63

657 76 0
                                    

Margaret sedang berdiri di tepi jendela ruang kerjanya saat Kenneth datang berkunjung. Lelaki itu sengaja mendatangi Margaret dalam diam lalu memeluknya dari belakang. Margaret hampir saja memekik. Namun ketika ia mengenali pelukan tersebut, yang tersisa hanyalah tawa lembut yang sangat dikagumi Kenneth.

"Apa yang sedang dilakukan permaisuriku disini ?" Godanya.

"Aku sedang memperhatikan salju yang turun rintik - rintik. Salju - salju ini mengingatkanku saat pertama kali bertemu denganmu di perayaan ulang tahunmu dulu. Aku tidak mengira kau akan menjadi lelaki yang paling penting dalam hidupku sekarang." Jawab Margaret dengan nada bicaranya yang lembut, membuat hati Kenneth sangat tenang mendengarnya.

"Kau tidak pernah berubah, Margaret. Kau masih tetap manis seperti saat pertama kali aku bertemu denganmu."

"Tadi aku kelepasan saat terlalu sibuk memandangimu, Yang Mulia. Ingat saat kau menegurku tadi ? Itu karena aku selalu ingin tersenyum dan tertawa ketika mengingat semua suka dan duka yang telah kita lalui. Semuanya terputar begitu saja di kepalaku ketika kau sibuk membicarakan rencana pembangunan istana dengan Panglima Cedric. Kau selalu serius tanpa senyuman sama sekali. Nyatanya, kau adalah orang yang sangat ditakuti oleh raja - raja di kerajaan lain. Lelaki yang sangat dingin, tak tersentuh, dan misterius ini nyatanya adalah suamiku, orang yang telah menghabiskan ribuan malam bersamaku." Tandasnya lugas. Kenneth terdiam sejenak sembari menatap Margaret lekat - lekat. Jemarinya tak henti - hentinya mengelus lembut perut perempuan tersebut yang kini benar - benar terlihat besar.

"Margaret, apakah aku sudah memberitahumu bahwa kau adalah orang yang paling ku sayangi di dunia ini ? Bila aku adalah sebuah benteng dingin, maka kau lah satu - satunya orang yang berada di dalamnya." Sedetik kemudian ia mengambil tangan Margaret, mengecupnya dalam - dalam tanpa melepas pandangannya dari Margaret. Perempuan tersebut tersipu malu. Setelah empat tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersama Kenneth, ia merasa masih dalam fase kasmaran yang sesungguhnya.

"Apakah aku adalah perempuan paling beruntung di dunia karena telah mendapatkan hati seorang Kenneth Days ?"

"Kau lebih daripada itu. Kau beruntung dengan caramu sendiri. Ketika aku pertama kali melihatmu, aku sudah tahu kau akan menjadi wanita yang namanya pasti dicatat oleh sejarah. Dan kini hal tersebut benar terjadi." Tandasnya. Margaret hanya tersenyum miring mendengarnya.

"Aku hanya berharap orang - orang tidak merasa iri melihatku. Bukan hanya ibu suri, tetapi siapapun itu. Aku melewati perjalanan sulit untuk sampai di titik ini. Kau sangat mengenalku, Ken. Kau tahu segalanya tentangku." Ujarnya mendalam. Margaret cepat - cepat mengalihkan pandangannya dari Kenneth dan fokus menatap ke luar jendela.

"Masa - masa berat telah berlalu. Kini kita harus fokus dengan apa yang ada di hadapan kita. Menjadi raja dan ratu adalah hal paling kompleks." Kenneth kembali memeluk Margaret dari belakang. Tak ada respon sama sekali dari Margaret. Semuanya mendadak hening untuk sesaat.

"Aku tidak menolak fakta bahwa aku mendapatkan kejayaan sebesar ini karena menikahimu, Ken. Mungkin aku terlihat munafik, tetapi aku tak menyangkalnya sama sekali. Aku banyak menolak lamaran - lamaran sebelumnya dengan dalih aku belum bisa menikah. Sebenarnya aku memang mengincar laki - laki yang bisa membantuku meraih kejayaan." Belum selesai Kenneth memproses ucapan Margaret, perempuan itu menoleh lebih dulu untuk menatapnya dalam - dalam.

"Tapi aku akan marah saat orang - orang berkata bahwa aku hanya mengandalkan wajahku untuk memikatmu. Aku juga sampai di titik ini juga bukan karena aku mendapatkannya secara gratis darimu. Benar, perempuan memang sangat disepelekan. Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh perempuan sebatang kara sepertiku ? Mungkin itu juga yang membuat Jansen terlena dan berpikir bahwa ia sudah menang. Namun ia salah. Laki - laki bisa menyepelekan keberadaan perempuan, kecuali aku." Margaret mengucapkannya penuh dengan keberanian. Kenneth hanya tersenyum disana. Sekali lagi ia mengakui bahwa Margaret adalah duplikatnya, penuh dengan ambisi.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang