"Itu tuh si anak barunya"
"Riusan tu anaknya,ya ampun tampangnya aja udah keliatan berkarisma"
"Ya Allah ni orang bisa merusak list cogan gue lama-lama"
"Cool banget"
"Hai Leon"
"Eh eh eh itu tu liat si Leon ngeliat ke sini"
"Huaaaaa Leon"
Begitu lah pembicaraan beberapa orang yang terdengar oleh Chelsea di depan kelas mereka, entah sejak kapan mereka mulai berdatangan tapi sejak jam istirahat kelas benar-benar lebih ramai dari biasanya. Bersamaan dengan teriakan perkumpulan fans Leon dadakan sudah menggema di depan kelasnya layaknya paduan suara. Sejak berita murid baru bernama Leon bertebaran masuk hari ini ke sekolah, kelas mereka benar-benar tidak sepi sejak jam istirahat pertama berbunyi. Banyak siswi yang modus ke kelas tersebut dengan alasan mencari temannya yang merupakan anggota kelas XI MIA 2, hanya agar dapat masuk dan melihat Leon dari dekat atau sekedar lewat untuk melihat sosok Leon yang ramai dibicarakan orang-orang. Alisya saja contohnya, ia sudah berada di meja Dwi sambil melirik-lirik Leon yang sedang berbicara dengan Hendra di tempat duduk Leon. Padahal gadis itu bahkan sebelumnya hanya datang ke kelasnya jika memang sedang bosan atau hal penting saja. Chelsea yang sedang asik memakan bekalnya tidak terlalu menghiraukan keributan tersebut dan fokus dengan apa yang ia lakukan, walaupun sumber dari keributan tersebut berada tepat disebelahnya.
Sementara itu Johan selaku ketua kelas sekarang sudah berganti profesi menjadi tukang jaga pintu, ia sibuk berdiri di ambang pintu menjaga kerumunan siswi yang berada di depan kelas agar tetap aman dan tidak masuk ke kelas dengan berbagai alasan tidak jelas. "Harap tenang, kalian boleh liat Leon hanya dengan membayar 2000 rupiah bisa liat sepuasnya" ucap Johan yang langsung mendapat berbagai macam seruan penolakan dari para siswi tersebut.
"YA SERAH GUE LAH WOY, GUE KETUA KELASNYA" teriak Johan sewot sendiri karena mendapat sorakan tiba-tiba.
Penasaran dengan reaksi Leon terhadap kerumunan fans dadakannya itu, Chelsea yang duduk tepat di sebelah Leon pun sedikit mencuri-curi pandang kearah orang tersebut. Tapi karena pemuda itu peka akan keadaan, Leon terus saja sadar saat ia memandanginya berkali-kali. Tentunya hal itu langsung membuat mereka saling membuang muka secara bersamaan, Chelsea sendiri tentu saja langsung merutuki dirinya karena terus saja tertangkap basah memandangi pemuda itu walaupun tidak secara terang-terangan.
Chelsea menggelengkan kepalanya kali ini ia mencoba fokus kembali untuk menghabiskan bekalnya, tapi tiba-tiba terdengar suara Hendra yang berhasil memecah keheningan di antara dua orang tersebut. "Eon, lo mau ikut ke kantin gak? Gue lapar ni" ajak Hendra.
Leon tampak diam sejenak sambil memandangi kerumunan di depan kelasnya, tidak lama pemuda itu kemudian mengangguk mengiyakan ajakan tersebut, "Ya udah yuk" ucap Leon kemudian berdiri dan beranjak pergi bersama Hendra.
Melihat punggung Leon dan Hendra yang sudah semakin jauh menuju keluar kelas, disaat bersamaan fans Leon tersebut pun mengikuti idolanya itu dari belakang layaknya anak ayam mengikuti induknya. Chelsea yang melihat perginya kerumunan tersebut pun sedikit menghembuskan nafas lega yang sedari tadi ia tahan, rasanya banyak orang membuat nafasnya begitu sesak dan memusingkan. Apalagi ia harus mendengar suara teriakan yang terus bermunculan. Tidak disangka kalau Leon punya banyak fans di sekolah ini sudah layaknya artis, padahal menurutnya Leon bahkan tidak masuk dalam tipe nya sama sekali.
Ingatan Chelsea tentang ia melihat ke arah Leon kembali berputar, rasa malunya masih terasa hingga sekarang. Ia mengusap wajahnya kasar. "Sumpah tu anak punya indra keenam apa gimana sih?kok bisa tau gue liatin dia" ujar Chelsea pada dirinya sendiri
Saat matanya tidak sengaja menoleh ke meja Leon, ia langsung tertarik pada sebuah note kecil bersampul coklat dengan beberapa detail yang tergeletak di sana. Dengan wajah yang berseri-seri, Chelsea langsung mengambil note tersebut tanpa memperdulikan siapa yang punya.
"Ihh lucu" ucap Chelsea histeris sendiri sambil membuka note tersebut. Tidak butuh waktu lama untuk Chelsea larut pada dunianya sendiri sembari membolak-balik note yang hanya berisi coretan kecil itu.
Namun saat ia sedang ingin membaca catatan tersebut, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang baru saja akrab ditelinganya "Melanggar hak pribadi orang"
"Eh, ha?" ucap Chelsea sambil menatap Leon dengan wajah bingung. Melihat pandangan Leon menuju ke arah tangannya Chelsea pun tanpa sadar mengikuti pandangan tersebut. Chelsea benar-benar tidak sadar kalau ia baru saja memegang barang Leon tanpa seizin yang punya.
"Oh ini, maaf banget. Gak gue baca kok" ucap Chelsea kembali meletakkan note tersebut di meja Leon.
"Hm" ucap orang tersebut cuek dan kembali duduk tanpa mempedulikan apa yang diucapakan Chelsea. Sementara itu Chelsea benar-benar merutuki dirinya, ia lirik Leon kembali dan sama seperti sebelumnya Leon kembali melihat kearahnya.
Chelsea mengalihkan pandangannya, sementara Leon menaikkan alisnya menatap heran ke gadis itu. Chelsea mencoba memenangkan diri dan pikirannya yang berkecamuk, ia langsung menghabisi dan mengemas bekal makan siangnya kemudian beralih membuka buku pelajaran di depannya. Walaupun ia sendiri tidak tau apa yang ingin ia lihat di buku tersebut, tapi ia tetap membolak-balikkannya demi menghilangi rasa malunya. Sampai akhirnya ia menyerah dan memilih membenamkan mukanya sampai jam selanjutnya dimulai.
Ia mencoba melupakan kejadian tadi dengan mencoba memikirkan hal lain, tapi bayangan kejadian tadi kembali bermunculan bersamaan dengan sedikit rasa bersalah pada dirinya, mengingat ia tanpa sengaja ingin membaca buku Leon. Padahal di note tersebut pasti terdapat sesuatu yang tidak boleh diliat orang lain, walaupun ekspresi wajah Leon saat Chelsea membuka itu terlihat sangat santai seakan tidak ada masalah sama sekali tapi tetap saja ia merasa bersalah. Chelsea menghela nafasnya semakin bingung sekarang, bahkan hanya untuk memejamkan kejadian itu terus bermunculan bagaikan kaset rusak. Sungguh menyebalkan.
Chelsea kemudian mengubah posisi wajahnya menghadapkan ke arah Leon. Disaat waktu yang bersamaan ia melihat Leon sedang tertawa bersama Dwi, tidak tau apa yang mereka bicarakan tapi tampaknya Leon sangat bahagia dan santai dengan hal itu. Melihat kejadian itu entah kenapa bibir Chelsea pun ikut tersenyum, entah kenapa melihat Leon dapat tertawa seperti itu lebih menyenangkan dibandingkan melihat wajah sok cool pemuda itu. Rasanya pemuda itu dengan senyuman lebih cocok dan lumayan menarik.
"Kalau aja tu anak bisa ketawa gitu kan enak diliatnya" ucap Chelsea dengan nada pelan, tapi Chelsea tidak sadar kalau kata-katanya itu masih bisa di dengar oleh seseorang.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas [Completed]
Teen FictionSetiap orang punya batas sendiri yang tidak bisa di lewati oleh orang lain. Batas yang hanya boleh di masuki oleh orang itu sendiri. Begitulah Chelsea memandang Leon. Seseorang anak pindahan yang memiliki aura aneh yang selalu punya dunia sendiri...