37

551 71 0
                                    

Penyambutan pemerintahan baru akan digelar pagi itu di istana. Semua petinggi istana dan panglima wilayah berkumpul menjadi satu di aula istana Godwhite. Seharusnya itu menjadi momen yang membahagiakan, tetapi nyatanya suasana tampak dingin disana. Beberapa orang yang terkenal ramah menurut Margaret justru menundukkan badannya tanpa melirik mereka sama sekali. Ya, Kenneth dan Margaret sedang berjalan beriringan menuju singgasana. Beberapa orang sesekali mencuri lihat pada bendera Whitemouttier yang tergantung besar di beberapa titik. Sepertinya hal ini yang mendasari perubahan suasana dalam istana ini.

Orang - orang mengatur formasi berbaris secara teratur. Kenneth mengernyit, pasalnya tak ada hal seperti ini di Whitemouttier. Margaret tahu bahwa suaminya tersebut sedang bingung sehingga ia cepat - cepat membisikkan sesuatu padanya.

"Ini adalah tradisi dimana setiap jajaran petinggi akan mencium tangan raja dan ratu saat pergantian takhta."

"Aku tak mau disentuh sembarang orang, Margaret." Lelaki itu menoleh dengan cepat, tatapannya begitu tajam sehingga membuat seseorang yang maju pertama kali merasa kebingungan karena Kenneth tak kunjung memberikan tangannya.

"Yang Mulia..." Margaret merasa sangat canggung sekarang.

"Berikan saja tanganmu. Kau ratunya." Sahutnya cepat. Margaret tak dapat berkata apa - apa lagi sehingga ia menuruti kemauan lelaki tersebut.

"Yang Mulia, boleh aku bertanya ?"

"Ya ?" Perempuan itu tampak tenang supaya suasana tak semakin tegang.

"Dimana mahkota raja sekarang ? Mengapa Yang Mulia Raja tidak memakai mahkotanya ?" Tanyanya hati - hati tetapi masih dapat di dengar Kenneth.

"Kau mau aku memakainya ? Apa kau tahu apa itu sistem perserikatan ? Kau tak punya raja disini. Kau hanya punya ratu dan itu adalah Margaret. Tetapi ratumu punya raja, yaitu aku. Apa yang terjadi di kerajaan ini akan ia pertanggungjawabkan kepadaku."

Sejenak, semuanya hening. Bagi Margaret maupun Cedric, Kenneth biasa saja. Namun bagi para petinggi istana, Kenneth terdengar seperti sedang marah. Padahal perangai lelaki tersebut memang seperti itu.

"Terima kasih atas penjelasannya, Yang Mulia. Mohon maaf bila aku salah menilai." Pria tersebut cepat - cepat meminta maaf sebelum terjadi sesuatu yang buruk. Orang selanjutnya maju lalu mencium tangan Margaret sembari mengucapkan pujian - pujian. Antreannya sangat banyak hingga membuat Kenneth bosan disana.

"Apakah masih lana ?" Tanyanya sembari berbisik pada Cedric yang mendekat karena Kenneth baru saja memberinya kode.

"Sepertinya demikian, Yang Mulia. Masih banyak sekali orang yang mengantre di luar."

"Ya Tuhan." Suara Kenneth pelan tetapi sayangnya hal tersebut memecah kesenyapan yang ada disana. Semua orang spontan menunduk saat Kenneth membuka mulutnya.

"Ada apa ?" Ia menatap Margaret yang sejak tadi meliriknya terus menerus. Untuk beberapa saat, antrean dihentikan.

"Mereka takut padamu, Yang Mulia. Bisakah kau memasang wajah yang lebih hangat ? Sedikit saja, supaya mereka tidak canggung." Ujarnya hati - hati.

"Wajahku memang seperti ini, lalu aku harus bagaimana ?" Kenneth yang semula tenang justru terdengar kesal saat Margaret berkata demikian.

"Senyumlah, bagaimana ?" Margaret mencoba mencontohkannya walaupun hanya sekilas. Namun di luar ekspetasinya, Kenneth justru menatapnya datar dengan tatapan tajamnya.

"Baiklah, senyum bukanlah salah satu kewajiban di Whitemouttier." Sahutnya cepat sebelum Kenneth marah padanya. Margaret kembali pada posisi awalnya kemudian antrean di buka kembali, tak mempedulikan wajah Kenneth yang dingin. Perempuan itu tak ambil pusing karena lelaki itu benar. Wajahnya memang seperti itu, lalu mau apa lagi ? Ya, hanya karena Kenneth, seluruh tamu yang berjumlah 200 orang tersebut menjadi tegang seketika. Kenneth memang seperti magnet. Auranya yang begitu dingin membuat siapapun tunduk kepadanya, entah secara sukarela maupun terpaksa. Yang jelas, semua orang mengakui bahwa Kenneth adalah raja mereka sekalipun Kenneth tak pernah memintanya.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang