46. Tempat persembunyian

13 1 0
                                    

"Le tolong dong pegangin ini" ucap salah satu anggota OSIS.

Leon yang mendengar namanya langsung berlari mendekati orang itu telah selesai membantu anggota lain, ia pegang hiasan bunga saat anggota OSIS itu menaiki memasangnya.

Sejak pagi memang seluruh anggota OSIS sudah sibuk dengan urusannya masing-masing, bukan hanya anggota OSIS mungkin seluruh sekolah saat itu benar-benar sibuk dengan acara besok. Beberapa dari siswa juga sibuk melakukan gladi bersih untuk penampilan mereka besok, semua orang hari itu mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk acara besok. Tentunya karena acara besok bukan hanya akan di datangi oleh orang-orang dari sekolah mereka melainkan beberapa sekolah yang diundang besok, hal ini sama saja seperti harus menjaga citra nama sekolah dari sekolah lain.

Setelah membantu beberapa orang mendekor panggung, Leon langsung menuju tempat Irfan untuk membantu ketua OSIS itu kembali memeriksa tatanan panggung. Memastikan tidak ada yang tertinggal atau bahkan kesalahan sekecil apapun.

Irfan melempar botol air mineral ke arah Leon, pemuda itu berhasil menangkapnya dengan baik. "Istirahat dulu Le, udah jam makan siang soalnya" ucap pemuda itu yang dijawaban anggukan oleh Leon.

"Lo gak ke kelas?" tanya Irfan sambil melihat orang sebelahnya tampak tak ingin beranjak dari panggung.

Leon hanya mengangguk sebagai jawaban, sebenarnya bukan hanya Irfan yang bertanya begitu. Tapi hampir kebanyakan orang, bahkan saat pagi kebanyakan orang ke kelas duluan Leon justru hanya berdiam diri di ruang OSIS sambil mengerjakan yang menurut nya bisa ia kerjakan."Bentar lagi" ucap pemuda itu dengan jawaban yang sama dengan kebanyakan orang.

Irfan terdiam sejenak,"Nunggu Chelsea ya?" tanya pemuda itu peka. Leon pandangi Irfan sejenak kemudian berkata 'iya'. Memang sejak pagi ia menunggu Chelsea datang, bukannya ia tidak akrab sama anak kelas, tapi karena ia malas meladeni anak kelas yang mengganggunya ketika tidak ada Chelsea.

Alisya yang kebetulan berada di dekat mereka yang awalnya hanya mendengar pun menyeletuk, "Chelsea masih nge dekor" ucap nya sambil meletakkan beberapa pot depan panggung sebagai penghias.

Leon mengerutkan alisnya,"Tau dari mana?" tanya Leon. Karena seingatnya ia selalu melihat Alisya disekitarnya dari tadi.

"Gue baru dari sana liat-liat" balas Alisya, Leon pun mengangguk sementara Irfan di sebelah Leon hanya mendengar pembicaraan dua orang temannya itu.

"Lo gak mau liat?" tanya Alisya lagi sambil melihat ke arah Leon.

Leon menggelengkan kepalanya,"Gak deh, dia pasti lagi sibuk" ujarnya. Lagi pula Chelsea sudah melarangnya untuk datang melihat, kata Chelsea ia takut Leon tidak fokus dengan tugasnya menjadi bagian OSIS.

Alisya ber'o'ria, "Emang lagi sibuk sih gue liat, tapi mungkin bentar lagi balik kelas" ujarnya yakin.

"Thanks infonya Sya, lo sekarang mau ke mana?" tanya Leon, karena sekarang jam istirahat.

"Ke kelas, liat-liat. Duluan ya" ujarnya kemudian berpamitan pada Leon dan Irfan. Setelah gadis itu pergi Leon kembali berbicara dengan Irfan.

*****

Chelsea menghela nafasnya sejenak, ia alihkan pandangan nya ke arah lapangan. Tampak semua orang masih sibuk menyiapkan dekorasi, beberapa orang berlalu lalang melewatinya sambil membawa beberapa barang menuju stand masing-masing. Gadis itu malas untuk ke stand mereka, ia yakin pasti keadaan di sana sudah hampir selesai.

Mungkin itu sudah 3 kali putaran Chelsea mengelilingi sekolahnya, sejak selesai mendekor ruang pameran ia benar-benar tidak tau arah dan tujuannya. Chelsea bahkan sengaja menghindari tempat stand angkatannya hanya karena tidak mau ke sana. Jika ia ke UKS, Chelsea yakin penjaga UKS akan menyuruhnya ke kelas. Alhasil hanya ada satu tempat yang ada dipikirkan Chelsea sekarang, perpustakaan.

Batas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang