"Kamu baik-baik di rumah, ya. Kalau ada apa-apa segera telepon aku." Ananta berpesan kepada Nayla sebelum berangkat tugas ke luar kota.
"Hati-hati di jalan, ya, Mas." Nayla mencium tangan suaminya.
"Kamu minta oleh-oleh apa?" tanya Ananta dengan mesra, sengaja supaya didengar Bisma yang sedang membaca koran di teras. Sebenarnya Bisma tak bisa fokus pada korannya.
"Nggak usah, cuma mau minta Abang cepat balik."
Ananta mengelus kepala Nayla dengan lembut, "Manis banget, sih, istri aku."
Masih gue liatin, bentar lagi gue slepet!
Bisma kesal karena drama murahan ini tak kunjung berakhir.
Setelah Ananta masuk ke mobilnya, Bisma baru bisa merasa lega.
Nayla mengantar kepergian suaminya sampai ke pintu gerbang. Ia baru masuk rumah setelah mobil Ananta menghilang di tikungan.
"Permisi." Nayla berjalan melewati Bisma untuk mengambil gelas kopi yang sudah kosong. Ia ingin mencucinya.
"Nanti ada waktu?"
Bisma menghentikan kegiatannya membaca koran karena mendengar pertanyaan Nayla.
"Kenapa?"
Baru aja ditinggal suami sebentar, udah ngajakin jalan. Kangen, Mbak? Bisma kadung GR di dalam hatinya.
"Kita ke pengadilan agama, mumpung hari Kamis, nggak begitu ramai. Kalau Sabtu Minggu tutup."
Bahu Bisma merosot, jadi mau ngajak ke pengadilan agama?
"Gue sibuk!"
Nayla hanya menghela nafas, sibuk apanya? Dari pagi kegiatannya hanya baca koran aja!
Nayla berlalu ke dapur sambil membawa gelas kotor. Bisma hanya menatap punggungnya sambil tersenyum jahat.
***
Nayla mondar-mandir di ruang tamu, ia sedang menunggu makanan pesanannya. Sudah dua jam lebih belum datang juga, mungkin karena hujan.
Sabar, ya, Nak.
Nayla mengelus perutnya. Setelah nonton vlog di YouTube, ia jadi ingin makan martabak manis. Mungkin ngidam.
"Lo jangan mondar-mandir kayak setrikaan, bisa?"
Bisma yang sejak tadi melihat serial duo botak dari negeri jiran, berkata kesal.
"Gue lagi nunggu ojol."
Bisma hanya memutar bola mata. Nayla bersiap masuk kamar, ia memutuskan untuk menunggu di dalam saja.
Canggung berduaan dengan Bisma, mana di rumah hanya ada mereka berdua. Mama, papa dan Gendis sedang keluar.
"Kalau makanannya udah dateng, lo terima, ya?"
"Hm." Bisma hanya mengangguk pelan.
Tiba-tiba ponsel Nayla berbunyi.
"Iya, Pak?"
"...."
"Oh, gitu. Nggak papa, Pak. Semoga cepat sembuh, ya."
Nayla menutup panggilan dengan kecewa. Membuat Bisma jadi kepo.
"Kenapa?"
"Pesanannya di-cancle, drivernya kecelakaan. Mungkin lagi hujan, jalan licin, jadi kepeleset."
Bisma menghela nafas ....
"Lo mau beli apa?"
Nayla bingung dengan pertanyaan Bisma, "Apa?"
"Lo mau beli apa, gue beliin." Bisma memutar bola mata.
Demi istri gue, eh istri abang gue ....
"Martabak manis." Nayla menjawab malu.
Bisma segera meraih kunci motornya. Nayla mengikuti sampai ke garasi.
"Tapi 'kan lagi hujan? Pakai mobil Mas Anta aja." Nayla segera mengambilkan kunci mobil di laci.
"Gue nggak mau pakai barang orang tanpa ijin," kata Bisma sembari memakai jas hujannya.
Nggak kayak laki lo, pakai bini orang nggak ijin!
Nayla mengambil payung, bermaksud membuka pintu pagar untuk Bisma.
"Lo di sini aja. Entar kepleset." Bisma melarang Nayla.
Nayla memandang kepergian Bisma dengan penuh haru. Ia tak menyangka pria itu mau repot-repot untuknya.
Nayla menutup pintu saat melihat motor Bisma sudah menghilang dari pandangannya.
Duarr!
Nayla kaget karena mendengar suara petir, ia mengusap dadanya. Ia jadi kahawatir dengan keadaan Bisma.
"Ya Allah, lindungi suami hamba"
***
Ngomong-ngomong elu salah doa, Mbak 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Sengketa
Romance"Sekarang gue udah pulang, balikin istri gue." Bisma menatap kakaknya datar. Ananta hanya tersenyum pelan, adiknya ini masih saja kekanakan. Kalau dulu ia bisa saja mengalah jika Bisma merebut mainannya. Tapi sekarang ... Tidak lagi. Nayla bukanlah...