61

611 72 0
                                    

Semua pelayan dikumpulkan di tengah halaman besar. Posisinya sengaja dibuat melingkar karena ada sepuluh orang yang sedang diikat di tengah - tengah sana. Mereka berusaha tenang dan kondusif walaupun nyatanya mereka semua sedang gemetar. Ini masih terlalu pagi untuk memperlihatkan hukuman semengerikan ini.

"Kalian semua pasti tahu mengapa aku mengumpulkan kalian disini. Atas sidak cepat yang dilakukan semalam di wisma pelayan, aku menemukan bahwa ada kejahatan yang dilakukan di istana ini yang merugikan keluarga kerajaan yang tinggal di dalamnya."

Ketika Kenneth membuka suaranya, para pelayan saling berpandangan satu sama lain. Dari tatapan mereka, Kenneth tahu bahwa tak semua orang paham mengenai apa yang terjadi di wisma pelayan semalam. Ia sendiri pun tak tahu karena Cedric yang melakukan sidak tersebut. Kenneth sengaja tak ikut karena ia harus mengalihkan perhatian Margaret. Terkadang perempuan itu menjadi lunak ketika seseorang memohon - mohon kepadanya, sedangkan Kenneth tak ingin kesalahan komplotan pelayan itu dimaafkan begitu saja.

"Aku menemukan konspirasi besar di antara para pelayan yang saling bekerjasama untuk mencuri barang - barang istana, terutama hal pribadi yang menjadi milik permaisuri. Ada juga pelayan yang bersetubuh dengan prajurit penjaga. Serta, ada pelayan yang tak menjaga mulutnya dengan baik di istana."

Sedetik kemudian Kenneth melempar kepala Edith ke tengah - tengah halaman, tepat di depan sepuluh orang yang sedang diikat tersebut. Spontan semua pelayan memekik terkejut sembari menangis. Itu mungkin hal yang paling mengerikan yang pernah Kenneth lakukan pada pelayannya.

"Aturan pertama dalam istana, jaga mulutmu baik - baik. Aku bukan orang yang mudah berkompromi." Kenneth menekankan kata demi kata disana. Mereka spontan terdiam dengan air mata yang masih bercucuran.

"Kedua, jaga perilakumu dan lakukan pekerjaanmu dengan sungguh - sungguh. Aku tidak memberi makan para pencuri, apalagi para penggosip. Rumahku bukan untuk orang - orang yang pemalas. Kalian mengerti ?" Tandasnya lagi, membuat suasana semakin mencekam. Tak ada jawaban, hanya ada anggukan. Para pelayan yang melihat hal tersebut sibuk menundukkan kepala masing - masing, berbeda dengan kesepuluh pelayan yang sebentar lagi akan dihukum mereka tetap menangis, tetapi juga tak berani meminta ampunan dari Sang Raja.

Margaret sedang lewat bersama Elise dan Henrietta. Nampaknya hanya dua orang itu yang tak menyaksikan peristiwa dimana Kenneth melempar kepala Edith begitu saja layaknya sampah. Berbeda dari Elise yang nampak datar melihat semua itu. Henrietta menunduk, menghindari tatapan dengan siapapun. Ia nampak gemetar.

Para pelayan semakin menundukkan kepalanya saat Margaret menghampiri mereka. Tak ada ekspresi sama sekali dari wajahnya. Ia justru sibuk melihat wajah kesepuluh pelayan yang sedang diikat. Margaret benar - benar pemerhati yang baik.

"Yang Mulia, maafkan kami." Seorang wanita yang berada paling dekat dengan Margaret memberanikan diri membuka suaranya walaupun sangat pelan. Sayangnya, Margaret tak menggubris apapun yang ada disana. Ia memilih tidak peduli.

"Orang - orang Burrow." Komentarnya singkat. Sedetik kemudian ia beralih begitu saja, membuat mereka menangis karena satu - satunya harapan mereka telah hilang. Seiring dengan langkah Margaret yang menjauh, suara teriakan terdengar dari halaman tersebut. Mereka dicambuk dan semua pelayan harus melihatnya supaya mereka berpikir seribu kali sebelum membangkang. Kenneth pergi dari sana ketika pencambukan dimulai. Ia lebih tertarik mengikuti Margaret. Kenneth mengira bahwa perempuan itu masih tidur. Nyatanya ia sudah siap dengan atribut lengkap, entah apa yang akan ia lakukan sepagi ini.

***

Margaret sedang berdiri tenang di depan labirin ketika Kenneth sedang menemuinya. Perempuan itu melamun, entah apa yang ia lakukan disana. Kenneth menghampirinya, memeluknya dari belakang sembari mencium pipinya.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang