22. Bukan tipenya

922 85 2
                                    

"Malem minggu gini enaknya jalan sama doi, ya gak sih?" celetuk Eva.

"Kayak yang punya doi aja," ejek Laras.

"Punya gue, banyak!" balas Eva.

"Siapa? Paling juga cuma halu." cibir Laras.

Ria memutar bola mata malas. "Mulai lagi ribut."

Laras dan Eva kompak menyengir lebar.

Malam minggu kali ini mereka berenam sedang dalam acara 'menginap bersama'. Berawal dari Laras yang iseng mengajak mereka kumpul lalu Dewi mengusulkan agar menginap saja sekalian girls time. Lalu setelah wancana yang cukup panjang dan Ria turun tangan akhirnya mereka jadi menginap hari ini juga. The power of Ria mental emak-emak, tidak bisa di bantah.

Dan seperti yang kalian tau, rumah Ria adalah pilihan yang tepat untuk berkumpul karna rumahnya yang terletak di tengah-tengah antara rumah mereka yang lainnya. Dan disinilah mereka menginap, rumah Ria. Bisa dibilang rumah Ria juga seperti basecamp untuk mereka, lagi pun pintu rumah Ria selalu terbuka untuk mereka.

"Kesel banget gue. Buka story Ig malah panas sendiri." gerutu Dewi.

"Kenapa sih?" tanya Putri menyahut, dia sedang asik menonton drama Korea di laptop Ria.

"Pada pamer gandengan semua."

Kania tertawa, "makanya lu cari pacar biar gak jones."

"Dih Dewi lagi deket sama si itu kan. Tinggal nunggu tanggal aja," ucap Laras menyela.

"Kayak yang si itu mau aja," ucap Ria menimbrung dengan cuek.

Dewi melempar bantal sofa ke arah Ria yang duduk di meja belajarnya.

"Gue cantik gini ya. Gak mungkin dia gak mau."

"Pede gila." cibir Eva.

"Heh orang sekali liat Melvin aja tau kalo tipe Melvin tuh high quality." Ria balas berucap santai tapi matanya menatap Dewi intens.

Dewi mendengus. "Kemungkinan dia gak nerima lu karna itu juga sih Dew, secara giti kan," ucap Eva membenarkan perkataan Ria.

Dewi memutar bola mata malas. "Iya gue sadar diri kali."

"Yaudah mundur kalo sadar diri mah." Ria tersenyum remeh ke arah Dewi.

Dewi memalingkan mukanya. "Otw."

Kania mengulum bibirnya dan bersitatap dengan Putri. Lalu mereka saling melempar senyum kecil.

Mereka juga pernah ada di posisi demikian. Ria bersikap begitu karna tidak ingin teman-temannya terlalu fokus mengejar seseorang yang tidak membalas mereka, lalu akhirnya mereka juga yang sakit hati. Ria tak masalah mereka jatuh cinta dengan siapa pun toh jatuh cinta memang tidak bisa di prediksi tapi Ria tetap tidak suka jika teman-temannya menjadi bodoh hanya karna cinta.

Eva juga memiliki maksudnya yang sama maka dari itu dia selalu menjadi seseorang yang pro juga Ria berujar ketus dan lebih ke menjatuhkan mereka saat memperingati mereka. Dan yang lain pun tau maksud dari perkataan Ria, jadi tidak ambil hati. Tapi menelaah yang Ria ucapkan walau kadang sampai membuat mereka rada nyesek juga sih. Ria dan mulutnya itu memang berbahaya untuk orang yang tidak mengenalnya dengan baik.

"Dari pada mikirin orang yang gak mikirin kita, mending kita mikirin Cha Eunwoo aja." celetuk Putri.

"Ya itu sama aja kita mikirin orang yang gak mikirin kita, dodol!" Laras melempar bantal ke arah Putri yang tiduran di karpet bulu kamar Ria.

"Nah itu mending Cha Eunwoo sekalian. Udah pasti."

"Serah lu!"

"Si Laras kayaknya lagi PMS deh, marah mulu perasaan."

"Emang lagi PMS gue. Kenapa? Gak seneng?!" Laras melotot ke arah Kania.

"Ampun suhu."

"Ini ada yang mau mi gak? Gue mau masak mi, laper." Ria bangkit dari tempat duduknya.

"Mau!" jawab yang lain serempak kecuali Dewi yang masih terbengong, sibuk melamun.

"Mau gak Dew?" tawar Eva menyenggol kaki Dewi.

"Eh iya, mau."

"Satu piring aja ya. Gue males nyuci piring." Ria berjalan keluar kamar.

"Ashiap!" balas Kania yang masih Ria dengar.

-*-

Ternyata bukan hanya mi yang Ria masak, tapi juga ada sosis, nuget, dan bakso goreng. Benar-benar idaman Ria ini.

Ria memasak 8 bungkus mi rendang, karna hanya tinggal mi itu yang Ria stok di rumahnya.

Keenam remaja itu segera duduk melingkar di atas karpet. Ria benar-benar menaruh mi itu di satu piring super besar yang kalo kata Eva lebih mirip baskom.

"Ria idaman banget sih." puji Kania. Kania dengan mulut manisnya jika di suguhi makanan kesukaannya.

"Tau."

Ria menaruh potongan sosis ke arah Dewi tanpa menatap ke arahnya. Sedangkan Dewi tersenyum simpul.

Hanya dalam waktu kurang dari 2 menit seluruh makanan yang Ria masak sudah ludes tak tersisa. Lalu secara spontan mereka menyingkir dari sana dan menuju ke tempat semula.

Ria mendengus, kurang ajar sekali teman-temannya ini. Untung dia masih cukup sabar.

Dengan telaten Ria membereskan sisa makan mereka tadi, lalu membawa piring kotor itu keluar dan di cuci.

Saat Ria selesai dan sedang mencuci tangan, Dewi berjalan ke arahnya. Ria yang sadar berjalan ke arah kulkas dan melempar minuman kaleng kesukaan Dewi pada Dewi.

Dewi tersenyum tipis. "Makasih."

Ria mengangguk lalu mengambil minuman kaleng lagi dan dia bawa ke kamar.

"Jangan terus berjuang sendiri Dew. Lu pantesnya di perjuangin. Tinggalin dia kalo dia emang gak ngerespon lu, masih banyak cowok di luar sana. Kalo emang lu masih suka dia, bertahan dengan semua resikonya Dew. Semua pilihan ada di elu."

Setelah mengucapkan kata itu, Ria berjalan ke kamarnya dan meninggalkan Dewi di dapur sendiri.

Dewi menatap kosong minuman kaleng di genggamannya.

Semua pilihan ada di elu

Dewi menghela nafas pelan, ikut menyusul ke kamar Ria. Dia pusing. Kenapa sih jatuh cinta itu harus sahabatan sama patah hati?! Bikin repot.

"Gue bakal melupakan dia. Iya. Gue pasti bisa, kalo gue niat."

Dewi membuka pintu kamar Ria yang langsung di suguhi kesibukan teman-temannya. Putri yang lanjut menonton drama, Kania dan Laras yang berdebat dia atas kasur, Eva yang duduk di sofa sibuk dengan ponselnya sesekali ikut mengompori Laras dan Kania, dan Ria yang duduk di meja belajarnya menatap Dewi dengan senyum tipis yang Dewi balas dengan senyum tipis.

Dewi melangkah masuk, menutup pintu dan mengambil tempat di sebelah Putri. Tidur tengkurap di atas karpet dengan banyak jajanan di sampingnya.

"Sumpah gue baper," ucap Putri sembari menggeser laptop Ria agar Dewi juga dapat melihat dan juga menggeser bantal yang menjadi tumpuan badannya ke arah Dewi.

Sekarang ayo lupakan sejenak kisah cintanya dan menikmati kehangatan malam ini dengan para sahabatnya.

______
TBC!!

Gimana dengan part ini??
Semoga suka yaa^^
Jangan lupa komen dan vote!

See u
❤️❤️

Laa

-241221-
-11.11-

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang