EPILOG

1.3K 68 5
                                    

Kania menaruh tas ranselnya ke dalam mobil, setelah itu dia berjalan menghampiri Regan yang sedang mengobrol dengan Ayahnya.

Regan benar-benar menepati janjinya akan datang pagi hari dimana hari Kania berangkat ke Jogja.

Sekarang sudah menjelang pukul 11, dan Regan masih di sana.

"Udah di bawa semua kan? Nanti kamu jadi satu tempat kos sama temen kamu kan?" tanya Bunda Kania yang baru saja keluar dari rumah.

Kania mengangguk dan mengambil duduk di sebelah Regan.

"Jadi kok Bun, tenang aja. Aku udah calling sama Dewi juga."

"Satu kos-kosan?" tanya Regan.

Kania mengangguk. "Kosnya tuh kayak rumah gitu Gan, jadi rame gitu."

"Oh, itu campur apa cewek doang?"

"Campur, buat kamar yang cewek di atas terus kamar yang cowok di bawah." Kata Kania kalem.

Regan yang mendengar langsung melebarkan matanya. "Kok campur?!"

Kania menatap Regan polos. "Kan pisah kamar Gan, lagian gue udah calling calling sama yang punya loh." Ujar Kania agar Regan tidak protes lebih banyak lagi.

"Emang gak ada yang lain?"

"Ada sih, tapi itu tuh bagus Gan. Dan deket kemana-mana juga."

Regan mengehela nafas panjang, sedikit tidak rela tau Kania memilih kos yang campur.

"Kalo tidur pintu jangan lupa di kunci," ucapnya setelah diam selama lima detik.

Kania mengangguk dan menggenggam tangan Regan, menampilkan senyum manis agar Regan tidak terlalu cemas.

"Iya pasti kok."

Bunda Kania menyenggol lengan suaminya sembari senyum-senyum malu.

"Bunda jadi ke inget jaman muda dulu deh." bisik Bunda Kania pada Ayah Kania.

Ayah Kania tersenyum kecil menatap Kania dan Regan. Membuatnya ingat dengan masa mudanya dulu.

"Jadi, kita mau berangkat kapan?" tanya Bunda Kania.

Kania menatap Bundanya lalu Ayahnya dan beralih menatap Regan.

"Terserah aku mah," balas Kania.

"Mau sekarang? Nanti sekalian kita makan siang di luar?" ujar Ayah Kania.

Kania mengangguk. "Boleh."

"Eh, Putri udah berangkat ke Bandung Ka?" tanya Bunda Kania.

"Udah Bunda tadi pagi, kan pamit sama Bunda juga."

"Oh iya, Bunda lupa."

Kania mendekat ke arah Regan. "Faktor U." bisik Kania membuat Regan terkekeh pelan.

"Gak boleh gitu."

"Yaudah, Bunda sama Ayah ke mobil duluan. Kamu jangan lama-lama." Ujar Bunda Kania dan mengajak Ayah Kania menuju mobil.

Regan tersenyum ramah dan mengangguk, begitu juga Kania.

Saat Bunda dan Ayahnya sudah masuk ke dalam mobil, Kania menatap Regan sepenuhnya dengan bibir yang mengerucut sedih.

"Gue mau berangkat nih," ucapnya pelan.

Regan tersenyum dan mengelus kepala Kania.

"Yaudah sana berangkat, keburu siang."

Kania menatap Regan sendu dengan kedua tangannya yang semakin erat menggenggam lengan Regan.

"Makasih udah dateng. Makasih juga buat Mama, kuenya enak."

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang