Detik, jam terus berputar dan sudah ada sekitar 2 jam yang lalu Putri menghampirinya untuk menjelaskan perihal kemarin.Tapi Kania walau tadi sudah sempat sedikit melupakan dan akan membiarkan saja, tapi tetap saja hatinya sakit. Sakit bukan main.
Dia di tolak dan ditusuk dari belakang oleh gebetan dan sahabat yang paling dia percaya! Siapa yang tidak merasakan sakit?
Kania menatap ke arah pintunya dengan raut wajah super kesal.
"Anjing!"
Kania mengambil boneka pinguin kesayangannya dan dia pukul-pukul manja untuk melampiaskan kekesalannya.
"Seenak jidat banget ngomongnya."
"Gue gak maksud buat ngerebut Rayhan. Dih najisun banget!" Kania berucap menirukan suara Putri yang penuh dengan kelembutan itu.
Lalu dia beralih memeluk boneka pinguin itu dan tidur telentang sembari matanya sibuk menatap ke arah langit-langit kamarnya.
"Emang sih gue gak secantik Putri, gue juga gak setinggi dia."
Kania menghela nafas pelan.
"Tapi masa iya Rayhan mandang fisik banget?!" ucapnya kesal.
Kania mengigit bibirnya keras menahan suaranya yang ingin sekali berteriak dengan kencang.
Tiba-tiba saja air matanya mengalir dengan derasnya. "Hiks hiks Bunda anak mu sedang patah hati."
Kania lalu mengambil bantal untuk menutup mukanya. Meredam suara isak tangisnya di balik bantal.
"Kenapa rasanya sakit banget Bunda?"
Setelah puas menangis Kania melempar bantal yang menutupi mukanya. Dia lalu mengambil posisi duduk dengan sesekali menarik ingusnya yang ingin keluar.
Menghapus air matanya yang membekas di pipinya dengan kasar. Lalu menguncir rambutnya dengan karet yang selalu dia taruh di atas nakas di samping kasurnya.
Berjalan masuk kedalam kamar mandi dan membasuh wajahnya yang sangat memprihatinkan.
"Mending gue mandi sekalian aja deh." Kania menyedot ingusnya. Lalu mengangguk dan memilih untuk mandi. Padahal jam masih menunjukan pukul 15.18.
Tapi ini masih cukup awal, biasanya dia akan mandi pukul 16.45 di hari minggu. Satu setengah jam lebih cepat dari biasanya.
Selesai mandi Kania memilih untuk membereskan kamarnya yang sudah seperti kapal pecah.
"Dahsyat banget ye patah hati tuh," ucap Kania melihat bentuk kamarnya yang sudah tidak karuan.
Selimut yang bertengger di lantai karna dia tendang. Bantal yang dia lempar asal tadi. Lalu juga bantal yang habis dia pukuli hingga kapuknya keluar kemana-mana. Dan boneka pinguinnya yang terlihat tak berdaya di atas lantai.
"Huhu gue baru ganti seprai kemaren," ucap Kania sedikit merengek.
"Bangcut banget!"
Kania mengacak rambutnya frustasi. Memilih segera mengerjakan dari pada terus mendumel tidak jelas. Walaupun saat membereskan dia terus saja mengumpat kesal.
Selesai membereskan dia segera keluar kamar. Menutup pintu dengan pelan dan segera merubah raut mukanya dengan tampang ceria. Benar-benar pintar manipulasi orang-orang.
"Bunda aku laper!" teriak Kania menggelar.
Kania mendengus karna tidak ada yang membalas ucapannya. Dia berjalan ke arah dapur dan tidak menemukan siapa pun. Lalu langkahnya menuju ke arah belakang rumah, masih tidak ada siapapun juga.
Akhirnya Kania melangkah menuju keluar rumah. Disana dia melihat sang Bunda dan Ayahnya yang tengah asik mengobrol sembari meminum teh dan menikmati suasana sore ini yang cukup cerah.
Kania mendengus. Dia iri.
Kania berjalan dengan menghentakkan kakinya, mengundang perhatian kedua orangtuanya.
"Kenapa sayang?" tanya Ayahnya.
Kania memajukan bibirnya ke depan beberapa senti. "Kania laper!" ucapnya merengek.
Bunda Kania menaikkan bahunya cuek dan meminum tehnya santai seolah tidak terganggu dengan mata yang memandangnya tajam.
"Bundaaaaa..."
"Bunda belum masak, sekalian malem aja nanti," balas Bunda cuek.
Kania semakin menghentakkan kakinya kesal. Lalu entah bagaimana dia tiba-tiba menangis.
Ayah langsung panik dan menghampiri putrinya yang kini sudah menangis menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Hiks hiks Kania laper!" ucapnya di sela isak tangisnya.
"Cup cup ya ampun anak Ayah jangan nangis sayang. Bunda langsung masak kok sekarang. Udah ya jangan nangis ya sayang."
Kania tetap terisak pelan lalu berhamburan memeluk sang Ayah. Menangis semakin kencang.
"Ayah aku baru di tolak! Aku gak laper Yah! Hati aku sakit banget!"
Kania benar-benar ingin berteriak demikian. Namun dia tidak bisa, ini masalahnya dan ini konsekuensi yang harus di terima jika menyukai seseorang.
Kania hanya butuh sandaran untuk saat ini. Dia butuh seseorang yang memeluknya, mengusap bahu dan punggungnya untuk menenangkan.
Dan hari ini dia dapatkan, dari cinta pertamanya, cinta pertama anak perempuan, ayahnya.
Bunda Kania menatap ke dua orang yang dia sayangi itu dengan senyum tipis.
Bangkit dari duduknya dan mulai memasak untuk buah hatinya yang menangis karna lapar.
Seorang ibu pasti tau apa yang membuat anaknya khawatir. Begitu pun Bunda Kania yang sekarang sedang sibuk di dapur. Dia tau Kania menangis bukan karna lapar.
Tapi nanti akan dia tanyakan, atau menyuruh Kania agar bercerita padanya bila keadaan dia sudah lebih baik.
Tak perlu memasak sesuatu yang banyak karna hanya untuk Kania dan nanti malam pun dia pasti akan makan lagi dan masak lagi untuk makan malam. Nasi goreng dengan tambahan telur mata sapi sudah siap untuk Kania makan.
Bunda segera membawa piring berisi nasi goreng plus telur mata sapi dan air putih untuk Kania yang masih menangis di depan teras.
"Bunda masakin nasi goreng. Di makan," ucap Bunda dan meletakkan nasi itu di meja yang ada di teras.
Kania mengangguk pelan dan segera duduk lalu memakan nasi itu dengan sesekali menyedot ingusnya.
Bunda mengambil tisu yang ada dalam rumah dan memberikannya pada Kania.
Dengan segera langsung Kania terima dan mengelap ingusnya lalu lanjut makan lagi.
Bunda dan Ayah Kania yang melihat putrinya sudah berhenti menangis dan makan dengan lahap menampilkan senyum kecil.
"Anak Ayah masih kecil ternyata," ucap Ayah Kania yang di angguki Bunda sedangkan Kania mendengus. Lalu mereka tertawa bersama.
"Makasih Ayah, Bunda. Kania jadi lupa gimana rasanya sakit patah hati itu," ucap Kania dalam hati.
_______
TBC!!Gimana sama part ini??
Semoga suka ya^^
Jangan lupa komen dan votenya
Terimakasih
Dan
Sampai bertemu lagi
❤️Laa
-231121-
-10.00-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Relationship [END]
Teen Fiction[TIDAK REVISI! MAAF JIKA ADA TYPO] "Mau bikin kenangan di masa putih abu abu gak?" -REGAN2021 °°°°°° Kania, gadis yang lumayan dalam segala hal namun paling ahli dalam hal kemageran itu harus menerima pahitnya kisah cinta yang sudah dia tunggu dari...