Kania mendesah keras, mengacak rambut, dan menutup matanya."Susah banget gila!" teriaknya frustasi.
Malam ini dia sedang mengerjakan tugas fisika, tapi kenapa susah?
"Yaudah deh fisika emang bukan passion gue," ucapnya membereskan buku.
Mengambil ponsel yang baterainya sudah full dia cas. Dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang.
Kania tidur dengan tengkurep, tangannya dengan lihai menjelajahi sosial media miliknya.
Sampai suatu pesan yang membuat dia tersenyum kecil. Pesan dari si dia.
MaGan : Gi apa?
Kania terkekeh pelan membaca pesan itu.
Kania : Kepo!
MaGan : Serius Ka!
Kania : Ya itu serius
MaGan : Keluar yuk, mumpung masih jam segini
Kania : Yuk, pengen martabak manis ya Gan
MaGan : Meluncur kesana sayang quuuuu
Kania terkekeh. Meletakan ponsel asal. Kania berjalan ke arah meja rias, sedikit memakai bedak dan liptint agar bibirnya tidak pucat. Mencepol rambutnya tinggi.
Setelah itu Kania mengambil ponselnya mengecek apa Regan mengirim pesan padanya atau tidak.
Kania berjalan keluar kamar. Sebelum itu, dia mengambil jaket. Tidak perlu berganti baju. Karna, Kania rasa celana selutut dan kaos lalu memakai jaket sudah cukup baginya.
Sampai di ruang keluarga, Kania berjalan riang menuju ke arah kedua orangtuanya.
"Bunda, Ayah. Aku ijin keluar sama Regan ya," ucap Kania penuh lemah lembut.
Ayah mengangguk pelan, "jangan malam-malam pulangnya." Kania mengangguk.
"Regan udah dateng emang?" tanya Bunda.
Kania menggeleng, "sebentar lagi kayaknya."
Suara deru mobil membuat ketiganya saling bersitatap. "Itu Regan deh kayaknya," ucap Kania.
"Aku berangkat dulu Bun, Yah." Kania menyalami tangan keduanya dan berjalan keluar rumah.
Dengan cepat dia memakai sendalnya dan berlari kecil menuju Regan yang berjalan ke arahnya.
"Regaaaannn," teriak Kania menyambut Regan dengan merentangkan kedua tangannya dan berlari kecil ke arah Regannya.
Dengan senyum manis Regan segera berhenti melangkah dan menyambut Kania dalam pelukan hangatnya.
"Udah ijin?" tanya Regan di sela mengusap punggung Kania.
Di dadanya dapat Regan rasakan Kania mengangguk. "Yaudah gue ijin juga kalo gitu," ucap Regan setelah mengecup gemas pucuk kepala Kania.
Kania mendongak, "gak usah, kan gue udah."
"Kan yang ngajak jalan gue, jadi gue harus ijin juga."
Kania melepas pelukan Regan. "Sebentar, tunggu dalam mobil gih." Regan mengelus kepala Kania.
Kania mengangguk lalu berjalan ke arah mobil Regan. Dari dalam mobil Regan, dapat Kania lihat Regan yang berjalan ke arahnya.
"Cepet banget," guman Kania pelan.
Mata Kania tidak lepas dari Regan yang berjalan mengitari mobil sampai duduk di sebelahnya, tempat kemudi.
Regan yang sadar di tatap, langsung mengambil sebelah tangan Kania selesai memakai sabuk pengaman. Di gigit gemas jari-jari Kania yang lumayan panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Relationship [END]
Teen Fiction[TIDAK REVISI! MAAF JIKA ADA TYPO] "Mau bikin kenangan di masa putih abu abu gak?" -REGAN2021 °°°°°° Kania, gadis yang lumayan dalam segala hal namun paling ahli dalam hal kemageran itu harus menerima pahitnya kisah cinta yang sudah dia tunggu dari...