jok belakang motor Regan. Keadaan benar-benar seperti semula saat malam tadi Regan benar-benar datang ke rumahnya.
Alhasil Kania tidak dapat menolak Regan lagi. Tentu saja hal itu di tentang Dewi. Karna sejauh ini Dewi yang tau semuanya.
Jika Kania mulai di antar jemput lagi oleh Regan kan Dewi yang rugi jadi harus keluar uang ongkos dan panas-panasan di angkot. Gak enak banget.
Tapi karna sejatinya Kania itu baik kelewat bego jadi dia balik lagi dengan Regan. Katanya sih waktu Dewi marah-marah lewat telepon kemarin malam saat Kania bercerita kalo dia sudah baikan dengan Regan, dia bilang 'manusia kan emang tempatnya salah, jadi gapapa dong kalo di kasih kesempatan kedua'.
Habis lah saat itu kuping Kania karna Dewi langsung ngomel panjang kali lebar dengan penuh cacian. Poor Kania.
Semuanya benar-benar kembali seperti semula. Saat Kania turun dari motor Regan dan menyerahkan helm pada Regan, Regan menerimanya dan turut membenarkan tatanan rambut Kania. Lalu merangkul gadis itu saat berjalan di koridor menuju kelas mereka.
Saat pulang sekolah pun, Regan mengajak Kania jalan atau makan dulu sebelum pulang. Pokoknya benar-benar seperti dulu sebelum Kania menjauh.
Dan seperti sekarang, malam ini Regan menemani Kania belajar melalui video call. Padahal awalnya Regan sudah akan otw ke rumah Kania, tapi Kania tolak. Tentu saja jika ada Regan nanti yang ada dia bukan belajar tapi malah mengobrol panjang lebar dengan Regan. Setelah bernegosiasi akhirnya mereka memilih untuk video call saja.
Hening. Dari tadi Regan hanya memperhatikan Kania membaca atau mengisi soal.
Regan menopangkan kepalanya pada tangannya dan menatap Kania intens dari layar ponselnya.
Walaupun di lihat dari layar ponsel, Kania tetap sedikit gugup jika di perhatikan seintens itu. Rasanya seperti Regan yang berada di sebelahnya.
"Kenapa sih Gan?" ucap Kania akhirnya. Matanya tidak beralih dari buku di tangannya.
"Cantik banget pacar gue."
Kania mendengus mendengar ucapan Regan. Jujur Kania tidak baper sama sekali dengan ucapan Regan. Regan dengan mulut manisnya, dan itu tidak pernah mempan untuk Kania.
"Siapa tuh?" balas Kania.
Mendengar balasan Kania, kali ini Regan yang mendengus.
"Jennie Blackpink!"
Kania tertawa pelan. "Halu!"
"Bodo amat!"
Hening, Kania kembali sibuk dengan bukunya dan Regan yang memperhatikan Kania.
Selang 1 jam, baru Kania menutup bukunya dan menatap ke arah Regan yang sedang fokus bermain game.
Kania tersenyum tipis. "Gan." panggil Kania.
Regan berdehem pelan. "Bentar Yang, bentar lagi selesai."
Kania mengangguk pelan dan memilih menyiapkan buku untuk besok.
Begitu Kania selesai, Regan pun selesai bermain game.
"Udah selesai belajarnya?" tanya Regan.
Kania mengangguk.
"Laper gak?" tanya Regan.
"Hm?"
"Kan habis mikir tuh, pasti laper."
Kania tertawa pelan. "He'em laper nih Gan."
"Mau apa? Sini gue beliin." Ucap Regan antusias.
Kania tersenyum. "Kalo makan martabak malem-malem gini gue bakal gemuk gak?"
"Gak usah diet-dietan ya! Gak bakal gemuk. Gue bawain ke sana sekarang."
Kania tersenyum. "Cepatan ya keburu ngantuk."
Dengan cepat Regan langsung mengambil kunci mobil di atas nakas. "Gue otw." setelah itu panggilan langsung berakhir.
Kania tersenyum dan menutup laptopnya. Regan kalo udah bucin gini suka ngebuat Kania lupa diri.
-*-
Di dalam mobil Regan, Kania sedang asik makan martabak. Sesekali menyuapi Regan yang sedang menjalankan mobilnya.
Mereka makan martabak sambil berkeliling. Sesuai permintaan Kania tadi yang mengambil jatah permintaannya yang masih banyak.
Dengan senang hati langsung Regan laksanakan.
"Mau lagi gak Gan?" tawar Kania menyodorkan potongan martabak berisi kacang ke arah Regan.
Langsung Regan lahap dengan senang hati. "Minum Ka," pinta Regan.
Kania membuka tutup botol air dan menyodorkannya ke arah Regan, meminumkannya.
"Senyum senyum terus, kenapa sih?" tanya Kania heran.
Regan tetap memasangkan senyumnya yang tidak pudar sejak tiba di rumah Kania tadi.
"Seneng gue tuh Ka."
Kania berguman panjang dan lanjut makan lagi.
"Tinggal dua potong, buat gue aja ya."
"Habisin, nanti kalo kurang kita beli lagi."
"Dih mau buat gue gemuk lu?"
"Kenapa enggak coba? Gemoy tau, nanti jadi cubby cubby gitu."
Kania mendelik dan menggeleng tegas. "Gak mau. Ini udah cubby banget tau! Nanti gak ada yang mau sama gue lagi."
Sekarang giliran Regan yang mendelik. "Lu kan udah sama gue! Masih mau cari yang lain lagi? Maruk banget."
Kania terkekeh. "Lu juga sama."
Regan langsung menghela nafas pelan. "Kaaaaa."
Kania tersenyum tipis dan membersihkan tangannya.
"Kenapa?"
"Gak usah mancing deh, gak suka gue."
Kania tergelak kencang. "Iya deh, maaf dong."
Regan berguman panjang dan melajukan mobilnya masuk ke dalam komplek perumahan Kania.
Sampai di depan rumah Kania, Regan menghentikan mesin mobilnya tapi mengunci pintunya agar Kania tidak keluar lebih dulu.
"Buka Gan," ujar Kania setelah melepas seatbeltnya.
"Peluk cium dulu dong Ka, kangen nih."
Kania mendelik. "Siapa lu?"
"Yaudah peluk aja."
Regan langsung merentangkan tangannya dan memajukan badannya merengkuh badan Kania.
"Kangen banget." guman Regan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Kania.
"Ka?"
"Hm?"
"Bales pelukan gue dong!"
Memang sedari tadi Kania tidak membalas pelukan Regan sama sekali.
Kania terkekeh dan membalas pelukan Regan. "Manja."
"Biarin." Regan semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kania dan mengeratkan pelukannya.
Kania tersenyum tipis dan mengusap bahu Regan pelan.
"Gemes banget."
______
TBC!!Gimana dengan part ini??
Semoga suka ya^^
Jangan lupa komen dan vote!!See u
❤️❤️Laa
-020222-
-15.23-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Relationship [END]
Teen Fiction[TIDAK REVISI! MAAF JIKA ADA TYPO] "Mau bikin kenangan di masa putih abu abu gak?" -REGAN2021 °°°°°° Kania, gadis yang lumayan dalam segala hal namun paling ahli dalam hal kemageran itu harus menerima pahitnya kisah cinta yang sudah dia tunggu dari...