Tidak terhitung telah berapa banyak sudah sumpah serapah yang telah Chelsea lontarkan dalam hati untuk kakak laki-lakinya. Akibat ulah kakaknya berangkat terlebih dahulu, Chelsea terpaksa mencari angkutan umum dan dihukum pak Wawan karena terlambat lima menit. Tentu saja hal itu membuat mood Chelsea benar-benar berantahkan, ditambah lagi dengan raut wajah datar Chelsea cukup membuat orang-orang disekitarnya ketakutan untuk menatapnya. Apalagi yang sekarang ia lewati adalah koridor kelas sepuluh, sehingga banyak anak kelas agak segan untuk menegurnya.
Chelsea tidak sadar kalau sebenarnya dari jauh sudah ada orang yang memperhatikannya, saat orang itu yakin kalau orang yang ia perhatikan adalah temannya. Baru lah ia berani mendekati dan menegur gadis itu."Woy Juvania"
"Apaan? " ucap Chelsea dengan nada sedikit membentak.
"Wesss, santai neng" ujarnya agak kagett
"Apaan sih Sya, gak usah macam-macam mood gue lagi jelek ni" ucap Chelsea dengan nada kesal. Sedangkan Alisya hanya membalas dengan memberikan cengiran khas miliknya, karena ia sudah biasa dengan mood Chelsea yang sering buruk.
Alisya merupakan sahabat Chelsea dari SMP. Jadi tidak heran jika kadang ia yang menggunakan nama depan Chelsea, namanya berubah saat masuk SMA. Karena saat MOS di gugusnya ada yang bernama Juvanka, jadi kakak MOS nya dulu pun memilih mengubah nama memanggilnya menjadi Chelsea agar tidak tertukar.
"Gue dengar hari ini si anak baru masuk ya?" ucap Alisya dengan antusias.
"Katanya sih gitu" jawab Chelsea tidak begitu peduli.
"Kenalin dong" lanjut Alisya dengan wajah memohon.
"Dih ogah, gue kenal tu anak juga kagak" tolak Chelsea mentah-mentah
"Yahhh. Pupus harapan gue dapat kenalan cogan" ucap Alisya dengan nada tidak bersemangat
"Ya udah lah lo kan orangnya gak tau malu ya tinggal kenalan aja apa susahnya" ucap Chelasea
"Heh setidaknya gue harus jaga image depan dia" ujar Alisya
Chelsea menaikkan alisnya,"Hah? apaan? Biasanya juga malu-maluinn sok-sok an jaga image" ucap gadis itu.
"Mulut lo makin lama makin pedes ya Chel, temanan sama siapa sih lo" ucap Alisya dengan nada seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya
"Sama lo" ucap Chelsea singkat
"Eh iya juga sih. Akhh ya udah lah, pokoknya gue antarin lo ke kelas ya sekalian modus ya ya ya" ucap Alisya tersenyum sambil mengayun-ayun lengan Chelsea.
"Serah lu aja dah Sya" jawab Chelsea akhirnya pasrah, mendengar itu semakin membuat senyum Alisya mengembang sempurna.
Dengan semangat empat lima Alisya langsung menarik tangan Chelsea untuk berlari menuju kelas gadis itu. Sementara Chelsea hanya bisa pasrah ditarik oleh Alisya, karena ketika gadis itu bersemangat tidak ada yang bisa menghentikannya. Contohnya saja sudah beberapa banyak orang yang mereka tabrak akibat berlari di koridor, untungnya mereka berada di koridor kelas sepuluh sehingga tidak ada yang berani memarahi mereka. Walaupun begitu Chelsea tetap memandangi orang yang mereka tabrak sambil tersenyum seakan meminta maaf. Orang tersebut juga membalas senyumnya seakan memaklumi.
Tidak lama mereka pun sampai di depan kelas Chelsea dengan nafas yang masih terengah-engah, tapi tidak dengan Alisya yang tidak kelihatan lelah sama sekali. Gadis itu bahkan langsung memandangi seisi kelas Chelsea dengan penuh minat. Tapi tidak lama, wajah bahagianya langsung luntur ketika ia tidak menemukan orang yang dicarinya.
"Yahh anak barunya belum datang" ucap Alisya langsung patah semangat.
"Masih di TU mungkin, jam istirahat nanti aja lo ke sini lagi" ucap Chelsea sambil melangkah masuk ke kelas, diikuti oleh Alisya di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas [Completed]
Fiksi RemajaSetiap orang punya batas sendiri yang tidak bisa di lewati oleh orang lain. Batas yang hanya boleh di masuki oleh orang itu sendiri. Begitulah Chelsea memandang Leon. Seseorang anak pindahan yang memiliki aura aneh yang selalu punya dunia sendiri...