"Oy Chel" panggil seseorang siswi berambut pendek yang duduk di depan Chelsea
"Apaan sih Ma ?" tanya Chelsea yang masih mencoba fokus pada buku di depannya.
"Gak mau kenalan noh sama tetangga sebelah?" ucap Roma sambil melirik bangku yang sedang kosong di sebelah Chelsea.
Ya ,orang tersebut adalah Roma. Roma sendiri sebenarnya teman Chelsea dari SMP sama seperti Alisya, tapi berbeda dengan Alisya yang pernah sekelas dengannya. Roma justru tidak pernah sekelas dengan Chelsea, mereka hanya sering bertemu dipertemukan saat arisan ibu mereka. Karena sering bertemu, mereka pun semakin akrab. Berbeda dengan Alisya yang kadang memanggilnya dengan nama depan, Roma justru memanggilnya dengan nama tengah karena ia sering mendengar saat bundanya menyebut nama Chelsea.
Mengerti dengan apa yang Roma maksud, Chelsea sedikit melirik ke depan kelas. Mamandangi orang yang dimaksud Roma sedang asik berbicara dengan Johan. Karena tertangkap basah oleh Leon ketika sedang memandanginya, Chelsea langsung membuang muka dan mengalihkan pandangannya ke arah Roma. "Ogah gue mah,mukanya aja flat gitu kayak abis dilindes truk" jawab Chelsea tidak peduli sambil terus membolak balikkan bukunya
"Tu anak mukanya emang kayak gitu tau Chel" ucap Roma sambil menggoyang-goyangkan meja Chelsea.
Chelsea awalnya ingin marah karena gadis itu menganggu waktu belajarnya, tapi setelah kebali memikirkan perkataan yang baru saja Roma katakan, entah kenapa ucapannya tersebut langsung membuat tanda tanya besar di kepala Chelsea. Jika dilihat entah hanya perasaannya atau memang, tapi hampir kebanyakan orang mengetahui semua tentang Leon selain dirinya. Namun, Chelsea mencoba untuk tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Apalagi mendengar bel masuk pelajaran selanjutnya berbunyi, ia tidak ingin pikirannya terganggu hanya karena memikirkan pemuda itu.
Di SMA Cendana, mata pelajaran bahasa Inggris akan diajar langsung oleh Kepala sekolah. Jadi tidak heran penghuni kelas XI MIA 2 yang biasanya akan masuk kelas telat tiba-tiba sudah berada di kelas, bahkan sebelum lonceng pelajaran selanjutnya berbunyi. Bahkan lebih mereka akan lebih rajin seperti ada ujian dan ulangan, buktinya sekarang seisi kelas sedang sibuk membolak balikkan buku untuk mempersiapkan diri apabila pak Yono melontarkan pertanyaan mendadak tentang pelajaran selanjutnya atau bahkan pertanyaan random yang berhubungan dengan bahasa inggris.
Sebenarnya semua tampak berjalan normal di mata Chelsea, tapi ada satu hal yang membuat gadis itu penasaran. Ketika ada seorang murid tidak membuka buku pelajaran seperti yang lainnya namun hanya mengeluarkan note kecil sepanjang pelajaran pertama, dan orang tersebut adalah Leon. Chelsea sedari tadi tidak sengaja memerhatikan gerak gerik Leon hanya memandanginya dengan wajah bingung tidak tau harus berkomentar apa, karena menurutnya hal itu cukup aneh seakan semuanya cukup dicatat di note kecil tersebut.
Chelsea menggelangkan kepalanya kecil, mencoba kembali fokus ke buku pelajaran di depannya karena sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain. Tidak lama, Pak Yono pun masuk dengan membawa satu buku cetak di tangan kanan nya. Suasana kelas seketika hening, semua duduk dengan rapi seperti ada penelian kelas terdisiplin. Setelah pak Yono duduk, ia kemudian menyuruh Johan sebagai ketua kelas untuk mempersiapkan memberi salam. Siap memberikan salam, kini matanya langsung terfokus pada deretan kursi-kursi seakan mencari seseorang. Melihat reaksi aneh pak Yono yang tampak mencari sesuatu, seluruh kelas pun saling tatap dengan wajah bingung.
Tidak menemukan orang yang dia cari, akhirnya ia pun membuka suara. "Leon di kelas ini kan?" ucap pak Yono tersebut membuat Chelsea dan yang lainnya refleks memandangi orang yang nama disebutkan.
"Iya pak" jawab Johan
"Mana dia?" tanya pak Yono sambil terus mencari keberadaan orang tersebut. Orang yang merasa punya nama pun mengangkat tangannya seakan memberikan jawaban kehadirannya pada pak Yono
"Silahkan perkenalkan diri" ujar bapak tersebut, yang membuat satu kelas heran sendiri. Masalahnya adalah pak Yono dan seluruh kelas tentu sudah kenal dengan Leon, lagipula siapa yang tidak mengenal Leon di sekolah tersebut. Tapi entah kenapa pemuda harus kembali memperkenalkan diri lagi, akhirnya mau tidak mau Leon pun maju ke depan. Raut wajahnya tetap tidak berubah, dengan wajah datar khas plus menyebalkan.
"Excuse me, lemme introduce my self my name is Leonald Valhendra, you can call me Leon. Thanks" ucap Leon singkat. Perkenalan Leon tersebut mampu membuat anggota 11 MIA 2 melongo, bukan karena kemampuan bahasa inggris pemuda itu yang luar biasa melainkan karena hal tersebut berlangsung dengan sangat cepat. Bahkan mereka tidak tau apa yang Leon ucapkan di depan sana.
"Gila cepat amat, woy lo ngomong apa ngerap" ucap Roma dengan suara yang lumayan keras, membuat Chelsea membelalakkan matanya dan refleks menendang kursi yang berada tepat di depannya itu.
Roma agak kaget langsung berbalik memandangi Chelsea, "Apaan sih Chel" ucap Roma dengan nada kesal.
Chelsea mengkerutkan alisnya, ia majukan tubuhnya hingga lebih dekat kearah Roma."Lo gila atau gimana? Kalau tu anak denger gimana?" bisik gadis itu yang ketar ketir sendiri.
Roma menyidikkan bahunya, "Masa bodo. Biar tu anak sadar, lagian lo juga gak dengarkan dia ngomong apa" ucap gadis itu tampak tidak peduli.
Chelsea menghela nafasnya, ia sudah tidak heran jika Roma tidak peduli akan hal tersebut. Walaupun yang diucapkan Roma benarnya, tapi yang ia khawatirkan karena kehadiran kepala sekolah mereka di kelas.
Tampak pak Yono melihat Leon dengan ekspresi bangga, membuat kami bernafas lega, setidaknya moodnya hari ini terlihat bagus untuk tidak menanyakan pelajaran sebelumnya. Sementara itu, Leon kini berjalan kembali ke tempat duduknya. Melihat jarak Leon semakin dekat Chelsea langsung menundukkan kepala karena masih malu tentang note tadi.
Tidak hanya sampai perkenalan, Pak Yono pun mulai bertanya-tanya tentang alasan Leon pindah dan pastinya jawabannya tetap sama dengan sebelumnya. Pertanyaan pak Yono pun terus berlanjut sampai cerita tentang sekolah lama Leon hingga perguruan tinggi negeri. Tentu hal itu membuat penghuni kelas 11 MIA 2 senang bukan main, alhasil selama 2 jam mata pelajaran bahasa inggris mereka lewati tanpa ada pelajaran, semua jam diisi dengan mendengarkan cerita pak Yono.
Setelah selesainya pelajaran pak Yono,Roma langsung berbalik menghadap Chelsea dengan wajah yang terlihat bahagia. Chelsea yang mengerti dengan raut wajah itu pun langsung menghentikan rencana Roma yang ingin bercerita.
"Kalau mau ceritain anak sebelah nanti aja" ucap Chelsea dengan suara pelan.
Roma yang mengerti akan lah itu pun kembali menghadap kedepan karena guru pelajaran selanjutnya tiba-tiba sudah masuk ke kelas. Sebetulnya mulai dari situ Chelsea pun sudah tau, sejak awal Leon masuk sekolah ini keberadaannya sudah seperti di tunggu oleh semua orang termasuk guru. Leon itu sudah seperti anak kebanggaan di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas [Completed]
Teen FictionSetiap orang punya batas sendiri yang tidak bisa di lewati oleh orang lain. Batas yang hanya boleh di masuki oleh orang itu sendiri. Begitulah Chelsea memandang Leon. Seseorang anak pindahan yang memiliki aura aneh yang selalu punya dunia sendiri...