"Archer !" Helena datang menghampiri ruang kerja Margaret siang itu. Perempuan itu berusaha tersenyum, semata - mata untuk menyembunyikan perasaannya saat ini.
"Selamat siang, Yang Mulia." Sapanya hangat. Semenjak kejadian di paviliun Kenneth dimana Margaret membalik semua ucapannya, Helena sadar bahwa Margaret bukanlah lawan yang sepadan untuknya sehingga ia lebih memilih menjaga ucapannya di depan Margaret. Selain itu, Viktor juga memperingatinya agar tak membuat masalah dengan Margaret karena membuat masalah dengannya sama saja ia menantang Kenneth.
"Selamat siang, ibu suri."
"Aku ingin meminta izin untuk membawa Archer. Viktor membeli perahu baru dan ia ingin mengajak Archer untuk mencobanya di danau istana." Ujarnya girang.
"Silahkan." Margaret mengizinkannya dengan mudah.
"Dengar itu ? Kita akan naik perahu !" Helena menciumi Archer terus menerus hingga anak tersebut tertawa lepas disana. Margaret hanya bisa menatapnya saja. Ia merasa lega saat Helena menjemput Archer karena ia sedang butuh waktu untuk sendirian.
***
"Dimana permaisuriku ?" Kenneth memicing saat ia tak mendapati Margaret di ruang kerja ratu.
"Yang Mulia Ratu ada di paviliunnya, Yang Mulia. Henrietta berkata bahwa ia jatuh sakit sehingga Savori mengurusnya di Monza sekarang." Ujar salah satu pelayan yang sedang membersihkan meja Margaret. Kenneth mengamati makanan - makanan yang berada disana. Nampaknya Margaret tak menyentuh makanan tersebut sama sekali.
Ia beralih menuju Monza, sesuai kata pelayan tadi. Benar saja, Margaret terbaring disana dengan wajah pucatnya. Kenneth spontan menghampirinya lalu menggenggam tangan perempuan tersebut.
"Sakit apa permaisuriku ?" Tanyanya pelan pada Savori yang berada di belakangnya.
"Yang Mulia Ratu hanya mengatakan sakit kepala. Ia menolak tabib dan ramuan yang akan diberikan kepadanya. Tadi Yang Mulia Ratu hanya meminta istirahat saja, Yang Mulia. Ia tak berkata apapun lagi setelahnya."
"Dia baik - baik saja saat di kamarku tadi." Kenneth menghela nafasnya sendiri.
"Yang Mulia ?"
"Ini aku, Margaret. Apa kau bisa mendengarku ?"
"Aku bisa." Margaret berusaha bangkit tetapi Kenneth mencegahnya.
"Berbaringlah, aku akan menemanimu disini. Dimana Archer ?"
"Ibu suri membawanya." Jawabnya. Nada bicara Margaret sangat lemah.
"Margaret, berhenti untuk berpikir. Kau perlu mengistirahatkan otakmu." Ujarnya lembut.
"Kalian keluarlah." Margaret melirik pada Savori dan Henrietta. Kedua wanita itu spontan mundur beberapa langkah kemudian meninggalkan Margaret dan Kenneth berdua.
"Yang Mulia, aku perlu bicara denganmu." Ia menggulung bibirnya sendiri disana. Sebenarnya Margaret bingung harus berkata apa di depan Kenneth saat ini.
"Apapun." Kenneth tak mendapat firasat apapun sebelum Margaret mengatakan sesuatu yang mengguncang pikirannya.
"Aku mengandung lagi, Yang Mulia. Aku hamil." Margaret penuh ketegaran saat mengatakannya padahal air matanya ingin runtuh saat itu juga.
"Apa ?" Kenneth menggeleng tak percaya.
"Permaisuri..."
"Aku lupa meminum ramuan yang biasa diberikan tabib padaku. Aku jarang meminumnya."
"Lalu mengapa kau tidak memberitahuku ? Setidaknya aku tidak akan keluar di dalam bila kau memang tidak meminum ramuanmu dengan teratur."
"Ini kesalahanku, Yang Mulia. Aku meminta maaf atas hal ini. Aku sangat ceroboh." Air matanya tumpah begitu saja. Ia menunduk sembari memeluk lututnya sendiri. Kenneth sudah akan membuka mulutnya lagi tetapi ia sadar ia tak ingin menambah pikiran Margaret. Perempuan itu mungkin sangat stress karena Kenneth tahu ia sedang mengalami banyak masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM DAYS - United Monarchy
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Summer (Jul 3rd, 2023) #1 on Warm (Nov 7th, 2022) #2 on Historical (Jan 29th, 2023) #2 on Historical Fiction (Jan 29th, 2023) #5 on Sejarah (June 7th, 2023) #5...