Atika's POV
Sungguh aku merasa bingung dengan keadaan saat ini, dengan semua yang terjadi tiba-tiba namun berkaitan dengan masa laluku.
Aku sudah menuntaskan janjiku dengan menyelesaikan kontrak kerja terlebih dahulu sebelum menikah, karena aku ingin mengundur waktu pernikahan untuk bisa lebih lama bersama Abi.
Namun, semuanya kembali rumit saat Abi ternyata diam-diam mencari tau mengenai calon suami yang ia pilih apakah layak bersanding dengan ku. Aku benar-benar terkejut mendengarnya, Abi bisa saja ada pada posisi sulit dan tidak nyaman pada saat itu, tapi alhamdulillah ternyata ia tepat memilih jodoh untukku.
Aku berterima kasih pada Abi dan berusaha menepati amanah Abi agar menjadi istri sholehah. Aku tidak masalah dengan itu, dan dari sini aku penasaran seperti apa calon suami pilihan Abi.
Sepanjang perjalanan ke pondok pesantren al Wahyu, aku merasakan jantungku bekerja lebih cepat dari biasanya. Rasa-rasanya aku ingin kembali pulang saja, dan meminta waktu lagi sekitar sebulan sebelum pernikahan. Namun saat teringat ucapan Abi, aku harus bisa juga berjuang untuk calon suamiku. Mungkin memang ini sudah waktunya untukku menikah.
Saat sudah sampai, aku semakin berdebar. Dan keadaan berpihak padaku, acara sudah dimulai yang artinya pembicaraan masalah perjodohan akan ditunda sampai dengan acara selesai.
Kita semua turun dari mobil dan merasa asing dengan tempat ini, karena memang belum pernah berada disini sebelumnya, tentu kecuali Abi.
Panitia datang, dan ternyata kami sekeluarga sudah ditunggu sedari tadi oleh pemilik tempat ini. Kita dibimbing kearah mushola karena di masjid sedang berlangsung sholat magrib berjama'ah, hingga akhirnya kami membentuk jama'ah baru.
Setelah sholat aku merasa jauh lebih tenang, seakan-akan mudah melangkah kedepannya. Kak Ashila memintaku untuk bersiap segera, karena kami sudah harus kembali ke masjid.
Dalam perjalanan ke masjid sedikit susah tanpa ada penerangan selain senter yang kami pegang, ditambah lagi dengan Husna yang menangis. Melihat kekompakan kakak dan kakak iparku membuat aku berpikir apakah aku bisa seharmonis itu kelak bersama suamiku? bismillah.
Karena merasa kasihan pada Husna, aku berinisiatif untuk mengambil botol susu yang ternyata tertinggal di dalam mushola. Awalnya memang kak Ashila tak memperbolehkan aku kembali, tapi aku memaksa dan berhasil.
Ketika aku sudah memdapat barang yang kuinginkan, aku segera keluar dari mushola dan memakai alas kaki. Namun aku melihat sepasang kaki mendekat hingga aku mendongak, masyaallah begitu tampan laki-laki itu. Astagfirullah.
Yang membuatku lebih terkejut adalah lelaki itu ternyata Abdurrahman Dhiafahkri, lelaki yang pernah menolongku dulu. Sebenarnya yang membuatnya mengejutkan yaitu penampilannya saat ini yang jauh berbeda dari setahun lalu, sungguh Allah maha pembolak-balik hati manusia.
Dialah yang menjemputku hingga pada calon mertuaku, wanita cantik itu terlihat begitu lega saat melihatku datang dan segera mengganti raut khawatirnya.
Aku tak tau kemana Umi akan membawaku, karena aku masih terpaku dengan ucapan Abdurrahman yang seakan-akan memberi kode kita akan bersatu.
Suara kak Ashila yang memastikan kondisiku mampu membuat aku sadar, dan ternyata Umi membawaku masuk serta duduk di barisan perempuan yang sudah ada kak Ashila sebelumnya.
Aku tiba-tiba pening melihat laki-laki yang membuatku bingung sudah diatas podium bersama lelaki lain yang sedang berceramah, untuk apa dia ada disana? Dia penceramah? Ada apa dengan setahun ini?
Lagi-lagi aku semakin bingung saat kak Ashila membisikkan bahwa salah satu pria didepan adalah calon suamiku, anak pemilik pondok pesantren ini dan calon mantu idaman Abi.
![](https://img.wattpad.com/cover/143275023-288-k362132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdurrahman X Atika Zaman Now
Espiritual[Selesai] Ini bukan cerita cinta dalam diamnya Ali dan Fatimah, bukan pula cerita tentang Khadijah atau Aisyah dengan Rosulullah saw. Tapi ini cerita tentang kakak dari Aisyah yaitu Abdurrahman dengan istrinya, Atika. Ini bukan cerita masa lalu atau...