32. Hari Pertama

757 69 11
                                    

"Halo? Dengan kesayangan Regan?" suara dari sebrang telepon.

"Bukan, ini dengan sayangnya Rayhan." Balas seseorang.

Dari sebrang telepon, dapat dia dengar seseorang itu berdecak kesal.

"Ka!" teriak orang itu.

Kania, gadis itu tertawa. "Kenapa sih Gan? Nelpon kok marah-marah."

"Lu yang bikin gue marah!"

"Udah lah kesel gue."

Kania tergelak begitu mendengar nada Regan sudah super bete.

"Ya ampun sensi banget. Timbang denger nama bestie sendiri."

"Nama bestie sih nama bestie! Tapi gue gak suka ya dengan ada embel-embel namanya dia lu buat kayak gitu."

"Kayak gitu gimana?" tanya Kania memancing emosi Regan kembali.

"Ka! Gak suka ya gue, sumpah!"

Kania terkekeh pelan. "Iya deh iya, maaf."

"Gue bener-bener gak suka ya, Ka." Peringat Regan.

Kania mengangguk pelan walau sadar kalo Regan tak dapat melihatnya.

"Kenapa nelpon malem-malem gini? Besok udah PTS loh."

"Makanya itu, udah pasti minggu besok lu bakal sibuk banget. Otomatis kita bakal jarang jalan. Maka dari itu gue nelpon lu sekarang sekalian ngasih semangat. Pacar yang baikkan gue?"

Kania terkekeh pelan. "Iyaa, pacar yang baik banget lu mah."

"Gimana persiapan ptsnya? Lancarkan?"

"Iya, lu juga jangan lupa belajar. Ini penentuan akhir buat ikut SNM loh."

"Gue bakal SBM Ka kayaknya. Klo SNM gak mungkin sih, gue gak terlalu pede."

"Ih jangan gitu dong, pasti bisa kok."

"Ajarin gue SBM ya?"

"Regann......"

"Iya gak?"

"Iyaa, sekalian gue juga. Nanti lita belajar bareng."

"Tapi efektif gak sih belajar sama lu?"

"Kenapa gitu?" Kania menyengirt bingung.

"Nanti yang ada gue malah bucin sama lu bukannya belajar," ucap Regan dengan lesu.

Kania yang mendengar itu terkekeh pelan, rasa khawatir yang datang tadi langsung hilang.

"Ya harus fokus dong Gan, kan mau kuliah kan?"

"Iyaaa, tapi.. apa bisa?"

"Bisa!"

"Gan?" panggil Kania.

"Iya?"

"Gue tutup ya? Udah malem."

"Iyaa, cepet tidur. Semangat buat besok. Besok gue jemput pagi."

"Okaii. Malam Regan."

"Malam juga sayang."

Tut

Kania menatap nanar ponselnya. Telepon dari Regan pun sudah terputus.

"Kenapa gue jadi berharap sama Regan sih?"

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang