Margaret datang bersama Kenneth disana. Pandangan Kenneth segera jatuh pada lelaki berusia pertengahan 30 dengan postur tubuh gagah dan rambut bergelombang sebahu. Margaret tahu Kenneth sedang menilai penampilan Foster sehingga ia membiarkan lelaki itu untuk diam sesaat di tempat mereka berdiri disana.
"Yang Mulia." Foster cepat - cepat menundukkan badannya begitu ia berhasil melihat Margaret disana.
"Untuk apa kau datang sejauh ini ke Whitemouttier, Tuan Foster ?"
"Panglima Ansel mengutusku untuk melihat keadaanmu disini karena ia tak bisa mendapat kabar apapun darimu selama beberapa bulan ini. Kami semua hanya ingin memastikan bahwa kau baik - baik saja di Dakota, Yang Mulia."
"Aku baik - baik saja disini, duduklah." Baru saja Margaret mempersilahkannya untuk duduk, tetapi Foster segera membuka suaranya sehingga perhatian Margaret teralih.
"Apakah kau sehat, Yang Mulia ?"
"Tentu saja aku sehat, seperti yang kau lihat." Margaret mengernyit.
"Syukurlah. Kau tampak pucat, mungkin karena cuaca disini sangat dingin sehingga..."
"Kulitku terlihat terlalu putih bukan ?"
"Bukan itu maksudku, Yang Mulia. Aku meminta maaf atas ucapanku tadi." Foster cepat - cepat menunduk.
"Tak apa, Dakota memang jarang mendapat matahari." Timpalnya ringan. Margaret sama sekali tak tersinggung karena apa yang dikatakan Foster memang benar. Sementara itu Kenneth hanya diam memperhatikan lelaki tersebut. Ia tak tersenyum sama sekali, sama seperti hari - hari yang lalu.
"Bagaimana keadaan Goddam ?"
"Semua kacau, Yang Mulia."
"Aku telah mengirim surat pada Ansel. Mungkin kau terlanjur berangkat kemari sebelum surat itu sampai."
"Panglima Ansel memang menyuruhku untuk tetap berangkat apapun yang terjadi, baik kau mengirim balasan atau tidak, Yang Mulia. Aku datang membawa banyak hal untukmu." Foster mengeluarkan isi bungkusan hitam yang dibawanya.
"Bagaimana kau bisa membawa jurnal kerajaan kemari ?" Kenneth tak habis pikir saat benda sepenting itu berhasil diselundupkan keluar hingga menyebrangi kerajaan lain.
"Aku mendapatkannya dengan mudah dari Panglima Ansel, Yang Mulia. Semenjak Jansen sakit, ia acuh pada urusan kerajaan." Jawab Foster dengan sopan.
"Berikan padaku." Margaret meminta buku tersebut kemudian membacanya dengan baik.
"Apakah jurnal ini mencakup keadaan perekonomian di Goddam ?" Tanya Kenneth dengan tenang.
"Hanya gambaran kasarnya, Yang Mulia. Tetapi aku juga membawa jurnal rincian keuangan Goddam." Foster mengeluarkan satu buku lagi yang sangat krusial, membuat Kenneth melotot heran, bagaimana hal sepenting ini bisa dibawa keluar istana ?
"Sebenarnya siapa saja yang tahu konspirasi ini ?"
"Hampir semua dewan kerajaan tidak menyukainya, Yang Mulia. Bendahara kerajaan juga tidak menyukainya, tetapi anak buahnya menyukai Jansen karena Jansen sendiri kerap menyuapnya. Hanya ada sedikit golongan yang berada di kubu Jansen. Panglima Ansel akan menyingkirkan mereka dengan mudah."
"Lalu bagaimana dengan prajuritmu ? Apakah banyak dari mereka yang memihak Jansen ?" Kenneth sepertinya sangat ingin tahu detail keadaan Goddam sehingga ia menanyakan hal - hal krusial yang lain pada Foster.
"Sedikit, Yang Mulia. Bahkan aku telah mengamankan daerah perbatasan dan menyiapkan pasukan perang, barang kali Putri Margaret akan kembali ke Godrech sewaktu - waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM DAYS - United Monarchy
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Summer (Jul 3rd, 2023) #1 on Warm (Nov 7th, 2022) #2 on Historical (Jan 29th, 2023) #2 on Historical Fiction (Jan 29th, 2023) #5 on Sejarah (June 7th, 2023) #5...