Malam itu mereka berdua tak kunjung memejamkan mata. Margaret nampaknya sangat nyaman berada dalam dekapan Kenneth. Ia tengkurap tepat di atas tubuh Kenneth tanpa balutan kain sehelai pun, begitu juga dengan Kenneth sehingga Margaret dapat mendengar detak jantung lelaki itu dengan jelas. Ia memikirkan banyak hal, tentu saja. Margaret selalu memiliki sesuatu yang tersembunyi dalam otaknya.
"Apa yang sedang kau pikirkan saat ini ?" Kenneth mengelus rambut panjang perempuan tersebut. Margaret diam cukup lama sebelum ia membuka suaranya.
"Hidupku menegangkan, Yang Mulia. Namun setelah aku menengenalmu, semuanya menjadi lebih menegangkan lagi." Ia tertawa kemudian mengecup bibir Kenneth beberapa kali disana.
"Katakan Yang Mulia, apakah kelak aku akan menjadi wanita yang hebat ?"
"Tentu saja. Namamu akan dicatat dalam sejarah."
"Semata - mata karena aku istrimu."
"Tidak, Margaret. Saat aku mengenalmu lebih jauh, aku tahu kau adalah karakter - karakter yang biasanya disorot dalam buku sejarah. Namun benar, menjadi menantu Keluarga Days adalah nilai tambah tersendiri untukmu."
"Tapi kau tahu, jauh di dalam sana aku selalu bermasalah, Yang Mulia. Keluargaku, kerajaanku, bahkan aku baru saja membuat masalah denganmu."
"Margaret, sejarah tidak menyorot orang - orang dengan hidup yang tenang." Kenneth mengangkat kedua alisnya serentak.
"Mengapa, Yang Mulia ?" Ia mengernyit.
"Karena tak banyak yang dapat diceritakan dari orang seperti itu. Sejarah menyorot orang - orang dengan pemikiran revolusioner, orang - orang yang membawa karakter unik serta perubahan yang nyata." Jelasnya.
"Aku jauh dari deskripsimu tadi." Margaret kembali membaringkan kepalanya pada dada Kenneth sembari memainkan jemari Kenneth yang ia genggam sejak tadi.
"Kau tidak jauh dari deskripsiku tadi. Kau hanya belum memenuhinya saja." Ujarnya penuh maksud tetapi sayangnya Margaret tak menangkap kode tersebut dengan baik.
"Andai ayahku masih hidup, aku akan memberitahunya dengan bangga bahwa aku berhasil menikahi Kenneth Days. Aku ingat, dulu ia sering menceritakan tentang kehebatan Keluarga Days. Ia mungkin tak menyangka. Putrinya yang cengeng ini berhasil memasuki istana Dakota dan tidur seranjang dengan penguasanya."
"Mungkin rasanya lebih pantas memamerkannya pada Jansen."
"Ayolah, semua orang tahu kita telah menikah." Margaret mengecupnya singkat kemudian bangkit dari tubuh Kenneth.
"Lihatlah, aku sangat menggairahkan." Ujarnya begitu saja saat ia melihat tubuhnya terpantul pada cermin yang berada di dekat keranjang tidur Archer.
"Kau adalah ujian terbesarku, Margaret."
"Benarkah ?" Perempuan itu menoleh dengan seringai iblisnya.
"Saat aku menjadi pangeran, aku jarang sekali berada di dalam istana. Bila kau sudah berada disini, mungkin aku tidak mau pergi keluar lagi karena aku lebih suka berperang denganmu." Sedetik kemudian ia menerkam Margaret kembali, membuat perempuan itu tertawa lepas disana.
"Yang Mulia..."
"Sekali lagi, aku mohon. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat, aku berjanji." Pintanya mendalam.
"Baiklah." Setelah Margaret berkata demikian, Kenneth membuat penyatuan itu menjadi nyata kembali. Margaret harus memejamkan matanya karena kepalanya terasa pening seketika. Ia tak bisa menahan aliran kenikmatan yang dialirkan Kenneth padanya. Margaret merasa tak bisa mencintai Kenneth lebih besar dari hari ini. Namun ia tahu ia akan melakukannya esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM DAYS - United Monarchy
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Summer (Jul 3rd, 2023) #1 on Warm (Nov 7th, 2022) #2 on Historical (Jan 29th, 2023) #2 on Historical Fiction (Jan 29th, 2023) #5 on Sejarah (June 7th, 2023) #5...