"Pokoknya Mama mau cucu perempuan, paling lambat bulan depan, selesai nggak selesai, harus dikumpulkan." Hana berkata seperti guru yang bertugas menjaga ujian.
"Mana bisa instan gitu, Ma. Dikira ngadon anak semudah ngadon mendoan? Hamilnya aja sembilan bulan." Bisma protes.
"Iya, Mama aneh, ih. Ingat, Ma. Mbak Nayla 'tuh makhluk mamalia. Vivipar! Dikira mbak Nayla ayam. Abis pembuahan langsung bertelur?" Gendis malah bertingkah seperti guru biologi.
"Pokoknya Mama pingin cepet punya cucu, kalau bisa cewek. Biar nanti bisa Mama dandanin kek berbi."
"Ih, Mama. Masa cucu disamain sama mainan. Beli aja tuh berbi di pasar Asemka, paling lima belas ribu juga udah dapat sepasang." Gendis malah memarahi Hana.
Nayla yang mendengar perdebatan itu hanya bisa memijat tengkuknya.
"Tanya dulu sama Nayla, Ma. Dia siap nggak hamil lagi. Nathan 'kan masih kecil juga?"
Tumben Bisma jadi bijak? Apa karena udah nggak perjaka?
"Nathan, minta adek sama mama." Hana berbisik di telinga Nathan, mengompori.
"Mamama! Dedede! Dedede!"
Nathan sendiri tak paham, adek itu makhluk seperti apa? Mungkin sejenis binatang peliharaan, seperti Moci (kucing kampung jablai peliharaan Gendis) atau burung love bird peliharaannya.
"Nathan mau adek?" Nayla bertanya lembut. Nathan mengangguk. Entah mengapa Hana juga ikut mengangguk.
"Nanti kita beli, ya?"
***
Bisma dan Nayla ada di dalam kamar, sedang Nathan sedang berada di teras bersama Gendis.
Hana menata kamar Bisma ala-ala kamar orang yang sedang berbulan madu.
"Mama apa-apaan, sih? Kasurnya jadi kotor 'kan?" Bisma menyingkirkan kelopak mawar yang berserakan di kasurnya.
"Mas, makasih atas pengertian kamu, ya." Nayla menyentuh lengan Bisma.
Bisma mengerutkan dahi ....
"Aku memang belum siap hamil lagi. Kalau kita nunggu Nathan sampai genap tiga tahun, kamu nggak papa?"
"Nggak papa, Nay. Aku terserah kamu aja." Bisma mendudukkan Nayla di pangkuannya.
"Terus yang kamu janji beli adek buat dia, itu gimana caranya?" Bisma bertanya keheranan.
"Kita belikan aja dia boneka, Mas. Biar dia pilih sendiri." Nayla tersenyum geli.
"Oh, aku kira apa." Bisma memijat tengkuknya.
"Kamu balik kerja kapan, Mas?" Nayla bertanya dengan wajah sendu. Sebenarnya ia tak rela ditinggal Bisma berlayar. Mana masih pengantin baru. Eh, pengantin remidi. Udah kek ulangan.
"Aku udah mutusin resign, Nay."
"Yang bener, Mas?" Nayla tersenyum senang.
"Iya. Aku nggak mau ninggalin kamu lagi, Nay." Bisma mengelus pipi Nayla.
"Aku seneng, Mas."
Sedetik kemudian dahi Nayla berkerut, "Artinya kamu sekarang pengangguran, Mas?"
"Tenang, aku udah beli banyak lilin. Nanti malam kamu bantu aku, ya?"
(Bisma mau mengajak Nayla ngepet.)
"Mas, kamu 'tuh suka gitu, deh." Nayla mencubit perut Bisma.
"Aw!" Bisma pura-pura mengaduh.
"Mas, kamu nggak papa? Aku nyubitnya nggak keras kok." Nayla khawatir.
"Ke-kena ginjal aku."
"Hah! Yang bener?"
"A-aku habis operasi. Kemarin yang sebelah baru aku jual. Buat beli ini."
Bisma mengulurkan sebuah tiket, Nayla memeriksanya. "Hah? Tiket kapal pesiar keliling dunia?"
"Sebagai bulan madu kita." Bisma tersenyum sambil mencium dahi Nayla.
"Makasih, Mas. Aku seneng banget." Nayla mengelus rahang Bisma.
"Sama-sama."
"Tapi, ini Nathan diajak 'kan?" Nayla khawatir kalau harus meninggalkan anaknya seorang diri dalam waktu yang lama.
"Iya, sayang. Tenang aja. Kita bakal selalu bersama-sama, kemanapun. Kita 'kan paket combo?"
"Makasih, Mas. Aku sayang kamu."
Bisma menyodorkan pipi, mengira akan dicium. Tapi Nayla hanya mengelus rahangnya.
Kesiannya ....
***
Tau nggak, Gaes? Gue ngetik part ini sambil senyum-senyum sendiri. Laki gue ampe curiga, dipikir gue chat ama cowok laen hehe ....Gue suka banget baca cerita yang ada adegan, ceweknya dipangku cowoknya, terus dahinya dicium gitu. Rasanya gimana gitu ... Romantis.
Kalau dicium di dahi itu kayaknya tulus banget gitu loh ...
Apaan sih gue, nulis sendiri, baper sendiri, mandiri banget? 😂
Vomen jangan lupa oi ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Sengketa
Romance"Sekarang gue udah pulang, balikin istri gue." Bisma menatap kakaknya datar. Ananta hanya tersenyum pelan, adiknya ini masih saja kekanakan. Kalau dulu ia bisa saja mengalah jika Bisma merebut mainannya. Tapi sekarang ... Tidak lagi. Nayla bukanlah...