08. Abdurrahman Dhiafahkri

211 25 0
                                    

"Kak, Atika sudah selesai" ucap Atika yang telah siap dengan setelan gamis dan khimar panjangnya.

"Nih rantangnya, kamu sudah aku pesankan taxi online untuk mengantarmu. Soalnya disini gaada yang bisa antar, tuh kamu sudah ditunggu didepan" kata Ashila sambil memberikan rantang berisi makanan pada Atika yang hanya merespon dengan anggukan dan menuntun Atika untuk berjalan keluar.

"Oh iya Abi mana kak?" sedari tadi ia keluar kamar memang tak melihat Abinya.

"Abi di taman belakang sama Husna, pamitnya biar kakak aja yang bilang. Udah mau magrib juga"

"Baiklah Atika berangkat kak, Assalamu'alaikum" pamit Atika sambil mencium tangan Ashila.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, hati-hati"

Atika hanya mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil.

*****

Abdurrahman dan pak Ilham sibuk dengan speaker yang akan mengumandangkan lantunan sebelum datangnya Adzan.

"Abdurrahman" panggil pak Ilham.

"Iya pak?"

"Saya ingin membeli minum dulu untuk berbuka"

"Pak Ilham puasa?" Abdurrahman sangat terkejut karena beberapa jam yang lalu dia dipersilahkan sendiri makan oleh orang yang sedang berpuasa? Bahkan disiapkan.

"Iya sudah kebiasaan saya untuk puasa Senin Kamis, yasudah saya keluar dulu"

"Iya pak"

Mendapat persetujuan dari Abdurrahman, pak Ilham mengeluarkan motornya untuk membeli minum di kampung sebelah. Tidak jauh memang, hanya saja untuk menghemat waktu pak Ilham sengaja memakai motor untuk kesana. Mengingat juga waktu sudah menunjukkan 17.10 dan Adzan sudah harus berkumandang pukul 17.30.

Sekian lama Abdurrahman menunggu pak Ilham namun kedatangan yang di tunggu-tunggu belum juga datang, sedangkan muadzin sudah harus bersiap-siap.

Abdurrahman berpikir keras, bagaimana dengan Adzan yang sudah harus dikumandangkan?

Tak ada jalan lain, Abdurrahman sendirilah yang harus mengumandangkannya.

Shodaqallahuladzim...

Ini saatnya, tenang saja Abdurrahman kamu bahkan pernah melakukannya dulu. Abdurrahman sedari tadi menguatkan hatinya untuk ikhlash.

Bismillah.

Abdurrahman mulai maju, berdiri tegap dihadapan mic yang menyambung dengan speaker. Dia mulai meletakkan kedua jarinya pada telinga.

Disunahkan meletakkan kedua jemari di telinga, sebagaimana hadits Abu Juhaifah dengan lafadz:

رأيت بلال يؤذن ويدور ويتبع فاه هاهنا وهاهنا وإصبعاه في أذنيه

Aku melihat Bilal beradzan dan memutar mulutnya ke sana dan ke sini serta kedua jarinya di telinganya. [HR Ahmad dan At Tirmidzi, dan At Tirmidzi mengatakan, bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani menshahihkannya di dalam Irwa Al Ghalil, no. 230, hlm. 1/248].

Allahu Akbar.. Allahu Akbar....

Abdurrahman memulai untuk mengumandangkan Adzan dengan suara terbaiknya, dan ternyata pak Ilham sudah datang sedari tadi dan hanya menjadi penonton muadzin baru pada masjid ini. Tak lupa beliau meneguk sedikit air untuk membatalkan puasanya.

Pak Ilham sengaja tak menampakkan diri agar Abdurrahmanlah yang memanggil orang untuk mengajaknya sholat, yaitu dengan adzan.

Allahu Akbar.. Allahu Akbar....

Abdurrahman X Atika Zaman NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang