29. Cerewet

803 74 2
                                    

Sepertinya waktu berjalan cukup cepat. Rasanya baru kemarin Kania daftar sekolah sekarang sudah mulai daftar kuliah.

Dan hal itu juga di rasakan oleh keenam gadis yang sekarang berkumpul di kamar Ria.

Sepulang sekolah kali ini, mereka menyempatkan waktu untuk berkumpul. Hari ini cukup bermakna untuk mereka. Hari ini Putri melepas jabatan sebagai OSIS yang artinya sekarang mereka mulai serius belajar untuk mengejar SNMPTN atau SBMPTN.

"Ka, lu bakal ngambil SNM apa SBM?" tanya Eva.

Kania yang sedang scroll sosial medianya menoleh. "SNM sih, kalo SBM males belajar lagi hehe."

"Berarti harus bagus di semester 5 ini dong."

Kania mengangguk mengiyakan ucapan Ria. "Gue lagi berjuang di semester 5 ini. Tinggal ini doang kesempatan gue buat ikut SNM."

"Eh, tapi kalo ikut SNM tuh modal nekat gak sih? Lu gak ada sertifikat apapun terus linjur lagi." cibir Laras.

"Coba-coba. Siapa tau bejo."

"Iya gak apa tuh, tapi kayaknya buat jaga-jaga harus nyiapin buat SBM gak sih?" Putri menyahut.

"Iyalah harus. SNM modal nekat ya kali santai."

"Tapi kalo SBM lu bakal linjur juga?" tanya Dewi.

Kania menggeleng. "Gue males kalo harus belajar ulang mah, mending yang sejalur."

"Ya harusnya tuh lu SNM yang sejalur gak sih? Gak begitu resiko juga, mana rapot lu oke juga tuh kalo SNM."

"Hehe, namanya juga modal nekat Ri. Gue gak begitu sreg sama yang sejalur, lagi tergiur dengan rumput tetangga Ri."

"Ya terus lu kenapa ngambil IPA kalo ujung-ujungnya malah nyantol ke IPS?" tanya Dewi.

"Sebenarnya dulu gue masuk IPA karna suka matematika, eh terus pas udah jadi anak IPA gue males ketemu matematika."

"Alasan yang bagus."

"Lu gimana Put? Mau lanjut kemana?" Kania melempar pertanyaan ke Putri.

Putri menyengir lebar. "Bingung gue masihan, tapi kayaknya kedokteran."

"Nah tuh sejalur."

"Mau SNM atau SBM Put?" tanya Eva.

"Pengennya sih SNM."

"Bisa lah Put elu, kan rapot lu oke terus lu punya sertifikat yang memenuhi juga." ujar Laras.

"Masuk Put masuk. Semangat!" Kania menepuk bahu Putri yang rebahan di sebelahnya.

"Yoi!" Putri bertos ria dengan Kania.

"Btw kalian mau lanjut kemana emangnya?" tanya Putri pada yang lainnya.

Eva yang sedang memakan jajan tampak berpikir. "Kayaknya sih teknik kalo gue, tapi bismillah deh."

"Kalo lu Ri?" Kania menatap Ria yang duduk di meja belajarnya.

"Gue matematika mungkin, atau gak psikologi."

"Kalo lu Dew, Ras?"

"Gue...dokter gigi kayanya," ucap Laras.

"Gue teknik juga sih kayaknya," ucap Dewi.

"Teknik apa lu Dew, Va?" tanya Ria.

"Teknik informatika," ucap mereka secara bersamaan.

"Hei! Kok sama!" teriak mereka kaget.

"Wow, langsung ada saingannya. Semangat!" ujar Kania heboh.

Fake Relationship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang