37. Ngiler gue tampol!

679 66 1
                                    

Vote dulu yuk sebelum membaca^^

Thank you and..

Happy Reading~~

_____

Sesuai dengan permintaan Regan tadi. Di sinilah Kania, menumpukan kedua tangannya pada pembatas balkon dan menatap ke arah lapangan dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.

Kania memang tidak turun ke tribun ikut dengan yang lain. Di sana pasti panas dan gerah. Dari atas sini saja dia sudah dapat merasakan gerah karna berdesakan dengan teman sekelasnya yang juga ingin ikut menonton.

Katanya perdana Kenzo ikut main padahal biasanya saat Kenzo tidak bermain, anak kelas tidak ada yang menonton atau hanya sekilas saja menonton.

Bisa di simpulkan kalo mereka nonton karna Kenzo ikut bermain. Tapi pasti hanya di babak awal saja mereka menonton.

"Itu mereka ngapain sih? Kok gak cepet main."

"Ngantri sembako." Sewot Kania.

Sudah tau mereka sedang akan bermain bola masih saja bertanya, dasar Eva.

"Santai kali Ka, gue kan gak paham."

Kania berdehem jutek membalas perkataan Eva lalu kembali fokus menatap lapangan.

"Itu si Gio kenapa kayak orang cacingan sih, lari-lari gak jelas bukannya ngejar bola kayak yang lain." guman Eva.

Nah mungkin ini salah satu faktor kenapa anak kelas tidak begitu excited menonton waktu kelas mereka di tantang main bola. Ya karna akan seperti ini, gak jelas.

Walau gak jelas gitu, karna kelas kita ada Rayhan si anak emas di futsal makanya selalu menang. Jadi tergantung nanti Rayhan saja udah.

"Si Gio bukannya main yang bener. Itu juga si Justin malah ikut-ikutan jaipongan sama Arion. Udahlah gak beres ini mah." Ria berdecak dan memilih masuk ke dalam kelas. Sudah tidak ingin menonton lagi. Terlalu prik.

"Tinggal nunggu Rayhan aja gimana, ini mah yang lain jadi bebannya si Rayhan. Kasian bener si Rayhan, udah mana kecil nanggung beban lagi."

Anak perempuan kelas A3 yang menonton dari balkon seketika langsung tertawa mendengar ucapan Maya yang kelewat bener.

"Ya elah May, jangan jujur kenapa sih," ucap Dewi.

"Udah deh males gue nonton lagi, pada tebar pesona doang." Laras masuk ke dalam kelas menyusul Ria.

"Cuy! Nonton film atau drakor aja yuk! Anna bawa laptop tuh terus nanti pake lcd juga biar mantap dari pada nontonin si Gio sama Justin goyang ngebor." ajak Dian.

"Udah nanti juga paling menang di gol sama Rayhan, yok masuk yok!!" Maya lalu masuk ke dalam dengan Anna.

"Masuk gak nih?" tanya Dewi pada Eva dan Kania yang masih menonton.

"Nanti dulu deh, nunggu sampe babak ini kelar." Balas Eva.

"Yaudah."

Setelah babak satu selesai dengan skor yang seinget Dewi adalah 2-1, kelas mereka mendapat poin 2. Lalu mereka menyusul masuk ke dalam kelas.

"Nonton apa nih bestie?" tanya Eva dan mengambil duduk di bangkunya.

"Pacar gue." balas Dian.

Kania dan Dewi langsung berlagak ingin muntah yang langsung dapat lemparan pulpen oleh Dian.

"Itu mah jodoh gue," balas Laras.

"Ngimpi! Bangun lu semua!" sentak Ria.

"Ya elah Ri, halu tuh indah." Ucap Maya.

"Indah kelas S3?" tanya Eva.

Yang lain menoleh ke arah Eva dengan tatapan datar.

"Apasih? Prik anjir." Kata Laras menusuk.

Kania terkekeh pelan melihat wajah Eva yang memelas.

"Coba lagi Va kalo mau ngelawak." Dewi menepuk bahu Eva prihatin.

Mereka kembali menonton drama korea yang dibintangi oleh Cha Eunwoo yang membuat kaum hawa berlomba-lomba untuk menjadi pacar halunya.

Kania menyenderkan kepalanya di pundak Dewi yang duduk di sebelahnya. Dia mengantuk.

"Masih pagi elah Ka, jangan tidur." Dewi menggoyangkan bahunya pelan.

"Ngantuk Dew, semalem gue tidur malem."

"Makanya jangan gadang!"

"Hm." Kania lanjut menyelam ke alam mimpi. Doakan saja semoga Kania tidak ngiler di seragam Dewi.

"Ka ngiler gue tampol lu!"

"Hm."

Setelah satu episode selesai bertepatan juga dengan anak kelas yang kembali setelah bermain bola.

Kalian tau kan gimana baunya?

Dari awal yang terasa adem tiba-tiba saat mereka yang dari luar masuk, panas, gerah, dan pengap langsung terasa. Apalagi mereka sangat berisik menganggu ketenangan dalam menghayati menonton drama.

Dan karena itu pula Kania terbangun dari tidurnya. Dia mengusap wajahnya dan menetralkan penglihatannya.

Setelah di rasa nyawanya sudah terkumpul, dia menoleh ke arah sekitar yang sudah ramai anak kelas.

"Gak ngiler kan lu?" todong Dewi.

Kania menggeleng. "Gue gak suka ngiler ya kalo tidur!"

"Iya deh." Dewi lalu menegakkan tubuhnya. Sepertinya pegal karna Kania bersender membuat dia tidak bergerak sedikit pun. Apalagi Kania tidur kurang lebih setengah jam.

"Ri bagi minum dong." Kania menyolek bahu Ria.

Ria langsung menyerahkan botol tanpa menoleh sepertinya sekarang dia sedang fokus menonton film. Kali ini bukan drama lagi tapi film bioskop.

Regan mendorong bangku dan menempatkan di samping bangku Kania.

Kania menoleh ke arah Regan setelah mengembalikan minum Ria.

"Kenapa?" tanya Kania.

"Kenapa cuma nonton di babak satu doang? Udah gitu gak bawain minum lagi." protes Regan.

Kania menyengir. "Iya nanti ya, sekarang masih males hehe."

Regan menarik ujung rambut Kania pelan sampai kepala Kania bersender di bahu telanjang Regan.

Iya, Regan sedang shirtless! Bukan cuma Regan kok, tapi anak laki-laki yang tadi bermain bola di lapangan turut tidak memakai baju. Gerah.

"Bau keringet Gan," ucap Kania tapi tidak beranjak menyingkir malah mencari posisi pewe.

"Ah elah! Gue keliatan jomblo banget lagi!" dengus Dewi tapi tetap duduk di sana. Sudah pewe dan mager.

"Tuh Melvin free," balas Regan.

Dewi diam tidak merespon.

"Menang gak tadi?" tanya Kania mengalihkan perhatian Regan.

"Menang."

"Rayhan yang ngegolin?"

"Gue juga ya! Di babak dua, gue ikut bikin gol dua kali." ucap Regan ngegas.

"Iya iya, maaf gak nonton sampe habis."

"Hm."

"Nanti gue traktir minum deh di supermarket."

"Hm. Pulang ini ya?"

"Iya," balas Kania dan memeluk lengan Regan.

"Oke."

______
TBC!!

Semoga suka dengan part ini^^
See u
❤️❤️

Laa

-250122-
-15.26-

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang