"Nayla!"
Nayla menoleh, kini tangisnya semakin kencang. Bisma segera menghampiri, mengelus punggungnya.
Saking kagetnya Bisma yang biasanya manja memanggil 'mama' kini hanya memanggil nama saja.
"Ya Allah, Nay. Kamu bikin aku jantungan. Sering-sering aja kamu kayak gitu. Biar aku cepet game over." Bisma mengelus dadanya sendiri.
"Apaan, sih, Pa! Aku 'tuh haus, mau minum. Cuma mau pasang alat penyedot galon." Nayla menunjukkan alat penyedot galon yang tergeletak merana di atas meja.
"Aku kira kamu mau angkat galon." Bisma menggaruk rambutnya sambil cengengesan. Trauma ini benar-benar mengganggunya.
"Lagian aku bego apa? Masa hamil-hamil mau angkat galon?" Nayla cemberut, hari ini sudah dua kali Bisma membentaknya.
"Ya udah, kamu istirahat aja. Biar ini semua aku yang urus." Bisma mendorong pelan tubuh Nayla untuk masuk ke kamar.
"Tapi ... Aku belum goreng ikan juga, Pa." Nayla hendak kembali ke dapur.
"Udah, nanti aku yang urus. Mana ikannya?" Bisma melihat sekeliling dapur.
"Masih ada di freezer, sih. Tapi kemarin udah aku bersihin. Ikan kembung paling enak kalau digoreng."
"Tinggal goreng 'kan? Kecil itu." Bisma menjentikkan kukunya.
"Beneran, nih?" Nayla tak yakin akan membiarkan suaminya berjibaku di dapur seorang diri. Tempat minyak goreng saja Bisma tidak tau.
"Iya-iya. Biar ini menjadi urusan Papa. Mama tenang aja, istirahat yang enak."
"Em, ya udah. Minyak goreng ada di lemari bawah, pakai bumbu instan aja. Entar kalau papa yang uleg bumbu, cobek Mama bisa bolong. Terus ikannya direndam air dulu, biar nggak beku. Kalau mau goreng kasih ...."
"Iya, Papa ngerti. Ini cuma goreng ikan kembung, bukan menangkap ikan tuna di perairan lepas. Papa pasti bisa."
Akhirnya dengan ragu Nayla masuk ke kamarnya. Ia sempat berpesan, "Kalau ada kendala panggil Mama, ya? Jangan bikin dapur kita kebakaran."
***
Setelah Nayla masuk kamar, Bisma segera memakai celemek Nayla yang berwarna kuning, ada tulisan merek sabun cuci piring, dapat hadiah waktu promo.
"Goreng ikan doang, mah, sambil merem juga bisa." Bisma berkata dengan sombongnya.
"Biar masaknya lebih semangat, setel radio dulu, ah ...."
Bang Toyib, Bang Toyib
Kenapa tak pulang-pulaaaang ....
Anakmu-anakmu ....
Panggil-panggil namamu ...."Malah ngeledekin gue!" Bisma kesal karena ia teringat masa lalunya. Ia segera mengganti saluran radio itu.
Eeee ... Bang Jono ...
Kenapa kau tak pulang-pulang ...
Pamitnya kerja cari uang ....
Tapi kini malah menghilang ...."Udah pulang gue!" Dengan kesal Bisma mematikan radio malang itu.
"Gila! Lagu nggak ada yang bener. Pada ngeledekin gue semua."
Dengan bersungut-sungut Bisma mengambil ikan di kulkas. Ia agak kesulitan mengambil ikan yang terkubur bunga es. Maklum kulkas jadul, masih jaman aja bunga es.
"Eh, ikan! Lo susah banget, sih, dikeluarinnya. Demen banget sembunyi di es. Lo jelmaan si Elsa apa bagaimana, sih?"
"Makanya lo dikasih nama ikan kembung, mungkin lo masuk angin kelamaan di freezer. Pasti lo udah berasa kek liburan di Swiss."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Sengketa
Romance"Sekarang gue udah pulang, balikin istri gue." Bisma menatap kakaknya datar. Ananta hanya tersenyum pelan, adiknya ini masih saja kekanakan. Kalau dulu ia bisa saja mengalah jika Bisma merebut mainannya. Tapi sekarang ... Tidak lagi. Nayla bukanlah...