39

6.5K 733 31
                                    

Gendis cemberut karena diserahi tugas membeli tiket, sedang sepasang mama-papa, bersama putera mahkota mereka sedang asyik duduk-duduk di kafe sambil makan pop corn.

"Nasib jadi dayang."

Walau begitu Gendis bahagia melihat abangnya, bersama kakak iparnya bahagia. Gendis mengeluarkan ponselnya, memotret mereka dari jauh.

"Keluarga bahagia di Tangerang." Gendis mengusap layar ponselnya.

Setelah membeli tiket, mereka masuk ke dalam bioskop. Gendis sengaja memilihkan tempat duduk yang strategis untuk Nayla dan Bisma.

"Lo nggak duduk bareng kita, Dis?" Bisma mengerutkan dahi.

"Gue duduk di tempat lain aja. Gue punya penyakit uwu phobia. Nggak bisa gue lihat yang uwu-uwu."

"Terserah lo, deh. Tapi ntar lo ngadu ke mama, dikiranya kita diskriminasi?"

"Enggak, tenang aja. Soalnya habis ini lo bakal belin gue tas." Gendis kepedean.

"Hah? Siapa yang bilang?" Bisma heran, perasaan dia tak pernah berjanji apa-apa.

Apa gue udah amnesia, ya?

"Nggak ada, gue cuma berbaik sangka kepada lo." Gendis cengengesan.

"Jangan berharap sama manusia, yang ada lo kecewa." Bisma menyentil dahi Gendis.

"Papapa!" Nathan mengajak Bisma untuk segera duduk.

"Nathan, lo sama onti aja, ya? Biar mama papa lo bisa pacaran." Dengan pengertian Gendis mengendong Nathan.

"Nonono!" Nathan memberontak.

"Nanti onti kasih pop corn, oke?" Gendis menggoyang kotak pop corn di tangannya.

Karena terkena rayuan pop corn, akhirnya Nathan menurut. Ia mau duduk bersama Gendis.

"Jangan berisik, ya. Nanti onti ditimpuk orang-orang."

Nathan mengangguk sambil memberikan jempolnya. Gendis dengan gemas mencubit pipinya.

"Printer banget, sih. Pasti mama lo dulu pas hamil suka nonton ruang guru deh."

***

Nayla tidak tenang membiarkan Nathan duduk bersama Gendis. Berkali-kali ia menoleh ke belakang, ke tempat Nathan dan Gendis.

"Nggak papa, Nay. Gendis udah berpengalaman mengasuh Nathan." Bisma menenangkan.

Btw saat ini mereka sedang menonton film kartun. Yah, namanya juga mengajak batita, nggak mungkinlah nonton film 365 day, atau fifty shades of Grey.

Nanti Gendis yang kesenangan ....

"Udah lama nggak nonton."

Nayla mengambil pop corn di pangkuan Bisma. Bukan pelit atau pengiritan. Ini kerjaan Gendis, beli pop corn cuma sekotak. Biar romantis katanya, makan pop corn sepiring berdua. Padahal Bisma sudah memberikan beberapa lembar uang merah padanya, sepertinya uang tersebut telah dikorupsi oleh Gendis.

Jangan sampai lo jadi pejabat, Dis.

"Kapan kamu terakhir nonton?" Bisma bertanya.

"Yah, mungkin waktu kelas satu SMA."

Bisma mengangguk. Yah, kehidupan Nayla setelah itu memang diwarnai banyak kesedihan. Gadis itu tak sempat lagi menonton film. Semua itu karena Bisma. Nayla sibuk meratapi kepergian Bisma.

"Nay, maafin aku, ya?" Bisma berkata penuh penyesalan.

Nayla mengerutkan dahi, "Buat?"

"Buat semuanya, buat semua air mata kamu yang pernah tercurah karena aku."

"Puitis banget, tumben? Apa karena habis makan pop corn?" Nayla meledek.

"Anggap aja aku nggak pernah ngomong." Wajah Bisma memerah.

Ngapain juga gue pakai ngomong gitu, bukannya baper, Nayla malah ngeledekin gue.

"Ada kalimat yang pingin aku dengar dari kamu." Nayla berkata serius.

"Apa? Jangan bilang itu kalimat i love you ... Nggak! Aku nggak mau bilang. Ntar kamu ngeledekin lagi."

"Itu baru aja kamu bilang." Nayla memutar bola mata malas.

"Kapan?" Bisma mengelak.

"Barusan!"

"Cuma keceplosan." Wajah Bisma semakin memerah. Nayla semakin senang menggoda Bisma.

"Coba bilang sekali lagi."

"Nggak mau."

"Batal nikah, nih!" Nayla mengancam, sifat suka mengancam ini menurun ke Nathan.

"Eh, jangan!"

"Ayo, aku tunguin!" Nayla melipat tangan di depan dada.

"Nggak usah diucapkan juga kamu udah tau, kalau aku cinta sama kamu. Nggak harus diucapkan juga, kita kan bukan ABG." Bisma mengelak.

"Aku nggak mau kalau kamu nggak ngomong, takutnya aku aja yang ke GR an."

"Kalau aku nggak cinta sama kamu, ngapain aku ngajakin nikah, Nay?"

"Bilang aja apa susahanya, sih?" Nayla gemas dengan sikap Bisma yang malu-malu.

"Malu, Nay."

Nayla segera berdiri, Bisma menahan tangannya, "Lepasin!"
.
"Masak kamu marah cuma gara-gara aku nggak mau bilang i love you, sih, Nay?" Tanpa sadar Bisma mengulang-ulang kata I love you lagi.

"Lepasin!"

"Nay, jangan kayak gini ...."

"Lepasin! Orang aku mau pipis."

***
Nih, Gaes. Gue kasih tau ... Sampai anak gue tiga, suami gue belum pernah bilang ai lop yu. Kalau bilang sayang sering. Gak tau kenapa, katanya geli gitu ....😂

Apa jangan-jangan dia nggak cinta sama gue? Atau gue aja yang keGR an, padahal selama ini dia cuma kasihan.( Efek kebanyakan baca sad romance)

Bodo, ah! Gak mau mikir, yang penting gue udah ada anak tiga. 😂

Istri SengketaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang