28. Sayangnya Regan

956 79 3
                                    

Kania menoleh ke kanan dan kiri untuk menyebrang. Dia baru aja beli nasi goreng yang berjualan di sebrang komplek rumahnya.

Setelah memastikan keadaan jalan yang sepi, Kania langsung menyebrang jalan dengan cepat. Dia lebih suka jalan kaki ketimbang naik motor, sekalian olahraga katanya. Padahal aslinya dia malas mengeluarkan motor dari garasi.

Sampai di depan rumahnya, Kania melihat Regan yang bersandar di mobilnya. Kania juga heran, akhir-akhir ini, setiap Regan ke rumahnya dia lebih suka naik mobil dari pada motor. Mungkin karna cuaca yang tidak menentu kali ya.

"Gan?" Kania menepuk bahu Regan.

"Udah belinya?" Regan memasukkan ponselnya ke saku hoodie miliknya.

"Lu tau gue beli nasgor?" tanya Kania heran.

"Tadi ngeliat lu keluar dari tukang nasgor."

Kania memukul bahu Regan. "Kenapa gak di samper? Kan lumayan gue gak usah jalan."

"Sekalian olahraga Ka," balas Regan.

Kania berdecak kesal.

"Orang rumah pada kemana? Kok sepi banget?" tanya Regan.

"Pada keluar, makanya gue beli nasi. Bunda nemenin Ayah keluar kota, 2 hari." Kania menunjukan jari telunjuk dan tengahnya yang menandakan angka dua untuk menekankan kata 2 hari.

"Mau masuk aja gak?" tawar Kania.

"Iya, buka gerbangnya gih."

Kania beralih membuka gerbang rumahnya dan Regan masuk ke dalam mobil untuk memarkirkan mobilnya di halaman rumah Kania.

Setelah menutup kembali gerbangnya Kania membuka pintu rumahnya.

"Di dalem aja Gan," ucap Kania mempersilahkan Regan masuk dan membiarkan pintunya terbuka lebar.

"Berarti nanti tidur sendiri dong?" tanya Regan.

Kania kembali dari dapur membawa satu piring dan dua sendok. "Enggak, nanti Dewi sama Eva mau kesini, nginep."

"Oh, bagus deh. Jangan sendiri. Kalo butuh apa-apa langsung telepon gue."

Kania mengangguk dan duduk di sebelah Regan. Dia membuka bungkus nasi gorengnya lalu menyerahkan satu sendok pada Regan.

"Bentar ambil minum dulu."

Kania beranjak dari duduknya pergi ke dapur, dan kembali dengan dua gelas berisi jus mangga dingin.

"Malem-malem kok minum es," ucap Regan karna melihat gelas Kania berisi penuh es batu.

"Nanti sakit Ka." peringat Regan.

Kania menggeleng pelan. "Nanti minum obat kok."

Regan menghela nafas pasrah dan mulai menyendok nasi goreng yang mulai dingin diikuti Kania yang juga menyendok.

Regan hanya makan 3 suap lalu setelahnya dibiarkan Kania yang memakannya hingga habis.

"Gan," panggil Kania.

Regan berguman membalas Kania tanpa mengalihkan perhatiannya lada ponsel di tangannya.

"Gue masih laper masa," adu Kania.

Regan menoleh, "Eva sama Dewi kemana? Kok belum dateng? Ini udah mau jam 8." tanya Regan.

Kania mengangkat bahu. "Kayaknya nanti jam 9, soalnya Eva masih les jam segini, terus Dewi juga masih ada urusan katanya."

"Yaudah ayok, nanti pulang sebelum jam 9."

"Kemana?" Kania menatap Regan yang sekarang membawa piring kotor beserta gelas kotor ke arah dapur.

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang