Prolog

948 43 2
                                    

Pasutri yang baru menikah itu sedang memasukkan baju-baju kedalam koper, bukan baju mereka berdua karena lebih tepatnya hanya baju sang suami.

Kejadian beberapa menit lalu memang sedikit mengejutkan bagi keduanya, bahkan sebelum hal itu terjadi keduanya sedang bernostalgia akan masa sebelum mereka menikah serta membahas kembali cerita sang sahabat Nabiyullah Muhammad saw yang memiliki kemiripan nama dengan keduanya, yaitu Abdurrahman dan istrinya, Atika.

Keduanya hanya diam dengan kesibukan masing-masing, Atika yang memindahkan baju suaminya kedalam koper sedangkan Abdurrahman menyiapkan apa saja yang bisa ia tinggal untuk istrinya.

Ketika koper sudah penuh, Atika menutup resletingnya. Seketika itu pula Abdurrahman menghampiri istri cantiknya. Dan betapa terkejutnya saat Abdurrahman melihat Atika mengusap air mata dipipi kanan dengan kasar sambil menegakkan koper dengan posisi vertikal.

"Ya Allah, kamu menangis Atika?"

Atika menyeret koper untuk mendekati Abdurrahman agar mudah untuk segera di bawa, tanpa menjawab pertanyaan Abdurrahman dengan wajah sedikit menunduk.

"Istriku?"

Atika bukannya tenang, justru semakin terisak dan menunduk lebih dalam.

"Istriku, suamimu ini akan pergi jauh lo masa dicuekin sih?"

Atika tak bisa membendung lagi tangisnya akibat ucapan romantis itu dengan keadaan perpisahan ini, jika biasanya dia akan merona tapi tidak posisi ini. Atika menunduk dan seraya memeluk sang suami tanda bahwa ia tak siap melepaskan imamnya.

"Maaf" satu kata dari Atikapun membuat pertahanan Abdurrahman runtuh. Keduanya menangis tanpa suara sambil berpelukan, mereka benar-benar merasa sulit dengan posisi ini. Dan setelah keduanya mulai tenang, pelukan terlepas.

"Sungguh lucu ya Mas, aku selalu menceritakan kisah mengenai Abdurrahman dan Atika dizaman Rasulullah saw. Bahkan aku menyukainya karena tokoh wanitanya sama seperti namaku, tapi sekarang kita ada posisi yang sama" Atika.

"Bismillah Atika kita bisa kembali bersama sama seperti Abdurrahman dan Atika di zaman Rasulullah saw, maka kitapun harus kuat. Percayalah Atika, aku akan menjemputmu untuk hidup bersama kembali maka kita harus menjadi Abdurrahman dan Atika Zaman Now yang saling mencintai karna Allah swt" Abdurrahman.

Semoga kalian menyukai cerita ini, dan yang paling terpenting cerita ini bisa bermanfaat. Terima kasih.

Abdurrahman X Atika Zaman NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang