4

834 99 1
                                    

Kenneth membaca satu per satu surat itu. Semuanya berisi mengenai keadaan di dalam istana Godrech. Goddam memang berantakan, setidaknya itu yang dipercayai Kenneth saat ini. Entah siapa antek - antek yang dimiliki Margaret disana, namun ia berhasil menulis berita - berita tersebut dengan baik. Ia meliput semua hal yang terjadi disana dengan detail.

"Ini memang tak ada hubungannya dengan Whitemouttier." Gumamnya pelan. Sudah dua hari Kenneth membaca surat - surat itu sehingga ia bisa menarik keputusan finalnya.

"Bagaimana, Yang Mulia ?"

"Ini tak ada hubungannya dengan Whitemouttier. Namun aku tetap akan memberikan sanksi kepada Margaret sekalipun ia menggunakan nama Margaret Court di surat ini. Tentu saja ia memasukkan nama Court disini. Ia bicara dengan Goddam. Kekuatannya terlihat bila ia menggunakan nama keluarga asalnya." Jawabnya ringan. Cedric hanya mengangguk disana.

"Bila itu tidak merugikan Whitemouttier, apakah Yang Mulia Ratu pantas diberi sanksi ?"

"Tidak merugikan Whitemouttier bukan berarti tidak merugikan keluarga, Panglima Cedric. Bila surat - surat ini bocor, maka orang - orang pasti mengira bahwa aku yang telah mencuci pikiran Margaret untuk melakukan konspirasi. Tentu saja reputasi nama Keluarga Days sedang dipertaruhkan. Aku akan memberinya sanksi supaya ia tak melakukan hal seperti ini lagi."

"Kau benar, Yang Mulia." Cedric tak berpikir sejauh itu. Harus ia akui bahwa Kenneth adalah seorang pemikir yang andal.

"Keluarkan Rowena dari penjara. Bawa ia ke Badan Keuangan Kerajaan. Ambil semua uang yang ia letakkan disana. Aku akan mengembalikannya pada Margaret."

"Rumahnya, Yang Mulia ?" Cedric memastikan satu hal lagi. Kenneth menoleh. Ia berpikir sejenak.

"Aku akan bertanya pada Margaret nanti."

"Sayang sekali bila dijual, Yang Mulia. Rumah tersebut sangat asri walaupun sangat jauh dari keramaian. Tapi ku rasa kau akan menyukainya."

"Kau mengatakannya seolah kau adalah seorang makelar rumah." 

Sedetik kemudian Cedric tertawa disana. Wajah lelaki itu memang datar, namun itulah yang membuat Kenneth terlihat lucu. Selera humornya berbeda dari orang lain.

"Aku serius, Yang Mulia. Aku sudah pernah kesana."

"Apakah lebih bagus dari rumah ayahku ?"

"Lebih bagus lagi." Cedric mengira - ngiranya sendiri.

"Secara bangunan, lebih luas rumah Yang Mulia Domethians. Namun secara lahan, lebih luas rumah Yang Mulia Ratu. Disana terdapat taman yang sangat luas dengan danau di belakangnya. Aku yakin harganya sangat mahal mengingat disana terdapat jalan khusus untuk mengarah ke rumah tersebut. Itu sebabnya aku tak percaya Rowena bisa membeli rumah semewah itu, di Dakota pula."

Tak ada pembicaraan apapun setelahnya. Mereka sibuk mengevaluasi berkas - berkas mengenai Wayland Pendant. Kenneth kembali ingat akan masalah dengan kaum Dahn yang tak kunjung selesai. Rasanya otaknya akan pecah sebentar lagi sehingga ia tiba - tiba meletakkan penanya begitu saja. Cedric menoleh, melihat apa yang dilakukan Kenneth sekarang.

"Aku sangat penat." Ia bangkit dari kursinya kemudian beranjak keluar.

"Apakah kau butuh sesuatu, Yang Mulia ?"

"Tidak. Aku ingin menemui Margaret sekarang." Lelaki itu pergi begitu saja.

***

Margaret sedang melipat selimutnya saat Kenneth tiba - tiba datang tanpa suara. Ia menoleh. Margaret sama sekali tak menyiapkan apapun karena ia tak tahu bahwa Kenneth akan datang. Jangankan suguhan, perempuan itu bahkan hanya mengenakan gaun tidurnya saat ini. Ia berpikir ia tak akan keluar kemanapun sehingga ia memakai baju longgar setelah mandi.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang