39

474 55 0
                                    

*rajah = tato

Margaret dan Kenneth terus menyusuri pasar dan menemukan bahwa kondisi jual beli disana masih tergolong lancar dan kondusif. Kenneth sedang bicara dengan Cedric mengenai surat yang dikirim Viktor saat Margaret masuk ke dalam gubuk yang berukuran tak terlalu besar. Ia menoleh ke sekelilingnya. Hanya ada seorang wanita dengan beberapa alat di depannya saat ini.

"Ada yang bisa ku bantu, nona ?" Tanyanya sopan.

"Kau tukang rajah* ?"

"Benar sekali. Kau mau aku merajah tubuhmu ? Dapat berupa tulisan maupun gambaran." Tawarnya.

"Aku ingin merajah pergelangan tanganku. Berupa tulisan, bagian ini." Margaret menunjukkan pergelangan tangannya yang sebelah kiri. Lebih tepatnya, pergelangan tangan yang dekat dengan nadinya.

"Baiklah, kau mau aku menulis apa ?" Wanita paruh baya itu segera menyiapkan alat - alatnya saat Margaret berkata demikian.

"Kenneth. K E N N E T H, seperti itu. Tolong gunakan alat - alat yang baru. Aku akan mengganti biayanya juga." Margaret mengejanya dengan lengkap sehingga tak terjadi salah penulisan disana.

"Alat baru, baiklah." Ia menyiapkan ulang alat - alatnya sembari memperhatikan tangan Margaret yang masih terjulur di atas meja.

"Kulitmu halus sekali. Beritahu aku rahasianya."

"Tak ada. Aku hanya mandi susu setiap hari dengan beberapa bunga khusus. Selebihnya aku memakai minyak zaitun."

"Kau pasti orang kaya." Komentarnya singkat kemudian mulai merajah tangan Margaret.

Sementara itu, Kenneth panik saat tak menemukan Margaret di sekitarnya. Ia melangkah ke beberapa arah bersama Cedric, tetapi mereka tak kunjung bisa menemukan Margaret. Karena mereka sendiri takut tersesat dalam pasar yang besar itu, Cedric memerintahkan orang - orangnya untuk berpencar mencari Margaret. Tentu saja kekhawatiran utama Kenneth adalah Margaret diculik, mengingat Godrech sedang bergejolak dengan keputusan istana.

***

Margaret sangat puas dengan hasil rajah yang dilakukan wanita paruh baya itu sehingga ia memberikan uang lebih kepadanya. Sebenarnya itu adalah uang Kenneth yang tertinggal di keranjang kue sehingga Margaret mengambilnya. Uang Kenneth memang sangat banyak.

Ia keluar dengan tenang layaknya tak terjadi apapun padahal seluruh prajurit sedang mencarinya sekarang. Margaret tetap berjalan lurus menuju tempat terakhir kali ia meninggalkan Kenneth bersama Cedric. Perempuan itu bahkan masih sempat bersenandung kecil dengan bahagia, tak melihat tatapan kekesalan Kenneth disana.

"Darimana saja kau ? Sudah ku bilang untuk tak pergi kemanapun tanpa memberitahuku, Margaret. Aku bahkan menyuruh Cedric memencar pasukan kita untuk mencarimu !" Kenneth memarahinya walaupun suaranya sangat pelan. Cedric beranjak menjauh karena pembicaraan tersebut merupakan privasi mereka.

"Lihat ini." Margaret mengulurkan tangannya dengan senang, tak menghiraukan kemarahan Kenneth barusan.

"Apa ini rajah ?" Kenneth memastikannya.

"Iya, aku baru saja merajah tanganku. Bagus sekali bukan ? Ayo, pergi dari sini." Ia menggandeng Kenneth yang masih terpaku disana karena namanya lah yang diukir Margaret pada tangannya. Cedric dapat menangkap tatapan bahagia Kenneth dalam diamnya walaupun ia tak tahu apa penyebabnya. Padahal tadi lelaki itu baru saja marah - marah.

***

"Margaret, bangunlah. Kita sudah sampai." Kenneth berbisik saat kereta kuda mereka telah berhenti. Margaret yang sejak tadi bersandar pada bahu Kenneth terpaksa menegakkan tubuhnya kembali dengan malas. Kenneth sudah terlebih dulu keluar agar ia dapat membantu Margaret turun dari kereta.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang