19. Es Milo

994 90 3
                                    

Sore-sore gini pulang sekolah dan cuaca yang masih lumayan panas, biasa Jakarta. Kalo udah panas gini tuh paling enak minum yang dingin-dingin kayak es milo contohnya.

Seperti Kania yang dari tadi asik ngunyah es batu karna air milonya udah habis dan Regan yang ngilu sendiri dengernya.

"Kenapa sih Gan? Liatnya gitu banget deh." Kania menyendok lagi es batu.

Regan mendelik. "Bisa biasa aja gak sih? Gak usah di kunyah gitu, gigi lu sakit nanti."

"Udah biasa gak bakal sakit."

Regan memilih buat gak peduli dengan Kania, dia menatap semangkok mie ayam di depannya dan mulai melahapnya.

"Ka tolong sambel di sebelah lu."

Kania menyerahkan sambel itu, Regan segera menuangkan 5 sendok makan ke mangkoknya membuat Kania kaget.

"Gak usah banyak banyak nanti sakit perut."

"Gak banyak ini," balas Regan dan menuangkan lagi sambel ke mangkoknya lalu masih di tambah saos dan kecap.

Kania menatap ngeri mangkok Regan yang sudah berubah warna menjadi merah. Sebagai pecinta tidak pedas tentu Kania ngeri sendiri kalo harus makan mie ayam Regan.

"Es nya buang, sekarang makan." Regan membuang gelas plastik bekas milo Kania yang sudah kosong ke tempat sampah dan mendekatkan air putih pada Kania.

"Iya ini makan."

-*-

"Makasih Gan makannya. Btw mau mampir?" tanya Kania. Mereka sudah sampai di rumah Kania pukul setengah lima.

"Lain kali aja." Regan mengusap rambut Kania.

"Gue balik dulu, salam ke orang rumah."

Kania mengangguk, "hati hati!" serunya dan melambai pelan saat Regan mulai melajukan motornya.

Setalah Regan belok di tikungan, Kania masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum. Bundaaaaa!" teriaknya.

"Berisik Ka!"

Kania mendengus, berjalan menuju dapur tempat Bundanya berada.

"Bunda masak apa?" tanya Kania basa basi, tangannya sesekali mencomot sosis yang sudah matang di atas piring.

"Keliatannya," balas Bunda cuek.

"Gak tau makanya aku nanya."

"..."

"Btw Bunda belum jawab salam aku loh."

"Masa? Udah deh perasaan."

"Kapan? Aku gak denger kok."

"Dalem hati."

Kania mendengus, rasanya ingin mencakar mulut Bundanya tapi takut dosa.

"Sabar Ka, orang sabar jodohnya Huang Renjun." gumannya dan mengusap dadanya.

Bunda yang mendengar ucapan Kania melempar bawang putih ke arah Kania yang masih sibuk mengatur kesabarannya.

"Halu!"

Kania melotot. "Bunda lagi pms ya? Kok sensi banget!"

"Iya kenapa?!" tanya Bunda garang. Tangannya di taruh pinggang dan mata yang melotot lebar.

Kania beristighfar dalam hati. "Bunda kalo galak galak, hati hati loh. Nanti Ayah nyari yang baru."

Setelah mengucap itu Kania langsung lari menuju kamarnya sebelum di amuk oleh macan betina. Serem.

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang