44. Misteri Box

748 69 6
                                    

Siapa sih yang gak sakit hati denger orang yang selalu ada buat lu tiba-tiba punya pacar. Padahal dia kayak ngasih harapan yang lebih buat lu. Tapi ternyata zonk!

Seperti Kania, dia memang sedih, sakit hati, kesel semuanya jadi satu. Tapi, the life must go on kan.

Setelah terungkapnya kejujuran Regan, Kania mulai menghapus semuanya tentang Regan. Mulai dari nama kontaknya, mengganti wallpaper ponselnya yang bergambar dia dan Regan. Bahkan Kania sampai memotong rambutnya menjadi pendek, ya gak terlalu pendek juga sih tapi masih termasuk pendek lah.

Orang-orang juga tidak ada yang tau tentang putusnya Regan dan dirinya. Lagi pun sepertinya Kania dan Regan sama-sama tidak ingin mengklarifikasi itu seperti saat mereka di kabarkan dekat dulu.

Sekarang Kania sedang duduk di tempatnya, mengobrol dengan yang lain seperti biasanya.

"Besok valentine, ada yang ngasih gue coklat gak ya?" ucap Eva.

"Ih, gue rencananya loker gak mau gue kunci, kali aja ada yang ngasih coklat." Ujar Kania.

"Kepedean!" sentak Ria.

"Gapapa, siapa tau aja kan?" ucap Dewi menyetujui Kania.

Kania menaik turunkan alisnya menyetujui ucapan Dewi.

"Udah balik sana duduk, udah bel." ucap Ria menyuruh yang lain membenarkan posisi duduknya.

"Ka," panggil Putri.

Kania menoleh, "apa?"

"Kok lu sama Regan kayak jaga jarak sih?"

Kania tersenyum tipis. "Bosen, ketemunya dia mulu."

"Lah?"

Kania kembali fokus mengambil buku dan melihat ke depan karna guru yang mengajar sudah datang.

-*-

Besoknya, Kania membuka lokernya untuk mengambil buku paket yang memang dia selalu tinggal di sekolah. Kania tidak jadi melancarkan rencananya kemarin karna lupa, makanya saat membuka loker dia tidak menemukan apapun.

"Ada yang ngasih coklat?" tanya Eva yang juga baru mengunci lokernya.

"Gak ada. Emang gue kurang cantik ya?" tanya Kania.

"Kurang banget!" jawab Eva cepat.

"Sialan."

Keduanya lalu berjalan menuju kelas mereka berada. Kebetulan, loker milik kelas dua belas berada di lantai yang sama, jadi tidak terlalu jauh.

Sampai di kelas, Kania menaruh buku paketnya di kolong meja. Namun, saat akan menaruh buku itu seperti ada sesuatu di lokernya.

Kania meletakkan bukunya di atas meja, dan melepaskan tasnya dari gendongannya.

Kania menunduk, mengintip barang apa yang ada di kolong mejanya.

Box? Kotak?

Iya, itu barang yang ada di kolong mejanya.

Kania melihat sekeliling yang masih sibuk sendiri-sendiri, membuat Kania enggan mengeluarkan box itu. Dia memilih menggeser box yang tidak terlalu besar itu agar memberikan space untuk buku paketnya.

"Masa iya, itu isinya coklat?"

"Nunggu bel istirahat aja deh, baru gue buka." guman Kania.

Nyatanya saat istirahat selesai, Kania belum juga membuka box misterius itu. Lupa karna terlalu asik mengobrol.

Begitu bel pulang, Kania baru ingat dengan box misterius tadi. Diam-diam Kania pindahkan box itu ke dalam tasnya. Tidak enak hati jika teman-temannya tau, sebenarnya sih Kania hanya tidak pede saja karna dapat begituan.

Sampai rumah, Kania langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membuka box misterius itu.

"Ini jangan-jangan santet lagi?"

Kania membolak-balik kotak itu, mencari nama si pengirim.

"Sok misterius banget sih orang yang ngirim ginian."

"Eh apa jangan-jangan ini bukan buat gue?"

Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian, Kania membuka box itu.

Begitu box itu terbuka. Kania melebarkan matanya, bingung sekaligus kaget.

Kania kembali mengeluarkan isinya, dan mencari petunjuk siapa yang mengirimnya.

"Gila!"

Kania mengambil isi dari box itu.

"Coklatnya banyak banget!"

Iya, isinya 10 coklat mahal yang tempatnya di kasir supermarket. Menurut Kania sih mahal, soalnya uang segitu bisa buat beli nasi padang satu bungkus plus es teh, masih kembali juga kayaknya.

Mulai dari varian rasa coklat, coklat putih, dan green tea. Kania berdecak kagum.

"Ini orang yang ngasih, niat banget buat gue sakit gigi." guman Kania.

Begitu semua coklat batangan itu Kania keluarkan, ada selembar kertas dari si pengirim.

Maaf, bby.

Kania mengerutkan dahinya heran. "Beneran bukan buat gue ini mah. Ya kali bby. Baby? Siapa itu bby? Gue kan jomblo."

Kania membolak-balikkan kertas itu. Lalu karna tidak menemukan petunjuk apapun, Kania meletakkan kotak itu ke dalamnya lagi.

Tapi belum sampai di sana ternyata isi dari box itu. Masih ada satu lagi, gelang.

Gelang dengan tulisan nama Kania. Kania mengerutkan keningnya lagi.

"Jadi ini beneran buat gue?"

Dilihatnya gelang itu dari dekat, membaca ulang tulisan di sana.

KANIA

"Iya, ini nama gue sih. Tapi siapa yang ngasih coba? Bby? Siapa sih?"

Kania menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, tangannya mengangkat gelang itu, lalu di pakainya di tangan kirinya.

"Bagus sih, cocok juga di guenya." guman Kania.

Saat masih asik melihat gelang itu, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

Kania mengambil ponselnya dari saku roknya dan memeriksa pesan itu.

Regan : Suka?

Kania melebarkan matanya dan menjatuhkan ponselnya—yang untungnya masih di atas kasur. "Dia?! Dia yang ngasih gue?"

Kania langsung buru-buru melepas gelang itu. Dan mengambil ponselnya, berniat membalas pesan Regan.

Kania : Gue balikin besok.

Kania langsung mematikan ponselnya dan membereskan box itu seperti semula.

"Padahal pengen gue makan."

Kania meletakkan coklat terakhir ke dalam box itu dan membungkusnya seperti semula.

Tanpa memeriksa ponselnya lagi, Kania melangkah ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tanpa tau ada pesan yang masuk.

Pesan masuk dari Regan.

Regan : Itu buat lu.
Regan : Pake gelangnya.

______
TBC!!

Hiii!!
Sorry for late update:((

Btw besok valentine nih👀
Selamat hari kasih sayang yaa<33

Gimana nih dengan part ini??
Semoga suka!!!
Jangan lupa vote dan komennya!!

See u
❤️❤️

Laa

-130222-
-18.58-

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang