50. "I Love You Too, Regan"

1K 78 14
                                    

Kania mengetuk pintu kamar di depannya dengan pelan.

"Masuk!"

Begitu mendengar suara orang dari dalam yang mempersilahkannya masuk, Kania membuka pintu kamar itu dan menutupnya kembali setelah masuk.

"Lama banget heran! Pake sok-sokan ketuk pintu segala lagi, biasanya juga langsung nyelonong masuk." cibir Ria, si pemilik kamar.

Kania menyengir dan mengambil duduk di atas karpet tepat di sebelah Eva.

Mereka sedang berkumpul sebelum besok Kania dan Dewi pergi Jogja dan Eva yang besok ke Malang, lalu Putri dan Laras yang besok akan ke Bandung. Sedangkan Ria akan tetap di Jakarta.

"Cie besok pada minggat." Ujar Laras.

"Kuliah kita, bukan minggat." balas Dewi.

"Heh lu pada! Sering-sering main ke sini lu, kalo kagak gue teror lu pada!" ujar Ria galak.

"Siap kanjeng Ratu!" balas kelimanya serempak.

"Eh nih, gue kasih oleh-oleh buat di jalan." Ria bangkit dari rebahannya, mengambil sesuatu di meja belajarnya lalu membagikannya pada kelima sahabatnya.

"Dih buat apaan ini?" tanya Dewi.

"Biar gak mabok lu pada, kena ac dikitkan lu pada langsung masuk angin, muntah-muntah." sarkas Ria.

"Makasih loh, bermanfaat banget ini," cibir Eva.

Kania tertawa melihat Eva yang memasukkan antangin anak dan 2 koyo-pemberian Ria ke dalam tasnya dengan kasar.

Setelah puas mengobrol dan mendapat ceramah dadakan dari Ria, tepat pukul 5 sore kita semua berpamitan pulang. Harus siap-siap untuk besok.

Kania berjalan ke arah mobil Regan yang terparkir di depan gang rumah Ria dengan ceria.

Tok tok

Kania mengetuk pelan kaca mobil Regan sebelum membukanya.

"Udah lama?" tanya Kania begitu duduk dengan nyaman di jok depan sebelah Regan.

"Lumayan," balasnya.

Kania segera memasang seatbelt dan Regan yang langsung menjalankan mobilnya.

"Pulang dulu?" tanya Regan. Sesuai janji mereka kemarin malam, keduanya akan menghabiskan waktu malam ini berdua.

"Iya, gue mandi dulu. Gapapa kan?"

"Gapapa lah, bau asem nih lu gak mandi."

"Sialan." umpat Kania pelan.

"Heh mulutnya! Minta di cium."

"Cium dong Gan." tantang Kania.

"Heh!" Regan menatap Kania tajam sedangkan yang di tatap terbahak kencang.

-*-

Kania mengeratkan pelukannya di pinggang Regan karna cuaca yang semakin dingin.

Regan sempat mengganti mobilnya dengan motor begitu mengantar Kania pulang untuk mandi. Katanya sih ingin menikmati malam ini naik motor berdua.

"Dingin?" tanya Regan mengelus tangan Kania di perutnya. Sekarang mereka sedang berhenti karna lampu merah.

"Lumayan, padahal udah pake sweater sama jaket loh ini."

"Mau nyari yang anget?"

"Apa?"

"Wedang gitu mungkin? Atau gak jagung bakar enak tuh."

"Terserah aja sih, kalo ada ayok beli."

"Siap!"

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang