Assalamu'alaikum. Mohon maaf atas ketidak-nyamanannya jika banyak typo karena aku bikin ini tanpa aku baca dan koreksi lagi. Selamat membaca.
*****
Nasi goreng ini sungguh lezat namun entah mengapa aku tidak berselera untuk terus mengunyah, namun untuk berhenti makan juga tidak bisa kulakukan karena tak ingin membuat Fatimah dan Aidin kecewa. Mencuri pandang aku melihat Fatimah yang membuatkan teh hangat untukku sedangkan Aidin ikut makan nasi goreng denganku dimeja makan.
Kembali aku menunduk sambil perlahan-lahan kuhabiskan hidangan dipiring. Ini sudah cukup malam, namun kedua orang yang satu ruangan denganku belum juga bisa beristirahat. Dan semua karena aku.
Sejak kapan aku jadi gampang menangis? Sejak kapan aku sangat merepotkan? Apakah ini bentuk pengalihan semua rasa kecewaku kepada Mas Abe?
Tidak.
Jawabannya adalah tidak. Ketika aku menginginkan sesuatu aku memang benar-benar ingin mendapatkan hal itu, bukan sekadar untuk dibuat-buat. Bagaimana cara menjelaskannya ya? Hmm lebih tepatnya ketika aku menginginkan sesuatu maka sesuatu itu sudah sangat tampak didepan mata namun aku tidak bisa meraihnya kecuali dengan berusaha mendapatkannya.
Namun kenapa? Kenapa yang aku inginkan harus selalu terpenuhi? Dalam hidupku sebelumnya aku bukan tipikal yang suka meminta dan bahkan jika tidak bisa kudapatkan maka aku hanya diam. Tidak merengek dan menangis seperti ini.
Ada apa dengan diriku sebenarnya?
Apakah aku sedang PMS?
PMS?
"Menstruasi ya?"
"Kenapa kak?"
Astagfirullah ternyata tanpa sadar aku terlarut dalam pikiran hingga tak sadar bahwa dalam ruangan ini aku tidak sendirian.
"Apa Fatimah?"
Terlihat kerutan didahi adik iparku, "tadi kakak bilang apa?"
"Aku?" emang tadi aku bilang apa ya?
"Iya tadi kakak bilang sesuatu, nasi gorengnya pedes?"
"Enggak kok, enak seperti biasanya," aku tersenyum.
Aku melihat Fatimah hanya diam namun masih pada raut yang semakin bingung hingga aku juga beralih pada Aidin yang ternyata sama bingungnya.
Emang tadi aku bilang apa ya? Tadi sih lagi bingung sama diriku sendiri sampai aku... Astagfirullah iya benar aku bilang 'menstruasi'.
"Ooo tadi itu cuma kepikiran sesuatu."
"Oh iya kalian kenapa bisa kompak belum tidur gini ya?"
Fatimah dan Aidin saling tatap, kemudian dapat kumengerti bahwa Aidin memberi kode untuk Fatimah menjelaskan.
"Kak, kakak kalau butuh sesuatu bilang sama Fatimah atau bilang ke Aidin. Fatimah tau ya kakak sering mengendap-endap keluar dari kamar, tapi Fatimah kira cuma kedapur aja. Eh sampe Aidin kemaren liat kakak tengah malem pulang dari Pak Tatang. Akhirnya kita tungguin hari ini, eh ternyata beneran mau ke Pak Tatang lagi," tutur Fatimah lembut.
Aku cemberut, lagi-lagi aku merepotkan orang lain. "Aku cuma mau makan langsung di Pak Tatang."
Fatimah dan Aidin terkejut, "Loh jadi sering makan disana karena Pak Tatang?" tanya Aidin.
"Issh kok jadi salah paham sih. Aku pengen makan nasi goreng langsung ditempat Pak Tatang, bukan pengen ketemu orangnya," jelasku.
Mereka berdua hanya ber'o'ria.
![](https://img.wattpad.com/cover/143275023-288-k362132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdurrahman X Atika Zaman Now
Spiritual[Selesai] Ini bukan cerita cinta dalam diamnya Ali dan Fatimah, bukan pula cerita tentang Khadijah atau Aisyah dengan Rosulullah saw. Tapi ini cerita tentang kakak dari Aisyah yaitu Abdurrahman dengan istrinya, Atika. Ini bukan cerita masa lalu atau...