82. Tugas ketiga

3 1 0
                                    

"Lo ngapain ke sini ?" tanya Leon sambil memandangi Bagas dengan gesture tidak bersahabat.

Bagas menaikkan alisnya, "Harusnya gue yang tanya gitu, lo ngapain ke sini" tanya pemuda itu.

"Aku yang undang" ucap Chelsea baru datang, tampak gadis itu datang sambil berlari karena melihat nafas terengahnya.

Chelsea mencoba mengatur nafasnya, Leon dengan sigap menuntun gadis itu untuk duduk di bangku taman. Sejak pagi gadis itu sudah berpikir keras bagaimana cara untuk menyatukan dua orang tersebut, alhasil Chelsea memilih untuk mengirimkan pesan pada dua orang tersebut untuk datang ke taman dekat rumahnya. Untungnya dua manusia itu tidak curiga dan tidak mempertanyakan untuk apa.

Gadis itu tersenyum kecil, memandangi dua orang tersebut bergantian. "Maaf dan makasih udah jagain gue selama ini, makasih udah nepatin janji ke Dimas sampai sekarang. Sekarang giliran gue buat nepatin janji gue ke Dimas" ucap Chelsea yang membuat dua orang tersebut tampak kebingungan.

Chelsea menarik tangan Bagas dan Leon, membuat dua orang tersebut bersalaman. "Dimas mau kalian jangan berantem lagi, jadi tolong baikan ya untuk menuhin misi gue. Dia pasti sedih liat kalian berantem gini" ucap Chelsea dengan tatapan memohon.

Bagas dan Leon saling pandang, dua orang itu pun bersamaan membuang muka."Hm. Maaf" ucap Leon cuek yang dibalas anggukan oleh Bagas. Dua orang itu langsung melepaskan jabatan tangan tersebut.

Chelsea tersenyum kecil, walaupun masih agak canggung setidaknya dua orang itu tidak akan berantem di depannya. "Makasih juga untuk selalu main sama Rio, aku tau tiap kali kalian ngilang pasti ke tempat Rio kan, ngajak main dia. Makasih udah bantuin tugas aku buat ngajak Rio main" ucap Chelsea lagi.

Dulu Chelsea sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa dua orang itu kadang menghilang begitu saja, saat Roma mengunjungi rumahnya gadis itu mulai menceritakan jika Bagas dan Leon sering mengunjungi rumah Dimas seminggu sekali untuk bermain bersaman Rio. Bahkan tidak jarang mereka ikut liburan keluarga Dimas hanya untuk menemani Rio bermain.

"Lo mau liat Rio?" tanya Bagas yang langsung dijawab anggukan oleh Chelsea.

Mereka pun pergi ke rumah Dimas, rasanya sudah lama Chelsea tidak melewati jalan tersebut. Dulu Dimas selalu mengajaknya ke rumah untuk mengajarinya pelajaran tau bahkan hanya untuk menemani bundanya menjaga Rio. Mereka berhenti disebuah rumah minimalis dengan pohon mangga di depan rumah. Chelsea tersenyum kecil sambil memandangi sekeliling, setelah memberikan helm tersebut pada Leon ia pun langsung berjalan masuk ke dalam. Matanya tertuju dengan sosok bunda Dimas yang hendak keluar rumah, Chelsea tersenyum haru.

"Bundaaaa" panggil Chelsea sambil berlari memeluk bundanya Dimas.

Bunda Dimas tersenyum kecil, membalas pelukan anak yang sudah ia angggap seperti putrinya sendiri. "Bunda senang liat kamu udah sehat" ucapnya sambil mengelus rambut Chelsea.

"Maaf bunda baru mengunjungi sekarang" ujar Chelsea.

Bunda Dimas menggeleng kecil, "Gak papa sayang, ayo masuk. Bunda baru masak, ayok Bagas Leon masuk" ucapnya kemudian menuntun Chelsea masuk. Entah kenapa rasanya seperti kembali ke rumah yang sudah lama hilang.

******

Chelsea mengeratkan jaketnya, matanya fokus memandangi bintang-bintang malam itu. Setelah dari rumah Dimas entah kenapa malam itu ia ingin sekali makan bakso dekat taman rumahnya, awalnya Farhan bersikeras untuk mengantarkannya. Tapi akhirnya Farhan kalah karena papa nya melarang Farhan. Rasanya sudah cukup lama Chelsea tidak berjalam sendiri, semenjak ia pulang dari rumah sakit keluarganya tidak pernah mengizinkan Chelsea untuk ke mana-mana sendiri. Jika pun ia tidak ingin pergi dengan keluargnya harus ada Leon, Bagas, dan teman-temannya.

Batas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang