05. Sadar 2

213 26 4
                                    

Abe kembali mengingat detik-detik saat dia benar-benar meninggalkan kepribadiannya yang dulu, dirinya yang alim berubah menjadi anak genk mengingatnya saja membuat Abe bergidik ngeri.

Flashback on

Abe sedang berada dikantor cafenya mengerjakan keuangan yang selalu meningkat tiap bulannya, adiknya sudah pulang begitu pula para karyawannya, tinggalah Abe sendiri.

Prak prak

"Lari lari"

"Sembunyi"

"Disana"

Abe mengernyitkan kepala mendengar suara banyak langkah kaki dan bisik berbisik, namun semenit kemudian kembali hening. Tak lama kemudian terdengar langkah kaki yang lebih banyak.

Prak prak prak

"Jangan lari kalian"

Prak prak

"Stop stop"

"Shit mereka cepat sekali larinya"

"Kita berpencar saja"

"Oke kalian kesana dan kita kearah sini"

Kali ini Abe mendengar lebih banyak orang yang datang dan lebih gaduh lagi, atau ada aksi saling kejar? Lalu kemana golongan pertama?

Kali ini Abe tak mendiamkannya, dia segera bangkit dan keluar dari kantornya. Dia masih melihat keadaan cafenya yang tetap sepi dengan sedikit penerangan, lalu dengan sedikit was was dia berjalan keluar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Sreekkk

Perlahan Abe membuka pintu, dia sedikit melangkah keluar dan tak ada seorangpun disana. Lega. Namun saat dia berbalik, Abe dibuat terkejut.

Dilihatnya ada empat pemuda yang rupanya sedang bersembunyi sambil meletakkan telunjuknya pada mulut tanda Abe untuk diam, Abe juga menuruti kemauan mereka. Tanpa kata Abe memberikan kode untuk mereka masuk kedalam cafe yang diangguki oleh keempatnya.

*****

"Jadi kenapa kalian bersembunyi?" tanya Abe setelah mempersilahkan mereka duduk dan memberi mereka minum walau adanya hanya air putih.

"Kami dikejar" jawab salah satu dari mereka.

"Polisi?" Abe memastikan bahwa niatnya menolong tidak juga membahayakannya.

"Bukan, tapi sama genk lain" masih pada orang yang sama menjawab pertanyaan Abe.

"Kalian tawuran?"

"Iya dan ketua kami meninggal karena kurangnya anggota kami, maka dari itu kami kabur"

"Lalu sampai kapan kalian bersembunyi?"

"Sampai kami menemukan ketua baru yang bisa menjamin kami, sebenarnya kami bukan pembuat onar justru kami penghalang mereka. Dan karena itu juga mereka memburu kami, dan selama kami belum menemukan ketua baru, kami juga bisa mati ditangan mereka" jelas salah satu dari mereka yang lain.

Entah dari bisikan mana Abe merasa sangat ingin membantu, dan tanpa berpikir jauh dia tiba-tiba angkat bicara.

"Kalau begitu angkat saya sebagai ketua kalian, saya yang akan menjamin genk kalian"

Flashback Off

"Lalu keesokannya saya serahkan tanggung jawab cafe pada adik saya, dan dari saat itu saya menjadi seperti ini" jelas Abe pada pak Ilham.

Abdurrahman X Atika Zaman NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang