23. Fighting

905 77 6
                                    

Minggu pukul 8 malam Kania baru pulang dari rumah Ria. Bagus sekali bukan?

Sebenarnya dia sudah akan pulang saat sore hari tadi, tapi tiba-tiba saat di jalan menuju rumah–Kania hanya sendiri, Putri di jemput oleh sang pacar–lebih tepatnya saat dia akan menunggu angkot, dia bertemu dengan teman semasa SD sampai SMP nya yang kebetulan searah atau bisa dibilang rumahnya hanya beda komplek saja. Karna Kania pikir lumayan juga tidak mengeluarkan ongkos dan sudah mau malam, akhirnya Kania setuju saja.

Sebelumnya Kania ingin minta jemput Regan, namun dia sedang ada acara. Jadi...tidak apa kan? Toh mereka juga teman. Lagi pun Regan dan dirinya bukan sepasang kekasih betulan.

Lalu saat di jalan tadi, temannya yang bernama Akmal mengajaknya makan dulu. Kebetulan Kania lapar dan dia setuju-setuju saja, karena Kania dan Akmal ini lumayan dekat dari SD sampai SMP karna selalu di satu kelas yang sama. Tapi saat SMA mereka beda sekolah jadi sudah tidak dekat lagi.

Baru saat pukul 8 Kania sampai rumah karna terlalu asik mengobrol.

"Makasih Mal, ini gratis kan?" tanya Kania bercanda.

"Bayar Ka, enak aja gratis." Akmal mematikan mesin motornya.

Kania mendelik. "Yaudah sana balik, ngapain diem disini?"

"Kurang ajar banget. Udah mah nebeng gue gak di tawarin masuk."

"Gak usah, udah malem. Sana balik." Kania mengibaskan tangannya.

"Iyee," ucap Akmal sambil menyalakan mesin motornya lagi.

"Gue balik dulu."

"Iya udah sana. Hush hush."

Karna kesal Akmal membalas dengan jari tengahnya, lalu pergi dari sana. Sedangkan Kania langsung terbahak.

Setelah memastikan Akmal hilang di belokan, Kania masuk ke dalam rumahnya.

Begitu menutup gerbang, Kania menyengirt karna ada motor yang terparkir di halaman rumahnya.

Kayak motor Regan

Benar saja, itu motor Regan saat matanya menatap ke arah teras, Regan di sana. Kania berjalan ke arah Regan yang duduk santai di teras rumahnya.

"Kemana aja baru balik jam segini?" tanya Regan to the poin saat Kania duduk di bangku sebelahnya.

"Makan dulu tadi," balas Kania jujur.

"Sama cowok itu?" tanya Regan sewot.

"Iya. Dia temen gue," balas Kania jutek.

Dia lelah dan malas basa basi. Entah, moodnya tiba-tiba anjlok saat Regan menatap Kania tajam dengan nada bertanya yang sewot.

"Kenapa sih?" tanya Kania kesal saat Regan menatapnya intens.

"Lu punya gue kalo butuh apapun. Gak usah centil, bisa?!" Regan berujar datar.

Kania menatap Regan remeh. "Ya suka-suka gue dong mau centil atau pun enggak. Kita cuma pura-pura, gak lupa kan lu." 

"Bangsat."

Regan mengeraskan rahangnya, bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Kania. Regan mendekatkan wajahnya ke wajah Kania, membuat Kania menahan nafas namun matanya tetap membalas tatapan Regan yang tajam.

"Pura-pura hm?"

Setelah mengatakan itu, Regan menangkup pipi Kania dan mencium Kania kasar.

Kania melebarkan matanya saat Regan mencium bibirnya.

Hei ini first kiss nya!

Belum sempat Kania memberontak, Regan menghentikan ciumannya lalu bergerak menjauh. Regan melempar senyum remeh ke arah Kania dan beralih pergi dari hadapan Kania.

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang