Waktu sudah menunjukkan jam 8 malam dan Chelsea sudah rapi mengenakan cardigan dengan rambut yang di cepol. Gadis itu keluar dari kamarnya bersiap untuk pergi.
"Paaaaa, Chelsea keluar bentar" ucap Chelsea pada papa nya yang sedang menonton televisi bersama Farhan dan Sello di ruang tengah.
Gelan mendengar itu langsung menoleh ke arah Chelsea yang tampak sudah rapi dan sebersiap untuk pergi,"Mau kemana Chel? Bahaya anak gadis keluar malam-malam" ucapnya sedikit khawatir karena sang putri gemar keluar rumah saat malam hari.
Chelsea menoleh,"Cuma ke indomaret depan pa, beli cemilan bentar" ucap gadis itu sudah berada tepat di depan pintu rumah .
"Mbak Chellll, nitip es krim yaa" teriak Sello
"Iya" jawab Chelsea
"Chel, mau mas temanin gak?" tawar Farhan yang juga sama khawatir dengan kebiasaan Chelsea yang gemar keluar malam sendirian membeli cemilan.
"Gak usah mas" tolak Chelsea halus
Saat Chelsea hendak menutup pintu rumah terdengar suara teriakan mamanya yang berada di dapur,tapi masih dapat di dengar oleh Chelsea. "Chel mama nitip es krim juga" ucap Risa.
"Iya maa. Chelsea pergi" teriak Chelsea sambil menutup pintu rumahnya
Chelsea memasukkan tangannya di saku cardingan, ia tarik nafasnya dalam sambil melihat ke arah langit. Ini yang membuatnya lebih memilih berjalan, selain karena letak indomaret dari komplek perumahannya tak begitu jauh, ia bisa sambil menikmati indahnya pemandangan langit malam yang bertabur bintang. Karena terlalu asik dengan dengan dunianya sendiri yang sibuk memandangi langit, tanpa sadar Chelsea sudah berada di depan indomaret.
Gadis itu masuk dan mulai memberi beberapa cemilan kesukaannya, setelah memastikan sudah membeli semua cemilan yang diinginkan ia pun keluar dengan wajah yang sumringah. Namun, raut wajah itu tak bertahan lama ketika matanya mengkap tak tauh dari tempatnya berdiri terdapat banyak gerombolan anak yang sebaya atau bahkan ada lebih tua darinya sedang nongkrong di dekat pintu masuk kompleknya.
Sebenarnya hal tersebut bukan hal baru, tapi tetap saja ia masih belum terbiasa akan hal itu. Melihat itu, muncul sedikit rasa takut yang dirinya, namun Chelsea coba menarik nafasnya dan melanjutkan perjalanan sambil merapalkan doa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa padanya. Entah kenapa di saat seperti ini justru timbul rasa penyesalan tidak menerima tawaran Farhan untuk menemankannya.
Jarak mereka kini mendakat, Chelsea sudah mempersiapkan diri jika ia memang harus berjalan cepat atau bahkan lari dengan kecepatan kilat. Mata sekumpulan orang tersebut kini mulai terfokus padanya yang hendak lewat, saat itu juga tangannya mulai dingin, rasa takut perlahan mulai menggerogoti tubuhnya. Saat Chelsea sudah berada tepat di pintu masuk komplek perumahannya, langkah gadis itu langsung terhenti ketika dua orang tak dikenal itu menghalagi jalannya.
"Ehh ada cewek" ucap salah satu orang tersebut
Chelsea mencoba memasang wajah galak, "Mata lo buta ya? Dah tau gue cewek ngapain lo bilang?" ucap gadis itu dengan nada sarkas
Dua orang di depannya tampak memundurkan langkahnya dan saling menatap, "Wihh galakk" ucap kedua orang itu secara bersamaan.
"Dek tinggalnya dimana? Mau di anterin gak" ucap salah seorang lagi dengan senyum lebar.
Chelsea menaikkan alisnya, "Lo kira gue adek lo, awas gue mau lewat" jawab Chelsea dingin.
"Makannya apa sih dek. Kok judes banget" lanjut orang tersebut masih mencoba menggoda Chelsea
"Apaan sih gaje banget" jawab Chelsea udah tidak tahan dengan gangguan tersebut.
Tiba-tiba suara seseorang yang tak tau entah dimana terdengar jelas di telinganya, suara yang sangat akrab di telinganya baru-baru ini membuat ia sedikit terkejut.
Chelsea dan kedua orang di depannya pun mengikuti asal suara tersebut, terlihat Leon entah muncul dari mana tiba-tiba sudah berada di samping seseorang sambil asik memandangi ponselnya seperti bermain game. "Udahh, jangan digangguin kakaknya juara karate" ujar pemuda itu. Sementara Chelsea justru membelalakkan matanya hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Lo kenal ni anak Eon?" ucap salah seorang di depannya sambil menunjuk kearah Chelsea
"Hm, teman sekolah" jawab Leon masih memandangi ponselnya
"Wihh, gue baru tau lo punya teman cewek model galak gini. Okelah untuk temannya Leon yang galak gue persilahkan lo lewat" ucap orang tersebut sambil menunduk mempersilahkan Chelsea lewat bak putri negeri dogeng
"Gak waras" ucap Chelsea sambil mempercepat langkahnya
"Dikatain gak waras kita Dit" ucap orang tersebut sambil menepuk bahu teman di sebelahnya yang bernama Adit itu
"Ehh dek beneran nih pulangnya gak mau dianterin" teriak Adit yang masih bisa didengar oleh Chelsea. Sementara Chelsea masa bodo terus melanjutkan perjalannya.
"Dekk"
'Dasar gila' batin Chelsea
**
"Gak mau lo antar tu?" ucap Putra pada Leon yang masih fokus pada game nya.
"Gak" jawab Leon singkat
"Beneran? Udah malam ni, kita gak tau dalam komplek tu ada cowok ganjen kayak tu dua orang atau gak" ucap Putra sambil menunjuk kearah Adit dan Bayu yang masih menggoda Chelsea yang sudah jauh pergi.
"Temanin aja Eon sampai depan rumah. Ikutin dari belakang" saran Putra
Untuk beberapa saat Leon pun memikirkan perkataan Putra, sampai akhirnya ia pun langsung beranjak pergi.
"Leon" panggil Putra, yang membuat Leon menghentikan langkahnya.
"Apalagi sih Put? Lo gak liat gue mau pergi ni" ucap Leon dengan intonasi mulai meninggi
"Ya elah ni anak ngegas banget, gue cuma ingatin jangan naik motor nanti lo disangka penculik bego" ucap Putra
"Iya iya. Bawel banget lo kayak emak-emak" ucap Leon, yang kemudian langsung berlari mengejar Chelsea. Sementara Putra hanya menggelengkan kepalanya.
*****
Merasa sudah lumayan jauh dari depan komplek, Chelsea pun memperlambat jalannya sambil mengucap syukur dalam hati. Di sepanjang jalan Chelsea terus saja mendumel mengingat hal baru saja terjadi. Sementara Leon yang berada tepat di belakang Chelsea berusaha untuk menahan tawanya melihat kelakuan Chelsea.
Sampai Chelsea masuk kerumah ia masih belum menyadari kalau sedari tadi Leon mengikutinya dari belakang.Chelsea membuka pintu rumahnya dengan wajah kusut, membuat Farhan yang melihatnya pun bertanya-tanya." Kenapa lo dek? Kok muka lo jutek kayak dikejar setan gitu?" tanya Farhan.
"Gak ada mas, cuma jumpa orang gak jelas tadi di jalan" jelas gadis itu.
"Makanya dikasih tau tu denger. Lain kali kalau mau keluar sama mas mu aja" omel papa Chelsea. Sementara Chelsea hanya mendengarnya sambil merengut kesal.
"Gak papa kok pa, tadi juga ada teman satu sekolah yang bantuin" ucap Chelsea sambil memberikan es krim pada Sello dan mamanya. Kemudian menuju kamarnya kembali melanjutkan drakor yang tadi tertunda
Tapi mulai sejak saat itu Chelsea semakin sering melihat Leon di malam hari. Tak tau jelas mungkin sang malam memiliki rahasia akan hal itu.
.
.
.
.
.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas [Completed]
Teen FictionSetiap orang punya batas sendiri yang tidak bisa di lewati oleh orang lain. Batas yang hanya boleh di masuki oleh orang itu sendiri. Begitulah Chelsea memandang Leon. Seseorang anak pindahan yang memiliki aura aneh yang selalu punya dunia sendiri...