14. Malam Regan

974 95 11
                                    

Setelah mengantar Kania pulang dan semua teman-temannya juga sudah pulang.

Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam rumahnya setelah memarkirkan motornya di garasi.

"Wihh nonton apa nih?" serunya pada keluarganya yang telah lengkap menonton televisi.

Papanya yang sudah pulang kerja, Mamanya yang sudah selesai dengan arisannya, dan Kakaknya yang sudah pulang kuliah.

"Sini," ucap Mamanya menunjuk tempat di sebelahnya yang masih kosong.

Regan segera duduk di sana. Mencolek bahu Kakaknya yang duduk di sebelahnya.

"Serius bener Kak."

"Diem jangan ganggu! Lagi seru ini."

"Perasaan lu udah nonton berkali-kali dah."

Rasha, Kakak Regan yang umurnya berjarak dua tahun itu balas berdehem panjang.

"Pah, tau gak tadi Regan bawa pacarnya ke rumah loh," ucap Mama Regan kepada suaminya.

"Siapa? Kok gak di kenalin ke Papa juga?"

"Kan Papa belum pulang," balas Regan.

"Putri?" tanya Rasha menyahuti. Acara yang dia tonton sedang iklan, makanya dia ikut menyahut.

"Eh iya, kamu pernah cerita sama Mama orang yang kamu suka namanya Putri. Tapi kok tadi..." heran Mama Regan.

Regan tersenyum tipis. "Bukan Mah. Aku udah gak suka Putri." sanggahnya.

"Halah apaan. Orang lu masih nyimpen foto dia." ledek Rasha.

"Jangan main-main sama perempuan Dek! Inget, Kakak sama Mama kamu ini perempuan. Paham kan maksud Mama?" ucap Mama Regan memperingati.

"Iya Ma enggak," gak salah lagi. Lanjutnya dalam hati.

"Udah move on dong? Kalo udah mending lu cepet singkirin foto Putri dari atas nakas lu."

"Cerewet banget si Rasha heran." decak Regan.

Ah rasanya sesak jika terus berbohong begini. Akan semakin banyak kebohongan yang lain akan timbul.

"Serius Gan! Nanti kalo pacar lu itu tau, dia malah pergi nanti."

Dia udah tau kak

"Hmmm. Thanks saran lu," balas Regan acuh.

"Tadi namanya Kania ya kan Dek?" tanya Mama Regan.

Regan mengangguk, "Cocokkan Ma sama aku?"

Mama Regan terkekeh. "Cocok! Jangan di sakitin. Kapan-kapan ajak dia main kesini lagi, kenalin sama Papa juga."

"Pasti!"

"Widih, bau-bau bucin nih." ledek Rasha.

"Lu tuh bau belum mandi. Udah sana nonton aja tuh sinetron kesukaan lu," ucap Regan mendorong bahu Rasha agar menyingkir darinya.

"Hilih hilih."

"Bawa kesini Dek, Papa mau liat."

"Kayak barang aja Pah, di liat liat." Rasha berguman.

"Iya Pah, nanti adek bawa."

"Ini lagi bawa bawa udah kayak barang beneran pacarnya."

"Si Rasha bacot bener."

"Udah jangan ribut! Tuh udah mulai." Mama Regan segera menengahi sebelum terjadi keributan yang membuat telinga tercemar mendengarnya.

-*-

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang