41. Hal yang disembunyikan

11 3 0
                                    

Mungkin sudah hampir 3 hari Chelsea tidak masuk sekolah, guru pengawas ujian bahkan mengatakan jika Chelsea akan mengerjakan ujiannya di rumah hingga akhir ujian. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu hingga seluruh akses untuk menanyakan kabarnya seakan terblokir, Chelsea benar-benar hilang begitu saja tanpa kabar.

Leon membaringkan tubuhnya di tongkrongan, pemuda itu benar-benar tidak dalam kondisi mood untuk bermain game dengan Putra. Adit yang menyadari perubahan mood kawannya mencoba mendekati Leon.

"Cewek lo gimana? Udah masuk?" tanya Adit penasaran. Satu tongkrongan sudah tau tentang cerita Chelsea yang hilang begitu saja, tentu saja karena beberapa hari terakhir mereka selalu menemankan Leon untuk pergi ke rumah gadis itu. Tapi sama halnya dengan gadis itu, bahkan rumah Chelsea seperti tidak terlihat tanda-tanda kehidupan. Terakhir mereka ke rumah Chelsea, mereka berhasil bertemu kakaknya. Akhirnya memiliki titik terang jika ponsel gadis itu disita.

Leon menggeleng kepalanya,"Sampai akhir ujian tu anak juga belum masuk" ucap Leon.

Putra tersenyum kecil,"Perasaan dulu lo gak pernah gini dah Eon" ucap pemuda itu berhasil membuat Leon kebingungan.

"Maksud lo?"

"Ya lo gak pernah pernah segalau ini sebelumnya, setau gue lo anaknya masa bodo" ucap Putra agak kagum melihat perubahan sikap Leon

Leon memutarkan bola matanya," Ya menurut lo? Di tinggal beberapa hari tanpa kabar gak jelas ini gak bikin galau? Gue cuma tau kalau ponselnya ditahan, gue gak tau dia sakit apa" ucap Leon kesal.

Adit yang mendengar ocehan Leon tersebut mengelus pundak pemuda itu,"Udah sabar, tu liat ada Chelsea" ucap Adit menunjuk asal.

Leon yang percaya langsung melihat ke arah yang ditunjuk Adit, tapi sayang pemuda itu tidak menemukan apapun. Leon yang menyadarinya menabok kuat Adit dengan perasan kesal dan memilih pergi ke arah pojok, tidak berminat becanda sama sekali. Adit yang melihat itu pun tertawa terpingkal, ia tidak menyangka temannya bisa sebucin itu pada cewek segalak Chelsea.

Sambil mengelap ujung matanya yang berair, Adit kembali duduk di depan tongkrongan. Melihat beberapa orang lalu lalang sambil menggoda mbak-mbak yang lewat, Leon dan Putra yang melihat kelakuan temannya itu itu hanya bisa menggelengkan kepalanya menyerah.

Leon menyandarkan tubuhnya, bosan dan tidak tau apa yang harus ia lakukan Leon akhirnya menerima ajakan Putra untuk bermain game. Setidaknya untuk menghilangkan rasa jenuhnya karena sejak tadi yang ia lakukan hanya termenung. Hampir beberapa jam mereka bermain, mereka tak lagi mendengar suara Adit. Mungkin karena tidak ada lagi yang lewat, tapi tak lama suara pemuda itu kembali muncul.

" Hai cewek" ucap Adit

"Cowok gue" sahut orang yang Adit goda. Leon seketika tersentak, ia yakin tidak salah mengenali suara barusan. Dengan mata yang masih agak kaget, Leon angkat kepala nya. Memandangi sosok orang yang Adit goda.

"Beh galak bener. Eon pacar lo kenapa galak bener dah? Jinakin kek" ucap Adit sembari memandangi Leon yang tampaknya agak kaget dengan keberadaan Chelsea yang tiba-tiba. Pandangan Leon langsung jatuh ke arah Chelsea yang memandanginya dengan senyum tipis.

Leon mengubah raut wajahnya datar, ia dekati Chelsea dengan tenang."Lo sini gue jinakin" ucap Leon membalas ucapan Adit tadi.

Leon langung mengambil tempat tepat di depan Chelsea, menggeser Adit menyuruh pemuda itu untuk menjauh. Leon menarik nafasnya perlahan, memandangi gadis yang belakangan menghilang itu dengan tatapan lembut. Sementara Chelsea hanya tersenyum tipis, memandangi Leon intens.

"Hai" ucap Leon yang entah kenapa tiba-tiba berucap begitu. Chelsea yang agak kaget, terkekeh kecil sembari membalas sapaan Leon. "Hai"

Putra yang melihat kelakuan dua pasang manusia itu langsung menepuk dahinya sambil menggelengkan kepala, padahal Leon yang melakukannya tapi entah kenapa malah ia yang malu. "Lu berdua pacaran apa pdkt pake hai segala?" teriak Putra dari tempatnya.

Batas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang