Mari vote dulu sebelum membaca^^
Terima kasih<3Happy Reading~~
______
Kania keluar dari supermarket setelah membeli makanan ringan untuk menemani dia membaca novel nanti.
Karna ini malam hari libur terkahir sebelum besok pagi sudah masuk sekolah, Kania ingin menghabiskan malam ini dengan me time.
Sambil bersenandung ringan Kania berjalan menuju rumahnya. Moodnya sedang bagus.
Begitu hampir sampai di rumahnya, Kania menghentikan langkahnya.
Dia menatap datar pasangan yang mengobrol di depan rumah tetangganya itu. Moodnya langsung hancur seketika.
Di sana, lebih tepatnya di depan rumah Putri, sang pemilik rumah baru saja naik ke dalam mobil milik seseorang yang sangat Kania kenal.
"Punya something kayaknya mereka berdua," Kania mendengus kesal.
Kania melanjutkan langkahnya tidak perduli jika orang yang berada di dalam mobil itu melihatnya.
"Bego mode on," guman Kania.
Kania terus melangkah dengan bersenandung ria, walaupun mobil itu sudah berjalan di sebelahnya.
Kania kira, saat mereka melihat Kania, mobil itu akan berhenti. Ternyata tidak. Terlalu tinggi sekali harapan Kania ini.
"Bodo amat, lu harus happy Ka!"
-*-
Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, tapi gadis dengan kuncir rambut ponytail itu sudah siap akan berangkat ke sekolah.
Kali ini gadis itu akan berangkat naik motornya sendiri. Karna dia sudah merasa dewasa dan saat libur kemaren dia membuat SIM dan sekarang SIM itu sudah berada di tangannya. Gadis itu akan mulai mandiri sekarang dengan tidak di antar jemput. Sebenarnya sih hanya untuk menghindar dari pacarnya saja.
"Kamu gak mau sarapan dulu? Lagian emang udah ada orang jam segini di sekolah? Semangat banget kamu."
Bundanya berdecak pinggang melihat anaknya yang sudah siap di atas motor matic miliknya.
"Tadi udah aku bekelin Bun. Tenang aja, pasti Pak Dodo-tukang bersih-bersih di sekolah-udah dateng kok Bun. Lagian ini hari pertama, jadi harus semangat!"
"Yaudah deh terserah kamu aja, hati-hati. Bunda mau nyiapin sarapan buat Ayah."
"Oke! Assalamualaikum Bundaa."
"Wa'alaikumsalam."
Bundanya menggeleng pelan melihat tingkah anaknya di pagi hari ini.
Gadis itu melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju rumah temannya. Iya, gadis itu memilih untuk menghampiri temannya dari pada langsung ke sekolah. Lagian sepagi ini ke sekolah, dia bukan murid serajin itu lagi.
"DEWII!!" teriaknya dari luar rumah Dewi, temannya yang dia sampar pagi ini.
"DEWII MAIN YUK!!" teriaknya lagi.
"DEWIII!!! YUK MAIN!!"
"DEWIIII!!!"
"DE-"
"Berisik!" si pemilik rumah membukakan pintu dengan kesal.
"Itu ada bel! Ngapain teriak-teriak coba!" gerutu Dewi.
"Hehe, pemanasan tenggorokan Dew."
"Berisik!"
Dewi kembali masuk ke dalam dan langsung keluar lagi setelah mengambil tasnya.
"Seriusan mau berangkat sepagi ini?" tanya Dewi heran.
"Iya!"
"Males tau Ka. Dingin."
Kania mendelik. "Jakarta panas Dew."
"Ya sekarang lagi musim hujan, jadi dingin."
"Iya deh iyaa."
"Gue ambil jaket dulu bentar." Dewi kembali masuk ke dalam rumah.
Setelah Dewi selesai mengambil jaket. Kedua remaja itu langsung tancap gas menuju sekolah.
Kali ini Kania menjalankan laju motornya dengan sedikit lambat. Tentu karna cuaca dingin dan sesuai request Dewi. Lagi pun jam segini jalanan masih cukup lenggang.
Kania sesekali bersenandung ria dan di sahut oleh Dewi jika dia tau lagunya. Membuat kedua remaja itu bernyanyi dengan nada kencang di sepanjang jalan. Untung mereka memakai helm dan kaca helm yang tertutup jadi tidak begitu malu jika dilihat orang.
Sampai di sekolah, Kania langsung memarkirkan motornya dengan aman.
"Bentar Ka, gue duluan yang turun."
Dewi memegang bahu Kania sebagai penyangga.
"Kenapa sih motor lu harus gede?!" gerutu Dewi begitu turun dari atas motor Kania.
"Enggak gede ah." Balas Kania.
"Ya karna lu tinggi! Lagian lu sok bener pake motor kayak gini, kayak bisa aja. Tapi bagus sih, Hon*da PC*X sih ya?"
"Ya kan tadi jelas-jelas gue bonceng lu bisa. Iya PC*X."
"Iya sih ya, yaudah yuk masuk kelas." Ajak Dewi.
"Ke kantin aja yuk, kita sarapan. Gue belum sarapan."
"Yaudah ayok."
-*-
Begitu bel masuk berbunyi, baru Kania dan Dewi beranjak dari kantin menuju kelas.
Sampai di kelas, tentu saja langsung di sambut suara riuh yang di timbulkan oleh, kalian tau lah siapa.
"Gue kira lu berdua gak masuk." Ucap Ria begitu Kania dan Dewi duduk di tempatnya.
"Habis sunmori kita," balas Dewi.
"Lagak lu."
"Ih beneran, ya kan Ka?"
"Yoi, sunmori subuh-subuh."
"Berarti morning drive dong?" tanya Eva.
"Bukan, sunmori morning."
"Emang beda?"
"Bedalah." Balas Laras ikut nimbrung.
"Apa bedanya?"
"Mor-ning dri-ve, sun-mo-ri mor-ning. Beda kan?"
"Terserah deh," guman Eva pasrah.
"Lah, bukannya sunmori itu singkatan dari sunday morning ride ya?" tanya Ria.
"Huu salah kan luu," ledek Eva pada Laras.
"Berarti lu berdua habis monmori bukan sunmori." Ujar Laras.
"Iya monmor," balas Dewi.
Putri mencolek bahu Kania. "Tumben gak bareng Regan?"
"Enggak."
"Kenapa? Lagi ribut?"
"Enggak juga. Kenapa emang?"
"Oh, ga papa."
Putri melempar senyum tipis ke arah Kania. Yang Kania balas anggukan.
"Cih!" dengus Kania dalam hati.
______
TBC!!Semoga suka ya dengan part ini^^
Jangan lupa vote dan komen!!See u
❤️❤️Laa
-290122-
-07.25-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Relationship [END]
Teen Fiction[TIDAK REVISI! MAAF JIKA ADA TYPO] "Mau bikin kenangan di masa putih abu abu gak?" -REGAN2021 °°°°°° Kania, gadis yang lumayan dalam segala hal namun paling ahli dalam hal kemageran itu harus menerima pahitnya kisah cinta yang sudah dia tunggu dari...