"Jadi ceritanya lo merasa malu gitu karena ketauan liat note nya Leon? "
"Ya iyalah malu, siapa juga yang gak malu dibilang melanggar hak pribadi orang" bela Chelsea sambil memeluk erat boneka beruang berwarna pink milik Roma.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Chelsea yang sudah bersiap untuk menaiki motor kakaknya langsung di tarik oleh Roma. Tentu saja kedatangan Roma tersebut membuat kedua kakak beradik itu langsung saling pandang dengan raut wajah heran.
Roma memberi tahu Farhan dan Chelsea bahwa ia ingin mengajak teman sekelasnya itu kerumah, tanpa pikir panjang Farhan mengizinkan adiknya pergi. Merasa senang telah mendapat izin Roma pun langsung menarik lengan Chelsea. Sementara itu, yang ditarik hanya bisa pasrah mengikuti Roma dari belakang.
Dan di sinilah mereka sekarang, di kamar Roma yang didominasi dengan warna ungu sambil membicarakan anak baru yang sedang heboh-hebohnya di sekolah.
"Lagian siapa suruh lo buka-buka barang orang tanpa izin, kebiasaan semua lo bilang lucu. Padahal menurut gue gak ada lucu-lucunya sama sekali" ucap Roma sambil melempar Chelsea dengan bantal yang ada di dekatnya.
"Tapi note nya Leon emang lucu Ma, atau lebih ke arah elegan" bela Chelsea sambil memanyunkan bibirnya
"Serah lo dah Chel, dari awal tu lo emang gak bisa bedain unik, lucu sama elegan. Pokoknya saran gue kalau lo jumpa dia besok pura-pura aja gak terjadi apa-apa" saran Roma mencoba memberikan solusi pada gadis itu.
Mendengar itu Chelsea hanya mendehem sebagai jawaban. Sebenarnya ia sendiri pun tau harus bersikap seperti apa jika berjumpa dengan Leon, apalagi mudah baginya karena memiliki sikap cuek yang bisa menganggap orang tidak ada. Tapi melihat Roma yang sepertinya peduli padanya, iapun menghargai hal tersebut.
"Oh ya tadi lo mau cerita apa Ma? " lanjut Chelsea
"Cerita apa? " tanya Roma agak bingung
"Itu loh, yang lo manggil gue pas selesai pelajaran pak Yono" ucap Chelsea mencoba mengembalikan ingatan gadis itu.
Roma diam sejenak, mencoba memikirkan apa yang ia lakukan sebelumnya. Sampai akhirnya suatu hal terbesit diingatannya,"Oh itu, gue cuma mau bilang Leon tadi perkenalan keren ya" ucap Roma kini berubah lebih antusias.
Chelsea mengerutkan kening, "Perasaan waktu tu anak perkenalan lo ngatain dia deh. Kok lo jadi muji dia gini? " ucap Chelsea agak kaget dengan pertanyaan gadis itu, sementara orang di depannya justu malah tersenyum dengan wajah yang berseri-seri.
"Emm, karena dia" ucap Roma dengan nada yang agak malu-malu mengatakannya.
Belum selesai Roma melanjutkan ucapannya, tiba-tiba pintu kamar Roma pun terbuka. Rekfleks kedua orang itu langsung menoleh memandangi kearah pintu yang hendak dibuka, tampak di ambang pintu sudah ada seorang wanita paruh baya sedang berdiri disana.
"Eh Chelsea, sejak kapan disini?" tanya Sarah yang merupakan bunda Roma dengan ramah.
"Baru aja tan" jawab Chelsea sopan sambil tersenyum kepada bunda Roma
"Gimana mama?" lanjut Sarah
"Baik tan" jawab Chelsea singkat
Setelah berbasa-basi dengan Chelsea, Sarah pun mengalihkan pandangannya ke anak tunggalnya itu. "Roma itu jemuran nanti jangan lupa diangkat, Bunda mau pergi bentar" ujar Sarah.
"Iya bun" jawab Roma seadanya.
Kini pandangan Sarah kembali lagi ke Chelsea, gadis itu hanya bisa tersenyum tipis karena agak canggung. "Ya udah tante pergi dulu ya Chelsea, nanti kalau lapar suruh Roma ambil makanan di kulkas. Soalnya Roma tuh suka nyembunyiin makanan" ucap Sarah dengan nada jenaka.
Mendengar ucapan bunda nya Roma langsung loncat dari tempat tidurnya dan bersiap mengusir Sarah pergi.
"BUNDAA. Udah bunda pergi aja sana" ucap Roma sambil mendorong Sarah keluar dari kamarnya
"Ingetin Roma suruh angkat jemuran Chel" teriak Sarah sambil tertawa melihat kelakuan anaknya.
"Iya tante" teriak Chelsea sambil terkekeh geli melihat ibu dan anak yang berada di depannya itu.
"Bunda lo lucu" ucap Chelsea ketika Roma sudah lagi berada di depannya.
"Iya lah, anak nya aja lucu" ucap Roma sambil memainkan alisnya seakan bergaya sok imut.
Sementara Chelsea yang melihat kelakuan temannya itu langsung merubah raut wajahnya yang awalnya tersenyum menjadi datar. Kemudian membalas perkataan Roma "Gak sama sekali."
Mendengar hal tersebut Roma pun langsung melempar bantal di sekeliling nya ke arah Chelsea. Sementara Chelsea sudah tertawa melihat Roma yang sudah terpancing amarahnya.
"Eh tadi sampai mana, kan gue lupa gara-gara lo" ucap Roma sambil menyudahi aksi lempar bantal. Mengingat kembali sampai mana percakapan mereka.
Belum juga Chelsea memberi tau, tiba-tiba gadis itu mengatakan dengan nada lumayan tinggi. "Oh gue ingat" ujar Roma yang membuat Chelsea agak terkejut mendengarnya.
"Iya gimana ya, tapi dia beneran keren" lanjut Roma dengan wajah kembali berdekatnya.
Mendengar ucapan Roma tersebut tentu membuat Chelsea agak merasa ada sesuatu yang sepertinya di sembunyikan oleh Roma.
"Lo gak suka sama Leon kan?" ucap Chelsea dengan agak hati-hati
"YA GAK LAH" ucap Roma dengan nada meninggi yang membuat Chelsea kembali terkejut mendengarnya.
"Ya ampun Ma, kalau enggak suka ya udah biasa aja gak usah ngegas"
"Ya lo sih, nanyanya aneh" ucap Roma yang agak salah tingkah
"Abis ucapan lo tadi mencurigakan. Ya gimana gue gak penasaran" ucap Chelsea.
Roma kembali mengelak, "Apaan sih Chel"
Saat keduannya saling diam dan sibuk dengan ponsel masing- masing. Tiba-tiba suara Roma kembali terdengar, membuat Chelsea langsung mengangkat kepalanya. "Emmm Chel."
"Ya" jawab Chelsea sambil memadangi Roma yang masih memandangi ponselnya dengan wajah heran.
Sementara disisi lain, Chelsea tak tau kalau Roma sedang berusaha menghilangkan gugupnya untuk mengatakan rahasianya.
"Jujur ni ya. Gue dulu pernah suka sama Leon"
"Hah?" hanya hal tersebut yang bisa mewakilkan apa yang Chelsea ingin katakan, dengan mata membesar ia tatap Roma dengan wajah tidak percaya. Tentu saja pernyataan tersebut membuat Chelsea kaget dan tak bisa memikirkan apa yang ingin ia katakan. Kini di kepala Chelsea sudah banyak deretan pertanyaan yang menggantung siap untuk ditanyakan.
Tapi sebelum pertanyaan itu keluar dengan cepat Roma langsung menghalaunya dengan penjelasannya. "Dulu sih, waktu TK. Gak bisa dibilang suka juga sih, lebih tepatnya tu kayak kagum" ucapnya.
Mendengar itu Chelsea langsung membentuk huruf O dengan mulutnya sambil mengangguk paham.
"Dulu tu anak keliatan pintarnya, selain itu dia dulu ganteng" lanjut Roma sambil mengingat-ingat bayangan Leon sewaktu masih kecil.
"Jadi sekarang gak ganteng?" tanya Chelsea
"Gantengan dulu" balas Roma yakin
"Pantesan lo tau banget tentang dia" ucap Chelsea yang membuat Roma langsung tersenyum sok imut padanya. Melihat kelakuan temannya itu Chelsea langsung melempar Roma dengan boneka beruang yang sekarang ia pegang.
Namun, masih ada satu pertanyaan yang terus saja bersarang di kepala Chelsea. Pertanyaan yang masih belum ada jawabannya.
'sebenarnya Leon itu siapa?,kenapa gue harus penasaran sama orang model lu sih'
Bersambung
..
..
.
..
Assalamualaikum 💮💮
Happy reading semuaaaa. Jangan bosan-bosan ya nunggu update-an kuu
사랑해💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas [Completed]
Teen FictionSetiap orang punya batas sendiri yang tidak bisa di lewati oleh orang lain. Batas yang hanya boleh di masuki oleh orang itu sendiri. Begitulah Chelsea memandang Leon. Seseorang anak pindahan yang memiliki aura aneh yang selalu punya dunia sendiri...