Ekstra part 5

10.3K 611 34
                                    

"Papapa! Yapal! Yapal!"

Bisma jongkok di depan anaknya. Ia menyentuh pundak Nathan. "Maafin Papa, ya, Sayang? Papa memang nggak becus ngasih makan kamu."

Gendis memutar mata, "Nggak usah lebay, deh. Mending delivery, sekalian gue nitip tahu gejrot."

"Eh, nggak usah! Mama masih punya tahu di kulkas." Hana yang pelit, pengiritan, bin koret melarang.

"Nonono!" Nathan menggeleng, ia kadung dijanjikan oleh Nayla. Nanti siang makan ikan goreng.

"Tahu juga enak, Sayang. Bisa menambah penge'tahu'an." Hana mengelus kepala cucunya dengan sayang.

"Nonono!" Nathan bersikeras ingin makan ikan. No ikan, no makan ....

"Elah, lo, Than. Jadi vegetarian sehari nggak bikin lo kurus. Ikaaaan mulu tiap hari, udah kek kucing lo!" Gendis menowel-nowel pipi gembul Nathan.

"Ya udah, Bang. Pesenin aja. Gue sekalian ikan bawal dua."

"Lo aja udah bawel, makan ikan bawal tambah cerewet lo." Bisma mengambil ponselnya di saku celana pendeknya.

Nayla yang baru bangun tidur, kerena mendengar suara ribut-ribut di dapur, menghampiri.

"Mamama! Yapal!" Nathan mengadu.

"Loh, emang belum makan?" Nayla melirik sengit ke arah Bisma, sampai matanya keluar petir.

"Papa, ini gimana, sih? Anaknya kok belum dikasih makan?" Nayla komplain atas kinerja suaminya.

"Iya, Ma. Tadi ada sedikit insiden. Ini juga mau Papa pesenin. Mama mau sekalian?" Bisma merayu Nayla.

"Tuh 'kan? Udah ku duga, pasti nggak beres." Nayla menggelengkan kepala sambil berjalan ke tangga. Sejak hamil, Bisma memindahkan kamar mereka di lantai bawah.

"Mau ke mana?" cegah Bisma.

"Angkat jemuran, Pa. Mendung ini." Nayla hendak beranjak, tapi tangannya ditahan oleh Bisma.

"Biar papa aja. Mama nggak usah naik-naik tangga kayak ninja warrior."

Nayla memutar mata, berlebihan sekali calon papa yang satu ini.

"Cuma naik tangga, Pa. Bukan manjat pinang."

"Papa aja. Mama istirahat lagi, ya." Bisma mendorong Nayla kembali ke kamar. Nayla menolak.

"Kelamaan tidur lemes, Pa."

Bisma menghela nafas, ia mengajak Nayla duduk di depan TV.

"Nonton TV aja, ya."

Bisma mencarikan saluran TV yang bagus untuk istrinya. Jangan sampai ada drakor, Nayla suka nangis kalau melihatnya. Tidak baik bagi perkembangan ibu hamil. Bisma takut anaknya jadi cengeng.

Ketemu acara masak yang dipandu sang biduan ngebor, namanya dapur ngebor (ini gue nggak halu, ada beneran di MNCTV)

"Pa, terus jemurannya gimana?" Nayla malah bersandar di bahu Bisma.

Bisma melirik ke arah Gendis, "Dis, angkat 'tuh jemuran. Jangan kerjanya skinkeran mulu kek princess."

"Lah, kok jadi gue?" Gendis yang sedang mencoba membobol wifi rumah ini, menggerutu.

Memang sejak dia ketahuan bolos, Bisma menghukumnya dengan melarang pakai wifi rumah ini.

"Udah, Dis. Cepetan. Keburu hujan."

Dengan bersungut-sungut Gendis naik untuk mengangkat jemuran. "Gue rasa gue anak tiri, deh. Udah muka gue beda, size gue beda. Abang gue tinggi, gue pendek. Jangan-jangan gue tertukar pas di rumah sakit. Aslinya gue anak orang kaya. Besok gue harus minta rambut mama buat tes DNA."

Gendis malah menghalu sambil mengangkat jemuran. Sementara di ruang tamu ....

"Pa, makan itu kayaknya enak." Nayla menunjuk layar TV yang sedang menampilkan sang biduan memasak torpedo.

"Yakin mau makan itu, Ma?" Bisma bergidik ngeri.

Nayla mengangguk, nampaknya ia tak tau, itu organ apa. "Iya, Pa. Kayaknya enak."

"Susah nyarinya, Ma. Paling kalau kurban aja ada." Bisma ingat, mamanya pernah masak itu juga. Saat itu Bisma merasa ngilu sekaligus ingin muntah.

"Mama tau itu apa?" Bisma bertanya hati-hati.

"Daging sapi 'kan?" Nayla mengerutkan dahi. Ia mengira itu sejenis otot ataupun lemak sapi.

Bisma mendekatkan bibirnya ke telinga Nayla, sambil berbisik.

"Hah? Yang bener, Pa?" Nayla terkejut sekali. Jadi dari tadi yang disebut sang biduan torpedo-torpedo itu ....

Bisma mengangguk yakin, "Gimana? Mama masih mau? Ntar Papa cariin, deh. Daripada anak kita ileran."

"Papa!"

***

Ini berdasarkan kisah nyata, ya. Waktu hamil itu suami gue cerewet banget. Makan pedes nggak boleh, ntar bayinya matanya perih. makan manis nggak boleh, katanya ntar bayinya gede, susah keluarnya 😁

Gue tanya mana jurnal ilmiahnya, katanya sumbernya dari orang-orang. Aktivitas dikit nggak boleh, Padahal gue cuma hamil. Bukan sakit kanker juga.

Gue sih senang-seneng aja. malah enak rebahan terosss, paling dia sendiri yang capek ngerjain kerjaan rumah😁

Masih mau lanjut?

Istri SengketaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang